Minggu, 09 September 2012

Boy VS Girl ?? (Tiara Mareta)


     Saat kuliah 2 minggu lalu di mata kuliah Psikologi Perempuan yang diisi oleh salah satu dosen favorit saya, beliau sedang menjelaskan tentang perkembangan pada perempuan dan laki-laki. Saya agak tercenung sejenak ketika beliau mengemukakan sesuatu. Apa itu? Kalau saya tidak salah ingat, beliau berkata “banyak orangtua yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan anak laki-laki.”
     Mengapa kata-kata tersebut membuat saya tercenung? Ya, setelah saya pikir-pikir, benar juga apa yang dikatakan oleh dosen saya. Di sekitar tempat tinggal saya, banyak sekali orangtua atau keluarga yang mempunyai prinsip bahwa mereka harus memiliki anak laki-laki, padahal kebanyakan dari mereka sudah memiliki dua atau bahkan lebih anak perempuan. Apa yang membuat mereka berpikiran seperti itu? Menurut saya, hal ini bermula dari tradisi di negara kita yang sudah melekat begitu kuat, yaitu bahwa anak laki-laki lah yang membawa nama marga keluarga (kita semua pasti sudah tahu tradisi budaya dari mana ini), ada pula yang berpikiran bahwa anak laki-laki dibesarkan untuk membantu orangtua, kelak diharapkan ketika sudah dewasa, anak laki-laki ini dapat bekerja untuk menggantikan orangtuanya.
     Tradisi yang terakhir ini biasanya terjadi di pedesaan di mana kebanyakan dari keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga, ketika mereka melahirkan seorang putra, mereka akan membesarkannya dengan penuh kasih sayang serta harapan bahwa ketika putranya besar nanti, ia dapat menggantikan orangtuanya bekerja di sawah atau bahkan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Sedangkan apabila mereka melahirkan seorang putri, mereka bukannya tidak mengharapkan kehadirannya, hanya saja perlakuan terhadap anak perempuan lebih berbeda.
     Mengapa berbeda? Karena mereka berpikiran bahwa anak perempuan sudah dibesarkan dengan baik dan penuh kasih sayang toh nantinya akan dibawa oleh suaminya keluar rumah. Jadi anak perempuan hanya dianggap menghabiskan beras rumah, tidak bisa membantu orangtuanya di sawah. Padahal, sebenarnya dengan potensi yang kita miliki, apapun jenis kelamin kita, baik itu laki-laki ataupun perempuan kita bisa menjadi mandiri dan membantu orangtua dengan bekerja sesuai kemampuan yang kita miliki.
     Jadi, kepada para orangtua yang sedang hamil, bersyukurlah dengan apapun jenis kelamin yang telah diberikan oleh Tuhan. Besarkanlah putra-putri kita setulus hati serta penuh kasih sayang. Kelak, mereka akan membalas kasih sayang kita yang tulus dengan sesuatu yang lebih berharga.. ^_^

7 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar