Minggu, 09 September 2012

ibu rumah tangga? why not? (Dionisius Silvester Ferdi Weros)



Menurut pandangan saya akhir-akhir ini terjadi fenomena yaitu kurang dihargainya ibu rumah tangga. pada saat ini. Seiring bertambahnya harga-harga sembako memang menuntut wanita untuk menjadi seorang pekerja kantoran untuk meningkatkan finansial keluarganya. Hal ini menyebabkan kadang-kadang ibu rumah tangga dianggap "malas" karena tidak meningkatkan finansial keluarga sama sekali. Padahal, mereka tetap memiliki peran vital bagi keluarganya.

Hal ini merupakan sebuah ironi ketika kita lihat pada zaman dahulu kala wanita akan dianggap membangkang suami ketika bekerja. Sekarang, saat wanita ingin kembali ke "peran lamanya", banyak sekali orang yang menganggap rendah profesi ibu rumah tangga.

Saya sering kali melihat bahwa banyak sekali feminis *cukup banyak aliran* khususnya di Amerika Serikat yang menganggap bahwa ibu rumah tangga merupakan profesi yang hina karena mereka menganggap bahwa memiliki pekerjaan kantor merupakan simbol kemandirian wanita. Mereka mengkritik habis-habisan wanita yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.

Akan tetapi, bagi saya ibu rumah tangga juga dapat menjadi simbol kemandirian wanita. Mengapa? Karena kehadiran ibu rumah tangga tentu keluarga dapat menghemat banyak biaya, misalnya biaya pembantu rumah tangga yang akhir-akhir ini juga semakin meningkat. Selain itu, keberadaan ibu di rumah menyebabkan perkembangan anak juga benar-benar diawasi dengan baik selain itu sang ibu akan semakin dekat dengan anak-anaknya.

Namun, tetap kita harus realistis pada situasi zaman ini, ketika memang finansial keluarga kritis dibutuhkan keluarga dual-income yaitu keluarga yang suami istrinya sama-sama bekerja. Akan tetapi, kita juga harus bersyukur karena keberadaan Internet banyak sekali variasi pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah, misalnya menjual barang dagang melalui online shop.

Kemajuan zaman ini membuat profesi ibu rumah tangga menjadi sebuah profesi yang tidak dapat dianggap enteng. Ibu rumah tangga tetap mampu untuk menghasilkan uang dari rumah dan mengurus anak-anaknya, bahkan menghemat banyak sekali pengeluaran rumah tangga. Suatu keuntungan yang besar bagi suami yang mendapatkan istri seperti itu.

Jadi, kesimpulannya ibu rumah tangga? Why not?


9 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar