Minggu, 28 Oktober 2012

Apa itu Lupus? (Deverinto Luhur)


Lupus merupakan sebuah penyakit kronis, penyakit autoimmune yang merusak salah satu bagian tubuh manusia seperti kulit, otot, dan/atau organ-organ yang ada di dalam tubuh manusia (Lupus Fondation of America, 2012). Disebut sebagai penyakit kronis karena tanda dan gejala pada individu yang terkena lupus cenderung berlansung lebih lama dari enam bulan dan bahkan bertahun-tahun. Normalnya, sistem imun tubuh manusia memproduksi antibodi yang berguna untuk melindungi tubuh manusia dari virus, bakteri, dan kuman. Namun, sistem imun pada individu yang terkena penyakit lupus tidak dapat membedakan antara zat asing yang perlu dibasmi dan jaringan tubuh yang mendukung kesehatan seseorang sehingga antibodi menyerang dan menghancurkan jaringan yang diperlukan oleh tubuh.

Penyakit lupus dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu (a) Systemic Lupus Erythematosus, bentuk lupus yang paling sering dijumpai. Systemic lupus merupakan lupus yang menyebabkan komplikasi serius pada organ tubuh manusia, seperti infeksi pada ginjal, peningkatan tekanan darah di paru-paru, infeksi sistem saraf dan otak, infeksi pembulu darah di otak, dan pengerasan pembuluh darah. (b) Cutaneous Lupus Erythematosus, merupakan bentuk lupus yang memiliki gejala pada kulit dibagian hidung dan pipi, seperti bintik-bintik merah, bersisik, tetapi tidak gatal. Biasanya disebut dengan butterfly rash. (c) Drug-induced Lupus Erythematosus, merupakan sebuah penyakit lupus (lupus-like) yang disebabkan oleh obat-obat tertentu. Gejala lupus drug-induced mirip dengan systemic lupus, hanya saja hanya terjadi pada area organ-organ tubuh tertentu. (d) Neonatal Lupus, merupakan kondisi yang langka, yang terjadi pada bayi yang mempunyai ibu berpenyakit lupus, di mana antibodi ibu menyerang bayi pada saat masih di dalam rahim. Gejalanya adalah merah-merah pada kulit, masalah pada hati, atau sel darah rendah. Namun gejala ini akan hilang dalam beberapa bulan kemudian (Lupus Fondation of America, 2012)

Berbeda dengan virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS. Sistem imun individu yang terkena penyakit AIDS bersifat underactive, sedangkan sistem imun pada individu yang terkena lupus bersifat overactive. Lupus bukanlah penyakit yang bersifat contagious (menular) bahkan melalui hubungn seksual sekalipun. Menurut Lupus Fondation of America (2012), terdapat sekitar 5 juta penduduk dunia yang terkena penyakit lupus, di mana sebagian besar menyerang kaum perempuan.

Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab penyakit lupus. Namun, penyakit lupus dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal, seperti (a) menghindari stress dan pola hidup sehat, (b) mengurangi kontak lansung dengan sinar matahari, (c) tidak merokok, (d) berolahraga teratur, dan (e) melakukan diet nutrisi (infokesehatan, 2012).

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa lupus merupakan sebuah penyakit yang kronis namun tidak bersifat contagious. Sampai saat ini memang belum diketahui secara medis penyebab penyakit lupus serta bagaimana cara mengobatinya. Berhubung penyakit lupus tidak bersifat contagious, maka tidaklah perlu kita merasa takut tertular, merasa jijik, ataupun memberi stigma negatif pada individu yang terkena penyakit lupus. Justru sebagai rekan, sahabat, atau bahkan keluarga seharusnya kita memberi dukungan agar individu yang terkena lupus tersebut memiliki kepercayaan diri sehingga tetap dapat survive dalam hidupnya.

Sumber:

Penyakit lupus: penyebab, gejala dan pencegahan (n.d.). retrieved October 27, 2012 from http://info-kesehatan.net/penyakit-lupus-penyebab-gejala-dan-pencegahannya/

Understanding lupus (n.d.). retrieved October 27, 2012 from http://www.lupus.org/webmodules/webarticlesnet/templates/new_learnunderstanding.aspx?articleid=2231&zoneid=523

28 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar