Senin, 29 Oktober 2012

They Are Our Friends and They Need Us Now (Yohana Fabiola)


Siapa di dunia ini yang tidak pernah sakit sepanjang hidupnya? Tidak ada. Bahkan zaman sekarang, penyakit ganas semakin berkembang menyerang manusia,  sehingga angka kematian pun semakin meningkat akibat penyakit-penyakit tersebut. Beberapa di antara penyakit ganas tersebut adalah kanker serviks dan lupus, di mana kedua penyakit ini biasanya menyerang wanita.

Manusia begitu lemah dan rapuh, tubuh ini pun tidak berdaya terhadap serangan berbagai penyakit. Dampak yang timbul akibat penyakit-penyakit berbahaya semakin hari semakin bertambah. Itulah gambaran seorang manusia yang sangat rentan terhadap penyakit.

Demikian halnya dengan para wanita yang menderita penyakit kanker serviks dan lupus. Tidak hanya dampak fisik yang akan terlihat pada tubuh mereka, tetapi juga dampak psikologis yang tentunya mempengaruhi kehidupan mereka. Wanita mana yang tidak ingin terlihat cantik? Akan tetapi pengobatan-pengobatan yang dilakukan tidak semakin mempercantik mereka, justru hal  tersebut semakin membuat diri mereka terlihat menakutkan.

Kesakitan yang dilakukan saat kemoterapi, rambut yang rontok, kulit yang semakin pucat dan badan yang semakin bertambah kurus. Itukah yang diinginkan para wanita penderita kanker serviks? Belum lagi, mereka harus menghadapi kenyataan yang menyakitkan bahwa jika penyakit itu terlalu berbahaya maka rahim akan diangkat. Dan bila wanita itu belum memiliki keturunan, maka keinginan untuk memiliki anak buyar sudah. Sungguh merupakan suatu kondisi yang tidak mengenakkan.

Penyakit lupus tidak kalah menakutkannya, penyakit ini disebut penyakit 1000 wajah karena dapat menyerang organ tubuh bagian mana saja dan tidak diketahui penyebab pasti dari penyakit ini. Apalagi penyakit lupus ini lebih banyak menyerang wanita. Bagaimanakah perasaan seorang wanita yang menderita lupus? Ia mungkin mengalami perubahan pada kulit wajahnya akibat pengobatan yang dilakukan. Atau ketika terkena sinar matahari, mungkin beberapa kulit wanita penderita lupus akan timbul bercak-bercak merah. Mereka tentu merasa tertekan dan stress dalam situasi ini.

Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Bagaimana seseorang yang menderita penyakit berat demikian dapat bersukacita? Dapatkah mereka tersenyum saat tubuh mereka merasa nyeri dan kesakitan akibat treatment-treatment yang mereka lakukan? Apakah mereka sanggup tertawa menikmati kehidupan yang rasanya seperti menghitung hari satu demi satu untuk meninggalkan dunia ini?

Tentu tidak. Perasaan yang mereka alami justru sebaliknya. Mereka sedih, marah, kecewa, putus asa, dan hanya sanggup pasrah untuk apa yang akan terjadi. Tidak ada lagi semangat dan tidak ada lagi hati yang gembira, yang sesungguhnya adalah obat mujarab untuk tetap bertahan hidup. Semua itu sudah hilang. Lenyap.

Lalu? Apa yang dapat kita lakukan? Haruskah kita berpangku tangan dan diam saja seolah tidak tahu apa-apa?

“Biarin aja lah, itu bukan urusan gua kan?” >> inikah jawaban yang akan kita lontarkan?

Bagaimana bila itu terjadi kepada ibu kita, saudara perempuan kita, kerabat dekat? Atau bahkan kepada diri kita sendiri?

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kemudian, bisa saja kita menjadi korban penyakit ganas ini selanjutnya. Apa yang kita harapkan saat kita ada dalam kondisi demikian? Tentunya kita menginginkan banyak orang di sekeliling kita yang menguatkan kita untuk tetap terus berjuang hidup. Tersenyum memberi semangat dan mendoakan kita untuk tetap kuat. Sama. Hal ini jugalah yang diinginkan oleh mereka. Mereka membutuhkan kita. Mereka sudah cukup rapuh untuk melewati masa-masa sulit ini demikian. Mereka menangis untuk setiap hari-hari yang mereka jalani. Mereka membutuhkan dukungan kita, uluran tangan kita, semangat kita untuk berbagi akan apa yang mereka alami.

Mari berbagi kepada mereka para wanita yang tengah berjuang melawan berbagai penderitaan penyakitnya
Mereka adalah sahabat kita di manapun mereka berada..
Mereka membutuhkan dukungan dan uluran tangan kita untuk tetap dapat berjuang melanjutkan hidupnya
Mereka adalah saudara kita yang memerlukan kita

28 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar