Teknik Wawancara (Fenny Hartono)

Awalnya saya berpikir melakukan wawancara itu sekedar tanya jawab saja seperti kalau kita berbicara atau curhat sama teman, ternyata itu berbeda. Wawancara disini lebih kepada cara untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang seseorang jadi bukan sekedar tanya jawab biasa yang tidak ada manfaatnya.

Dalam wawancara pun ternyata terdapat bias, yaitu:

1. Hallo effect: merupakan kecenderungan pewawancara untuk mengembangkan kesan umum tentang seseorang dan kemudian menyimpulkan hal-hal lain berdasarkan impresi atau kesan tersebut.
2. Confirmatory bias: merupakan kecenderungan pewawancara untuk membuat kesimpulan dan mengarahkan wawancara untuk mendapatkan informasi yang membenarkan kesimpulannya sendiri.
3.  Primacy effect: merupakan sebuah karakteristik luar biasa yang dimiliki oleh orang yang diwawancarai yang dapat membuat pewawancara menilai karakteristik-karakteristik lainnya berkaitan dengan karakteristik luar biasa tersebut, padahal belum tentu demikian.

Dari ketiga bias di atas saya sudah familiar dengan hallo effect karena di mata kuliah PU 2 dan PIO sudah pernah dijelaskan sebelumnya,.

Selain bias dalam teknik wawancara juga kita memiliki kode etik jadi kita tidak sekedar tanya jawab seperti dalam kehidupan sehari-hari. kita harus sopan, harus mendengarkan dengan baik, tidak sibuk sendiri, tidak emosional, tidak memaksakan kehendak kita pada orang lain, dll.

Kita juga harus melihat budaya dari orang yang kita wawancara agar tidak terjadi salah paham atau tidak menyinggung orang yang kita wawancara. Sebelum mengikuti mata kuliah teknik wawancara sepertinya saya tidak pernah memikirkan bahwa budaya juga penting dalam mewawancara seseorang, saya hanya berpikir bahwa saat wawancara yang jelas kita harus sopan dan harus melihat situasi dan kondisi.

Baru dua kali pertemuan saja saya sudah mendapat begitu banyak pengetahuan baru, saya tidak bisa membayangkan berapa banyak ilmu dan pengetahuan yang akan saya dapat selama satu semester ini ya

5 September 2012