Sabtu, 08 September 2012

Job & Family, Which is The First? (Aurelia Felicia)


 Zaman sekarang, banyak sekali wanita yang bekerja setelah menyelesaikan pendidikan. Entah itu bekerja di perkantoran atau membuka usaha sendiri. Banyak wanita yang sudah berhasil dan meraih kesuksesan. Namun, apakah mereka juga sukses sebagai ibu dalam keluarganya bagi mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak? Jawabannya pasti ada yang bisa dan tidak. Ada penelitian yang mengatakan bahwa kebanyakan wanita pekerja mengalami konflik peran. 

   Kita semua sudah tahu bahwa bekerja itu tidak mudah. Maka dari itu, kelelahan bekerja pasti selalu dirasakan dan hal itu menimbulkan kemarahan, stres, dan menurunkan kondisi fisik pada tubuh. Wanita berkeluarga sambil bekerja yang mengalami hal tersebut dapat dikatakan sebagai role overload. Untuk menghadapi hal tersebut, tidaklah mungkin dihadapi sendiri. Pasti diperlukannya dukungan dari lingkungan terutama keluarga. Kondisi fisik dan mental harus dijaga. Wanita yang memiliki peran ganda pun harus dapat membagi waktu untuk keluarga. Apalagi ada anggapan bahwa sebagai ibu, wanita harus mengabdi untuk mengurus keluarga. Ada pula pandangan-pandangan mengenai apa yang seharusnya dilakukan sebagai ibu. Pandangan-pandangan itu disebut motherhood mystique. Seperti halnya ibu saya, beliau tetap menjalankan tugas sebagai ibu walau siang harinya membuka toko. Setiap hari beliau merasa lelah dan sampai merasa sakit, namun beliau tetap melakukan pekerjaan seperti menyapu, mencuci baju, memasak, dan menyetrika. Akan tetapi, ayah saya selalu membantu ibu saya dan merawat ibu ketika sakit. Walau lelah, senang sekali rasanya jika ada orang yang mendukung selalu.  

    Pekerjaan yang banyak dan menyita waktu tersebut harus dibagi untuk beristirahat dan mengurus keluarga. Maka dari itu, semua wanita perlu mendapat gizi cukup, menjaga kebersihan, istirahat cukup, dan berolahraga.


8 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar