Wanita memiliki pilihan. Menjadi ibu
merupakan salah satu pilihan bagi wanita. Di hari ibu beberapa tahun
yang lalu, saya menonton tv yang sedang menampilkan wawancara dengan seorang penulis wanita yang juga seorang feminis. Ia memilih untuk tidak
menikah dan juga tidak memiliki anak. Pada wawancara itu ia
mengatakan bahwa setiap manusia memiliki peran dan tugas masing-masing, ada
yang bertugas melahirkan dan berperan menjadi ibu. Ia memilih
untuk menjadi wanita yang bertugas untuk mengurangi jumlah penduduk Indonesia, maka dengan alasan tersebut ia memilih untuk tidak memiliki anak. Menurut saya itu sah-sah saja, karena pilihan tersebut merupakan hak
pribadi dari seorang wanita, asalkan selama pilihan tersebut tidak merugikan
siapapun.
Saya pikir hal ini jauh lebih baik ketimbang
mengaborsi dengan alasan yang kurang berhati nurani seperti yang dipilih oleh
beberapa feminis radikal. Mereka memilih untuk
mengaborsi bayi mereka karena pandangan mereka bahwa pada saat hamil sang jabang bayi mengambil nutrisi dari sang ibu yang akhirnya
merugikan ibu tersebut. Mengaborsi berarti
membunuh suatu kehidupan yang telah diberikan Tuhan di dalam rahim
seorang wanita. Seorang wanita yang telah diberi karunia
untuk mengandung berarti telah dipercaya Tuhan untuk dititipkan suatu
kehidupan. Alangkah terpujinya jika wanita tersebut menjaga titipan tuhan
karena banyak wanita lain di luar sana yang bersedia melakukan apapun untuk
diberi anugerah seorang anak.
6 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar