Sabtu, 08 September 2012

Multiple roles????... Why not ... (Ruth Kurnia Wulan)


     Dalam era globalisasi ini, peran wanita mulai mengalami perkembangan. Wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga dapat berperan sesuai dengan profesi pekerjaan masing-masing. Banyak tuntutan kewajiban yang harus dilakukan oleh wanita dalam kehidupannya ketika ia harus menjadi seorang pegawai di kantornya, sebagai seorang istri bagi suaminya, seorang ibu bagi anak-anaknya, seorang anak bagi orangtuanya, seorang menantu bagi mertuanya, seorang teman bagi teman-temannya, seorang pendongeng bagi anak-anaknya, seorang guru bagi anak-anaknya ketika dirumah, seorang mertua bagi menantunya, dan sampai akhirnya menjadi seorang nenek bagi cucu-cucunya. Semua peran tersebut akan selalu dihadapi oleh setiap wanita. Peran tersebut dapat dilakukan oleh setiap wanita dengan baik jika ia memiliki kemampuan untuk dapat melakukan management waktu yang baik dan selalu mendapatkan social support dari suami maupun orang-orang disekitarnya.
     Wanita memiliki kemampuan untuk dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking), misalnya sering kita lihat kebanyakan ibu-ibu dapat menyetrika sambil menonton TV atau bahkan banyak wanita yang ketika melakukan pekerjaannya mereka melakukannya sambil makan dan bercerita dengan temannya. Ada wanita yang dapat memainkan perannya dengan profesional, misalnya ketika ia berada di tempat kerjanya ia bertindak sebagai pegawai tetapi ketika ia berada di rumah, ia harus melepaskan segala macam atributnya sebagai seorang pegawai dan berperan sebagai ibu dan istri bagi keluarganya, dan bahkan ketika ia bertemu dengan orangtuanya atau mertuanya ia harus bersikap sebagai seorang anak. Tidak gampang tentunya untuk dapat profesional dalam memainkan setiap peran-peran tersebut. Tetapi sering juga ditemukan banyak wanita yang tidak profesional dalam memainkan perannya sehingga ia menimbulkan banyak masalah dimana-mana. Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan masalah di kantornya, ia membawa masalah itu ke rumahnya dan tidak jarang berimbas pada anaknya, anak atau suami dijadikan pelampiasan amarahnya sehingga menimbulkan masalah baru di rumah. Masalah-masalah tersebut yang akhirnya menjadi awal dari pertikaian, perceraian, KDRT, dan lain-lain.
     Beruntunglah, kita yang dilahirkan sebagai seorang wanita karena tidak gampang menjadi seorang wanita, tidak mudah untuk memainkan begitu banyak peran dalam hidup sehari-hari. Jika kita sebagai wanita tidak memiliki dukungan dan kemampuan dalam management waktu yang baik maka kita akan menjadi stres, depresi, dan kelemahan fisik. Dan, beruntunglah setiap anak dan setiap suami karena kalian memiliki wanita hebat yang selalu ikhlas dan setia melayani kebutuhan anda, karena tanpa adanya seorang wanita yang berperan dalam hidup anda, mungkin anda tidak akan menjadi seperti diri anda saat ini. Oleh karena itu, sayangi dan hargailah wanita yang ada dalam kehidupan anda karena wanita ada bukan untuk dianiaya atau disia-siakan tapi untuk dilindungi dan dihormati. :D 
 
3 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar