Minggu, 28 Oktober 2012

Diskriminasi dan Pelecehan Seksual Pada Perempuan (Dionysius Dias Ardi Nugroho)


Tidak terasa seminggu lagi, ujian tengah semester (UTS) akan dimulai. Tanggal 24 September 2012 merupakan pertemuan kelas psikologi perempuan terakhir sebelum uts. Pada pertemuan kali ini kelas tidak didampingi oleh bu Henny, melainkan Kak Tasya. Kelas dimulai dengan presentasi kelompok mengenai perempuan dan dunia kerja. Kelompok membahas mengenai jurnal yang menceritakan seorang satpam perempuan. Mungkin untuk beberapa saat terdengar asing di telinga karena satpam biasanya laki-laki. Dengan adanya satpam perempuan dirahapkan tidak muncul diskriminasi. Pada intinya jurnal tersebut ingin mengungkapkan ide mengenai diskriminasi melalui satpam perempuan. Menurut saya tidak perlu ada diskriminasi terhadap satpam laki-laki dan perempuan. Seharusnya dengan adanya satpam laki-laki dan perempuan pekerjaan semakin lengkap karena bisa saling membantu dan mengisi. Mungkin saat-saat tertentu perempuan tidak dapat menjalankan tugas karena adanya siklus bulanan, disitulah peran laki-laki untuk mengsi peran perempuan. Pada saat perempuan berada dalam kondisi normal seharusnya bisa bekerja sama dengan laki-laki untuk meraih hasil yang bagus. Seperti dalam film-film agen rahasia, kadang-kadang agen perempuan dipandang hanya untuk memikat atau mengalihkan perhatian. Pada saat agen laki-laki dalam keadaan terdesak, tidak ada yang menduga jika agen perempuan itu yang membantu dan akhirnya agen rahasia laki-laki dan perempuan bekerja sama dan mengalahkan si penjahat. Berbicara mengenai diskriminasi pada perempuan, saya teringat pada saat di mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM). Saat itu dosen mata kuliah tersebut membahas glass ceiling. Glass ceiling adalah fenomena dimana perempuan tidak bisa naik jabatan bukan karena mereka tdak memenuhi kualifikasi tetapi karena dipersulit. Secara harafiah artinya kaca yang tembus pandang tetapi tidak bisa dilewati. Saya berharap semoga fenomena glass ceiling berkurang di Indonesia. Kelompok berikutnya membahas mengenai pelecehan seksual pada perempuan. Pada intinya kasus pelecehan seksual bersifat abu-abu. Jika ada perempuan yang mengadukan kasus ini, pasti akan ditanya detil lalu pada akhirnya perempuan akan disalahkan. Memang pada kehidupan sehari-hari kebanyakan laki-laki bermaksud untuk bercanda, tetapi seharusnya laki-laki melihat kewajaran perilaku. Pelecehan seksual di tempat kerja memang sulit terdeteksi, semoga saja kasus ini semakin lama semakin berkurang.

2 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar