Minggu, 09 September 2012

I Love You, Mom..(Tiara Mareta)


    Pada perkuliahan psikologi Perempuan minggu lalu, membahas tentang Feminisme, namun feminisme yang dibahas lebih ke arah Feminisme Radikal. Ketika sampai di penghujung perkuliahan, dosen saya tercinta memberikan sedikit “hitung-hitungan” mengenai “gaji” seorang Ibu. Saat itu saya langsung terkenang kepada mama saya yang ada dirumah.
     Mama saya saat ini sedang mengalami musibah, yaitu terserang penyakit stroke. Di usianya yang masih tergolong muda, mama sudah menderita kelumpuhan di sebagian badannya yaitu di sebelah kiri bagian tangan dan kakinya. Tangan dan kaki bagian kirinya tidak bisa digerakkan secara maksimal. Dulu saat baru pertama kali terserang, beliau bahkan tidak dapat duduk, hanya berbaring saja. Jadi, sudah hampir 6 bulan ini, saya, adik saya, dan papa mengurus mama saya.
     Syukurlah sekarang mama sudah dapat berjalan kembali, walaupun masih belum selancar seperti dulu. Mama juga belum diperbolehkan mengurus rumah dan sebagainya. Saya bergantian dengan adik dan papa saya dalam mengurus mama. Kebetulan saya hari selasa dan kamis tidak ada perkuliahan sehingga saya dapat menemani dan mengurus mama saya, mulai dari memasak, memandikannya, memberikan obat, dan juga mengurus rumah. Disini saya dapat merasakan beban yang saat dulu mama saya rasakan, mulai dari berpikir untuk memasak apa untuk hari esok?,mengurus rumah yang berantakan, mengurus papa juga.
     Dulu saya sama sekali tidak memasak, sekarang saya sudah lumayan bisa memasak, kemudian saya menyiapkan makanannya. Saya juga yang memandikan mama saya ketika saya tidak ada kuliah, saya memasakkan air panas dengan campuran 7 batang serai didalamnya, memakaikan bajunya, kemudian mama juga minum obat sehari 3 kali. Obatnya bermacam-macam, ada yang obat dari dokter, ada obat ginseng, serta juga ada obat dari sinshe. Mama juga setiap hari pagi dan sore terapi, pagi terapi akupuntur, dan sore terapi ke dokter.
     Seringkali saat saya sedang mengurus mama, biasanya saat saya sedang memandikan dan memakaikan baju untuk mama, beliau menangis. Beliau berkata “Ra, maafin mama ya, kamu jadi repot mengurus mama. Harusnya kamu seneng-seneng sama temen kamu, kamu malah harus udah pulang kerumah dan ngurusin mama, mandiin, masakin mama. Sampai kapan mama harus ngerepotin kamu begini? Maafin mama ya, Ra” mama berkata seperti itu sambil menangis. Saya dengan air mata berlinang berkata “ Ma, jangan pernah meminta maaf untuk hal ini,Ma. Ini udah menjadi kewajiban Era (panggilan saya dirumah) untuk mengurusin mama. Inilah saatnya Era untuk berbakti sama mama, untuk membalas kebaikan mama walaupun gak sebanding dengan apa yang udah mama lakukan buat era. Era sayang sama mama dan era gak pernah merasa direpotin sama mama.”
     Saat ini, memang mungkin kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk saya membalas semua kebaikan dan ketulusan yang telah mama berikan bagi saya walaupun saya yakin ini sangatlah tidak sebanding dengan apa yang telah mama lakukan kepada saya dari saya masih kecil hingga sekarang. Melalui tulisan ini, saya hanya ingin berkata “ I, me, myself..love you,Mom.. Era sayang sama mama.. Cepat sembuh, Mam.. Love you more than anything in the world..”

9 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar