Minggu, 02 September 2012

Second Meeting on Women Psychology Class (Sylvia Kristiani)


   Saat mendengarkan penjelasan Ibu Henny mengenai bagaimana manusia dapat terbentuk, mulai dari sperma yang bertemu dengan ovum sampai manusia mengalami masa-masa tua, saya menyadari bahwa Tuhan begitu besar. Untuk dapat menghasilkan satu orang manusia tidaklah mudah, begitu banyak tahap-tahap dan proses-proses yang harus dilalui, terutama bagi anak laki-laki yang membutuhkan masa-masa tertentu untuk dapat “tercipta” dan anak laki-laki yang begitu rentan, bahkan saat berada di dalam kandungan.
Saat itu, saya juga menyadari mungkin hal tersebut yang menyebabkan mengapa adik laki-laki saya lebih sering mengalami sakit daripada saya, seperti pusing, demam, atau penyakit-penyakit kecil lainnya. Awalnya saya berpikir bahwa anak laki-laki hanya rentan saat berada di dalam kandungan sehingga saya berpikir bahwa seharusnya ia mempunyai fisik yang lebih kuat dari saya, tetapi setelah mendengarkan penjelasan kemarin saya mengerti mengapa hal tersebut terjadi.
Mungkin sifat laki-laki yang lebih rentan terhadap penyakit juga yang menyebabkan mengapa pada masa tua, wanita lebih banyak mengalami kematian suaminya daripada suami yang mengalami kematian istrinya. Saat ingin mencari subyek laki-laki yang istrinya meninggal untuk sebuah tugas, saya cukup sulit menemukannya. Ketika saya bertanya pada setiap teman, keluarga, atau kenalan yang saya miliki mengenai laki-laki yang istrinya meninggal, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa kenalan yang mereka miliki adalah wanita yang suaminya meninggal. Cukup sulit untuk menemukan subyek tersebut,  walaupun pada akhirnya saya dapat menemukannya.
Di pertemuan kemarin, Ibu Henny juga menjelaskan bahwa perempuan akan memiliki self-esteem yang tinggi jika memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya. Mereka akan senang jika memiliki teman dan terkenal dalam kelompoknya. Dari hal tersebut, saya menjadi teringat akan banyaknya kekerasan dan penganiayaan yang terjadi di beberapa sekolah yang dilakukan oleh siswa perempuan. Mungkin kekerasan itu terjadi karena mereka ingin merasa hebat sehingga dapat diterima oleh kelompoknya. Mereka ingin agar semua orang memandang mereka. Dengan begitu, mereka akan memiliki high self-esteem.

1 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar