Minggu, 16 September 2012

What Beauty Is? (Claudia Deini Irawan)


What beauty is? Pertanyaan tersebut seringkali kita dengar dan jawaban dari masing-masing individu pada umumnya berbeda. Persepsi mengenai kecantikan sendiri terletak terhadap sudut pandang atau perspektif dari masing-masing individu. Namun dewasa ini, pada kaum perempuan, cantik sering kali memiliki kaitan yang erat dengan bentuk tubuh yang ideal (malahan cenderung kurus), hidung mancung, kulit putih, kaki jenjang, dan rambut panjang yang terurai. Kembali lagi, bahwa tiap-tiap orang memiliki pandangan yang berbeda akan hal tersebut, namun tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal-hal tersebut diataslah yang menjadi tolak ukur kecantikan atas diri seorang wanita. Maka sudah menjadi tidak mengherankan lagi bahwa dewasa ini kasus-kasus mengenai diet yang salah, operasi plastik, dan berbagai macam tindakan-tindakan yang "dipercaya" dapat membuat seorang wanita menjadi lebih cantik lagi.

Bulimia nervosa contohnya. Seseorang ingin menikmati makanan-makanan yang memiliki cita rasa yang lezat tanpa batas, namun tidak ingin agar kandungan-kandungan yang terdapat didalam makanan-makanan tersebut terserap oleh tubuh dan menjadikannya gemuk, sehingga dirinya memuntahkan kembali makanan yang telah dimakannya. Hal tersebut jika dilakukan terus menerus akan membawa dampang yang buruk baik secara fisik maupun psikologis dari orang tersebut. Tren lain dalam mengubah penampilan agar menjadi semakin cantik adalah dengan cara operasi plastik. Teknik ini telah digunakan secara luas oleh berbagai macam kalangan baik pria maupun wanita yang ingin mengubah bentuk wajah mereka agar terlihat seperti yang mereka inginkan. Namun kira-kira apa yang membuat mereka melakukan atau berani mengambil tindakan-tindakan di atas? Mungkin jawabannya adalah pengharapan atau ekspektansi seseorang yang terlalu tinggi terhadap pasangannya sehingga pasangannya merasa bahwa dirinya harus dapat memenuhi pengharapan tersebut dengan cara melakukan metode-metode tersebut diatas.

Dari metode-metode yang ada saat ini, belum ada yang dapat kedekatan atau kecocokan antara seorang individu yang satu dengan lawan jenisnya (pria dan wanita). Persepsi kecantikan luar dapat dengan segera berubah oleh sikap, gaya hidup, adanya ketidakcocokkan, dan lain-lain. Ketika seseorang pria pada mulanya menganggap bahwa wanita tersebut tidak begitu menarik secara fisik namun terdapat adanya kecocokkan ataupun kedekatan, persepsinya akan wanita yang tidak menarik tersebut dengan mudah dapat berubah, seperti ia akan mengganggap bahwa wanita itu adalah wanita yang paling cantik, dan sebagainya. Begitu juga dengan sebaliknya.

Sekian dulu tulisan saya, kalau ada yang memiliki definisi atau anggapan-anggapan mengenai kecantikan  monggo di share. :)

11 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar