Senin, 29 Oktober 2012

Dream it n Reach it! U can do it! (Yohana Fabiola)


Seorang anak perempuan kecil ditanya oleh ayahnya, “Jikalau sudah besar nanti kamu ingin menjadi apa Anakku?”
Dengan lantang, anak perempuan kecil itu menjawab, “Aku ingin menjadi seorang polisi, Ayah.”
Sang ayah menatap putrinya dan menggelengkan kepalanya dengan lemah, “Kamu ini perempuan anakku. Menjadi seorang polisi adalah pekerjaan yang berat untuk seorang wanita. Lebih baik kamu di rumah saja dan melakukan hal-hal yang mudah untuk dilakukan seorang wanita.”


Percakapan di atas merupakan gambaran bahwa pandangan masyarakat terhadap wanita dan pekerjaannya masih sangat sempit. Meskipun sekarang, zaman telah berubah dan emansipasi wanita telah banyak digaungkan, tetapi tetap masih banyak pertentangan mengenai profesi yang digeluti oleh seorang wanita.
Banyak orang berpikir bahwa wanita itu lemah dan tidak mampu melakukan pekerjaan yang sepantasnya dilakukan oleh pria. Belum lagi, wanita selalu menghadapi periode bulanan, kehamilan dan melahirkan. Hal itu membuat para wanita semakin didiskriminasi dalam pekerjaannya.  Banyak perusahaan yang tidak ingin memperkerjakan wanita hamil karena resiko cuti hamil dan cuti melahirkan.

Undang-Undang Ketenagakerjaan Wanita telah dibuat dan di dalamnya pasal-pasal mengatur mengenai hak-hak yang sepantasnya didapatkan oleh seorang wanita dari tempat ia bekerja. Hak-hak tersebut termasuk mengenai cuti hamil, cuti melahirkan, dan periode bulanan. Akan tetapi, hal tersebut tidak banyak diperhatikan dan lagi-lagi wanita yang menjadi korban dalam hal ini.
Belum lagi banyaknya pelecehan seksual yang terjadi dalam dunia kerja akhir-akhir ini. Entah itu pelecehan seksual berupa fisik maupun verbal, akan tetapi sebagian besar dari korban pelecehan seksual ini adalah wanita. Lagi, lagi, dan lagi wanita selalu menjadi korban.

Keberadaan wanita memang selalu menimbulkan banyak pertentangan, bahkan dalam dunia kerja sekalipun. Banyak wanita tidak mampu mencapai mimpinya untuk menjadi seperti yang ia inginkan, bukan karena keterbatasan yang ia miliki, tapi karena ia hanya seorang wanita.
Kontribusi apa yang dapat diberikan wanita dalam dunia pekerjaan? Apakah seorang wanita mampu melakukan pekerjaan yang berat, yang biasanya dilakukan oleh pria?

Saya ingin menutup artikel ini dengan sebuah cerita yang menurut saya setiap wanita seharusnya dapat menjadikan hal ini sebagai inspirasi.
Kita semua tentu tidak asing lagi dengan acara TV Master Chef Indonesia (sekarang season 2 baru saja berakhir) Ibu Desi dan Opik menjadi finalis yang bersaing untuk acara grandfinal. Setelah melewati berbagai tantangan memasak yang berat, pertandingan final ini akhirnya dimenangkan oleh Ibu Desi. Sesaat setelah pengumuman pemenang dibacakan, juri bertanya kepada Ibu Desi, “Apa yang menjadi mimpi Ibu Desi dalam acara Master Chef Indonesia 2 ini?”. Jawaban yang lantang diberikan Ibu Desi adalah bahwa dirinya ingin meraih gelar The First Female Master Chef of Indonesia.
Seorang chef terkenal biasanya adalah seorang pria, karena untuk menjadi seorang chef diperlukan stamina dan tenaga yang baik untuk bekerja di dalam dapur. Akan tetapi, Ibu Desi sebagai seorang wanita memiliki mimpi dan ia memperjuangkan mimpinya itu hingga berhasil. Sebagai seorang wanita, Ibu Desi telah membuktikan bahwa wanita dan pria dapat bersaing dan berkompetisi secara adil, bahkan keluar sebagai pemenang di area pekerjaan yang banyak digeluti oleh pria.

Saya rasa, kita semua para wanita, khususnya wanita Indonesia dapat menjadi seperti Ibu Desi. Kita perlu memiliki mimpi dan mewujudkannya. Meski banyak halangan terutama sebagai wanita, tetapi bila kita bertekad, kita dapat meraih mimpi kita dan menjadi apa yang kita inginkan. Berdoa dan bekerja keras, berjalan di jalan yang benar, dan tidak pernah putus asa dalam situasi apapun adalah kunci untuk meraih keberhasilan. Menjadi seorang wanita adalah hal yang membanggakan dan itulah yang perlu kita bagikan kepada dunia sehingga dunia tidak lagi menganggap remeh dan mendiskriminasi wanita.

28 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar