Rabu, 31 Oktober 2012

Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja di Jakarta ( Pricilia Yuliana Jaya 705120039)

Pengertian Kenakalan Remaja
     Kenalan remaja adalah sebuah bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh remaja, melanggar norma dan peraturan disebabkan oleh berbagai macam faktor. "Penyimpangan yang dilakukan tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa" (Simandjuntak, 1983). Di fase ini terjadi ketidakseimbangan antara pemikiran dan informasi yang didapatkan. Pemberontakan itu menjadi salah satu alasan kuat mengapa banyak remaja yang melakukan penyimpangan.
     Menurut Hurlock (1973), masa remaja awal, dengan usia 13 sampai 16 tahun adalah masa transisi yang tidak menyenangkan di mana terjadi juga perubahan sosial. Pada  masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. "Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu" (Ekowarni,1993).
     Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja.

Definisi Kenakalan Remaja Menurut Para Ahli
     Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja sebagai arti yang berbeda-beda. Kartono, ilmuwan sosiologi mendefinisikan kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Juvenile Delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
     Berbeda dengan Santrock, seorang pengarang buku yang terkenal dengan buku Life-Span Development mendefinisikan kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
      Mengingat perkembangan zaman yang semakin maju saat ini, hal tersebut sangat mempengaruhi jenis-jenis kenakalan yang dilakukan oleh para remaja. Jenis-jenis kenakalan remaja yang marak saat ini diantaranya sebagai berikut.  
     Penyalahgunaan narkoba. Narkoba merupakan jenis obat terlarang yang kini marak diperjualbelikan, tidak terkecuali di Jakarta. Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakain obat-obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Pengaruh narkoba pada remaja bahkan dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat perkembangan kepribadianya. Narkoba dapat merusak potensi diri, sebab dianggap sebagai cara yang wajar bagi seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari. Pada awalnya remaja yang mengkonsumsi narkoba ketika masih sekolah, di SMP mereka mulai mencoba minum-minuman keras yang ditawari oleh teman-temannya yang ada di SMA. Ketika sudah masuk SMA mereka mulai mencoba mengkonsumsi pil lexotan yang dosisnya ringan, kemudian pada akhirnya mencoba obat-obatan yang dosisnya tinggi.
     Orang-orang mengkonsumsi narkoba itu bertujuan untuk menenangkan diri dari masalah yang dihadapi olehnya. Misalnya anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya dan kurang perhatian (kasih sayang) dari kedua orang tuanya pasti merasa kesal dan marah maka, untuk menghilangkan rasa kesal dan marahnya mereka minum-minuman keras bahkan ada yang langsung memakai narkoba.
     Apabila ditambah dengan pergaulan yang bebas, yaitu pergaulan yang tanpa aturan, sekehendak sendiri dan tidak mau diatur sangat dominan dalam proses penyalahgunaan narkoba ini.
     Seks bebas. Indonesia merupakan negara yang menganut budaya Timur. Terkenal dengan sopan santun dan ketabuannya terhadap budaya Barat. Namun, hal tersebut jika diamati secara spesifik sudah tidak dapat diterapkan lagi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Melihat banyaknya budaya Barat yang masuk tanpa penyaringan, membuat semakin besarnya perkembangan sex pra-menikah. Tidak terkecuali bagi para remaja saat ini.  "Menurut survei terbaru Komisi Perlindungan Anak Indonesia, sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seks" (Metro TV News, 2012). Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja.
     Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
     Hubungan seks yang dahulunya tabu, sekarang menjadi hal yang biasa. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Nugraha (2010) menyatakan bahwa,
Di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen. Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja.
     Tawuran antar pelajar. Tawuran pelajar merupakan sesuatu yang sudah turun temurun dilakukan di Indonesia. Tawuran ini bukan hanya dilakukan oleh pelajar SD sampai tingkat SMA, bahkan oleh mahasiswa universitas ternama di sebuah kota besar di Indonesia (khususnya Jakarta). Penyimpangan yang begitu mewaris ini, menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan para remaja. Jika kita amati, tidak sedikit korban yang jatuh pada peristiwa tawuran. Dengan alasan yang tidak seberapa, bahkan tanpa sebuah alasan tawuran dapat terjadi dan menjadi sebuah penyimpangan yang akan terus terjadi secara menahun.
     Tawuran juga dapat dipicu oleh ketidakmampuan orang dewasa memahami dunia anak, energi yang tidak tersalurkan dengan baik, dan fasilitas yang terbatas. Kemudian tekanan sistem pendidikan yang membuat anak stres, pengaruh kelompok atau pergaulan, juga pendapat dan suara anak yang tidak didengarkan. Serta kurangnya penghargaan terhadap anak dan pemanfaatan waktu luang.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja
     Begitu banyak sebab yang melatarbelakangi alasan seorang remaja terjebak dalam kenakalan. Faktor tersebut secara garis besar dibagi menjadi dua, internal (dalam diri) dan eksternal (dari luar).
     Faktor internal. Faktor ini berasal dari diri anak tersebut. Faktor internal dominan menjadi faktor pendukung dari faktor eksternal yang ada.
     Iman atau agama. Tidak jarang orang terjerumus ke dalam pergaulan yang menyesatkan karena iman yang dimiliki tidak kuat. Jika seseorang tidak berpegang teguh pada keyakinan beragama atau biasa disebut agam KTP, tidak jarang orang tersebut mudah terjerumus ke dalam lingkungan yang menyesatkan.
     Keingintahuan yang besar. Masa remaja merupakan masa banyak bertanya. Pada periode inilah seorang anak dibentuk. Begitu banyak pertanyaan dan rasa keingintahuan yang dikeluarkan oleh anak-anak di usia remajanya. Ketika seorang  anak yang merasa penasaran dan mendapatkan jawaban yang salah, hal itu memicu anak itu untuk terus terjebak ke dalamnya.
      Keinginan untuk mencoba. Rasa penasaran dan keinginan untuk tampil beda serta disegani oleh teman-teman juga dapat menjadi faktor internal seseorang terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak benar. Menjadi remaja yang berbeda, itu merupakan impian semua anak remaja. Agar dapat disegani oleh teman-teman, remaja biasanya nekad untuk mengambil suatu jalan pintas.

     Faktor eksternal. Faktor ini berasal dari luar diri seorang anak. Berbagai macam faktor eksternal menjadi suatu alasan kuat seorang remaja terjerumus ke dalam dunia kenakalan mereka.
     Pendidikan formal yang tidak memadai. Di Indonesia masih banyak anak yang tidak memperoleh pendidikan yang cukup. Sebagai negara berkembang, masih banyak anak-anak yang seharusnya mendapat pendidikan layak, pada akhirnya di bangku SD pun tidak tuntas. Pendidikan formal menjadi faktor penting untuk seorang anak bertindak. Jika tidak ada pemasukan dari segi pendidikan yang bersifat mengajar ini, kemungkinan besar anak tidak paham tentang apa itu yang baik dan benar.
     Peran keluarga dan kerabat. Peran orang tua khususnya, menjadi hal penting yang harus disangkutpautkan jika seorang anak sampai terjebak dalam kenakalan remaja. Sebagai orang tua yang baik, seharusnya orang tua membantu memberikan informasi yang sesuai. Selain pendidikan dari sekolah (formal), ajaran sikap dan etika juga harus menjadi pembiasaan yang semustinya dilakukan. Dimulai dari rumah, anak itu dibentuk dan dididik.
     Lingkungan sekitar. Selain dua faktor eksternal utama, masih ada faktor eksternal yang harus diperhatikan. "Dari sekian cara yang dapat dilakukan seorang anak untuk menyalurkan emosinya, anak harus memilih untuk melakukannya dalam cara yang dapat diterima lingkungan dengan tetap mampu membuat dirinya nyaman" (Ibung, 2009).

Cara Mencegah agar Anak Tidak Terjebak dalam Kenakalan Remaja
     Banyak cara yang dapat dilakukan, baik untuk mecegah maupun untuk menanggulangi kenakalan remaja. Namun, karena kenakalan remaja adalah sesuatu yang bersifat negatif, sebaiknya hal tersebut dicegah sebelum terjadi. Beberapa cara tersebut diantaranya;
a. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
    pertama.
c. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
     keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
d. Remaja harus pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
     memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
    teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
f. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak serta peran ibu dalam
    memberikan pengawasan.
g. Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan produktif.
h. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
i.  Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.


 Daftar Pustaka
Akibat seks bebas. (2004). Diunduh dari
     http://veldinor23.student.umm.ac.id/%20download-aspdf/umm_blog_article_49.pdf
Fenomena tawuran pelajar. (2005) Diunduh dari http://blog.tp.ac.id/fenomena-
     tawuran-antar-pelajar
Ibung, D. (2009). Mengembangkan nilai moral pada anak. Jakarta: PT Elex Media
    Komputindo.
Kenakalan remaja. (2004) Diunduh dari http://www.sukabumikota.go.id
Simandjuntak, B. (1983). Latar belakang kenakalan remaja.  Bandung: Alumni.
Sugianto. (2005). Bahaya seks bebas. Diunduh dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/
     files/tmp/BAHAYA%20SEKS%20BEBAS%20PADA%20REMAJA.pdf
Winata, S., dan Sulaiman. 2004. Ilmu kesehatan reproduksi: Obstetri patologi.
     Jakarta : EGC.
Winjosastro, H. 1999. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
     Sarwono Prawirohardjo.
10  penyebab kenakalan remaja. (2007). Diunduh dari  http://www.garutkab.go.id/                      
     download_files/article/ 10%20Penyebab%20Kenakalan%20Remaja.pdf
32 persen remaja Indonesia pernah berhubungan seks. (18 Mei 2012). Metro TV
     news.                          
........................ diunduh dari http://www.scribd.com/doc/96144987/Latar-Belakang-Masalah-Seks-Bebas

23 Oktober 2012

1 komentar:

  1. http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/bikin-kaget-siswi-smk-ini-nekat.html
    http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/polisi-ringkus-muncikari-prostitusi.html
    http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/aktris-zhang-ziyi-pamerkan-foto-bareng.html

    http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/gempa-42-sr-guncang-ambalau-maluku.html

    http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/hidung-bisa-mengungkapkan-emosi.html


    Let's join with us at :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    BalasHapus