Jadi hari Kamis minggu lalu, tepatnya tanggal 30 Agustus 2012, saya
mendapatkan bekal yang sangat berharga untuk perjalanan saya untuk menjadi
seorang prefessional yang benar-benar ahli dalam bidang yang sekarang sedang
saya geluti yaitu Psikologi.
Teman-teman pastinya pernah melihat wawancara yang disiarkan secara live
mau pun tidak di TV. Kalau saya sering, karena saya suka menonton salah satu
stasiun TV (sebut saja TV politik) yang sering menampilkan talk-show membahas
info-info panas di kalangan petinggi elit politik. Pertanyaannya, sebenarnya
apa sih yang dimaksud dengan teknik wawancara itu sendiri. Teknik wawancara
adalah proses paling dasar untuk mengumpulkan informasi penyelesaian masalah
dan info psikososial (diambil dari slide saat kuliah berlangsung; Wirawan, 2012).
Jadi, menurut saya, teknik wawancara adalah metode yang mendasar yang bisa kita
terapkan (bahkan dalam kehidupan sehari-hari) untuk memperoleh informasi yang
kita perlukan, baik untuk keperluan formal (seperti penelitian dan teman-teman
sejawatnya) dan juga keperluan non-formal (seperti talk-show yang ada di TV).
Nah, ternyata wawancara dengan percakapan biasa (ngobrol) itu
beda loh.Bedanya apa? Bedanya, seperti yang kita tahu, kalau ada orang
yang sedang melakukan aktivitas wawancara pasti hanya ada satu orang yang
menjadi pihak penanya dan ada orang yang menjadi pihak yang ditanya. Kalau
kedua pihak menjadi penanya dan yang ditanya, itu bisa jadi diskusi bukan
wawancara lagi. Wawancara juga ada urutannya atau bisa dikatakan sistematis.
Kenapa sistematis? Karena wawancara biasanya memiliki tema atau topik yang akan
dijadikan acuan untuk membuat pertanyaan yang akan diajukan selama wawancara
berlangsung. Jadi pertanyaan yang dibuat harus memiliki alur dan sistematis,
sehingga pihak yang ditanya dapat mengemukakan jawaban lebih mudah. Dalam
diskusi, mungkin saja ada tema dan sistematis, namun diskusi tidak mendalam.
Wawancara biasa sangat mendalam dan bisa jadi membicarakan fakta atau pun
pengalaman yang bagi pihak yang ditanya adalah pengalaman atau fakta yang tidak
mengenakan. Lalu, diskusi bisa jadi diadakan di kalangan mana saja, sedangkan
seorang pewawancara harus seorang yang menguasai atau paling tidak mengerti
tema atau topik yang ingin ia jadikan bahan wawancara, hal ini yang membuat
wawancara sangat berbeda dengan percakapan biasa. Yang terakhir wawancara punya
tujuan yang jelas, salah satunya untuk menggali informasi untuk dijadikan data
penelitian.
Karena wawancara bersifat satu arah maka dari itu dalam wawancara bisa
terjadi bias. Apa itu bias? Bias terjadi ketika seseorang mengungkapkan
gambaran yang salah atau keliru tentang keadaan sebenarnya. Nah, jadi bohong
bisa termasuk dalam kategori bias. Dalam wawancara ada dua jenis bias, yang
pertama yang disebabkan oleh pihak penanya (biasa disebut interviewer)
dan yang kedua disebabkan oleh pihak yang ditanya (biasa disebut interviewee).
Dari pihak interviewer biasanya, bias yang bisa terjadi adalah generalisasi
(biasanya disebut halo effect), pengarahan jawaban atau leading
question (contoh dari confirmatory bias) dan primacy effect
yang menyebabkan interviewer memberi penilaian salah kepada interviewee
karena latar belakang interviewee. Intinya, sebagai seorang pewawancara
kita diharamkan untuk memberi penilaian (judgement) kepada orang yang
ingin kita wawancara karena sangat berpengaruh bagi proses maupun hasil
wawancara kita. Dari pihak interviewee, hal-hal yang paling umum yang
dapat menyebabkan bias selama wawancara berlangsung adalah ketika interviewee
menyajikan jawaban yang baik (ideal) saja, ia berbohong atau pun menyampaikan
data tidak akurat karena memori atau persepsi yang salah. Menurut saya, interviewee
bisa sampai berbohong atau menyampaikan hal yang baik-baik (ideal) saja
disebabkan rapport (kesan pertama/ pendekatan personal) yang belum
dibina dengan baik.
Nah, sekian dulu cuap-cuap saya tentang perkuliahan yang saya dapatkan.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, tapi masalahnya, hal yang
ingin saya sampaikan sudah di luar topik. Terima kasih telah mengunjungi posting-an
saya, semoga bermanfaat.
5 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar