Minggu, 09 September 2012

The Sacrifice of Mother (Sylvia Kristiani)


Women Psychology Class on Monday, 3-09-2012

Di kelas psikologi perempuan minggu ini, saya belajar mengenai perempuan dan keluarga, di mana perempuan berperan sebagai ibu dan perempuan yang memiliki peran ganda. Pertemuan tersebut sangat memberikan inspirasi bagi saya dalam berbagai hal.
Sebagai perempuan, seseorang akan mengalami banyak hal dan peristiwa dalam hidupnya. Mulai dari mengalami menstruasi yang diakhiri dengan menopause, mengalami menikah, mengandung, melahirkan, dan menjadi seorang ibu. Banyak suka dan duka yang dialami melalui peristiwa-peristiwa tersebut. Setelah menikah dan mempunyai anak, perempuan akan menjadi seorang ibu. Saat melahirkan, ibu mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan anak yang ada di dalam kandungannya. Butuh perjuangan yang cukup melelahkan untuk dapat melahirkan seorang anak. Rasa sakit yang tak tertahankan pun dialami. Tidak hanya proses melahirkan saja, tetapi proses mengandung selama kurang lebih sembilan bulan merupakan suatu hal yang luar biasa.
Menjadi ibu juga bukan suatu hal yang mudah. Dibutuhkan pengorbanan untuk merawat seorang bayi yang belum dapat melakukan apa-apa. Begitu banyak aktivitas yang dilakukan mulai dari bangun tidur saat pagi hari sampai akan tidur kembali di malam hari. Mulai dari mengurus anak, suami, dan mengurus masalah-masalah rumah tangga, seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci baju, mengatur keuangan, dan keperluan-keperluan rumah tangga lainnya. Terlebih kalau ia adalah ibu yang juga bekerja. Rasanya dua puluh empat jam dalam satu hari tidak akan cukup untuk melakukan segala aktivitas tersebut. Tidak terhitung berapa banyak energi yang dikeluarkan untuk mengurus hal-hal tersebut. Bahkan ada kemungkinan ibu tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Saat merawat anak, ibu harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut, mulai dari perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial anak. Ibu merawat anak dengan penuh kasih sayang sampai akhirnya anaknya tumbuh menjadi seseorang yang dewasa. Tetapi, saat anak beranjak dewasa banyak konflik yang terjadi di antara mereka. Lagi-lagi ibu harus menahan diri demi anaknya. Terkadang, sebagai anak kita tidak sadar saat kita menyakiti hati ibu. Mungkin kita melakukannya dengan tidak sengaja dan tidak bermaksud untuk melakukannya, tetapi kita tidak tahu bahwa hal itu mendukakan ibu.
Pada pertemuan minggu ini juga dihitung seberapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menjadi atau memiliki seorang ibu. Setelah mengetahui biaya-biaya tersebut, rasanya saya tidak akan mampu untuk membayarnya. Tidak hanya mengenai biaya, tetapi setiap pengorbanan yang telah dilakukan, saya tidak akan sanggup untuk membalasnya.  Apalagi pengorbanan berupa waktu yang tidak dapat diputar kembali dan pengorbanan berupa tenaga yang tidak akan dapat dikembalikan. Saya hanya dapat mengucapkan terima kasih pada setiap ibu yang telah mengandung, melahirkan, merawat, membesarkan, dan berjuang demi anak-anaknya. Tanpa ibu dan perempuan, bumi ini tidak akan dapat dipenuhi oleh manusia. J

9 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar