Minggu, 09 September 2012

Perempuan, Selamanya tetap Perempuan (Kusbandiyah Chandrawati)


Ibu... Saat mendengar kata tersebut tentunya hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah seorang perempuan. Seorang perempuan yang telah mengandung selama kurang lebih 9 bulan. Ia melahirkan dan merawat anaknya hingga menjadi seseorang. Ibu, sebagai seorang yang mengandung, melahirkan, dan menyusui tentunya adalah peran yang tidak dapat digantikan oleh laki-laki. Hal tersebut telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan. Suatu kelebihan yang tentunya sangat mulia dalam kehidupan ini. Manusia ada karena tentunya ada seorang perempuan yang telah melahirkan mereka.
     Dalam kehidupan ini, tentunya banyak pilihan bagi manusia untuk menjalankan hidupnya dan seharusnya mereka hidup sesuai dengan kodratnya. Namun kenyataannya banyak perempuan yang tidak ingin menjalankan kodratnya sebagai perempuan. Banyak dari mereka yang merasa bahwa mengandung dan melahirkan adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidup mereka. Berbagai macam alasan akan hal tersebut pun semakin marak terdengar, seperti akan merusak kesehatan mereka, akan merusak bentuk tubuh mereka dan akan menjadi repot dengan kehamilan serta kelahiran anak mereka nantinya.
     Oleh karena itu, semakin banyaklah terdengar kasus-kasus aborsi maupun pembuangan anak. Menurut saya, hal itu sangat memilukan. Banyak pasangan yang mati-matian melakukan berbagai cara bahkan dengan menangis setiap hari meminta kepada Tuhan karena belum dapat menghasilkan keturunan. Tetapi sebaliknya banyak juga orang yang tanpa perasaan dengan mudah membunuh dan membuang anaknya. Membunuh anaknya seperti pada kasus aborsi, hanya dengan alasan yang tidak masuk akal bahwa mereka hamil di luar nikah. Padahal jika memang belum siap menjadi ibu, kenapa harus mencoba-coba dengan melakukan seks di luar nikah? Segala sesuatu tentu ada waktunya dan suatu saat jika mereka sabar, tentu mereka akan merasakan kebahagiaan yang seutuhnya. Kenapa harus terbawa oleh nafsu yang seharusnya dapat dikendalikan?
     Selain itu bahkan yang lebih parah lagi ketika ada ibu yang tega membuang anaknya yang baru saja ia lahirkan ke tempat sampah dengan alasan bayi tersebut tidak diinginkan. Rasanya sangat tidak adil bagi anak tersebut yang bahkan tidak mempunyai dosa apapun pada ibunya. Mereka membuang anaknya sendiri semudah membuang sampah yang sudah tidak terpakai. Seperti habis manis sepah dibuang. Kenapa harus ada orang yang kejam seperti itu?
Padahal yang mereka buang adalah anaknya sendiri. Segala hal tentu dapat dibohongi, bahkan mengaku bahwa mereka tidak mengenal anak tersebut. Tetapi darah tidak dapat bohong, dalam tubuh anak itu telah terkandung darah dan daging orang yang telah membuatnya ada di dunia ini. Jika tidak menginginkan mereka ada, kenapa harus membuatnya?
     Hidup ini sudah sulit, jangan dipersulit lagi dengan melakukan berbagai kesalahan yang bodoh. Ingat, penyesalan selalu datang belakangan, saat menyesal semua tentu sudah tidak ada gunanya lagi. Buatlah hidup kita jauh lebih berguna, jangan sampai ada penyesalan pada akhirnya. Syukuri saja apa yang telah kita miliki, walaupun seberat apapun juga. Perempuan selamanya akan menjadi perempuan meski mereka tidak menginginkannya. Namun coba lihat sisi baiknya, perempuan memiliki kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh kaum lelaki. Jadi, jangan sia-siakan kelebihan itu, buatlah kelebihan tersebut menjadi berkah yang tak ternilai harganya.

9 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar