Rabu, 31 Oktober 2012

Upaya menanggulangi trauma pada warga Jakarta pasca banjir (Fiona Dea Rosa - 705120067).


Pengertian Banjir
     Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Menurut Utomo, Utaya, Mahanal, Rohman, Hartono, Zakia, dan Hidayat (2009), ”Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Tanah yang mempunyai daya serapan air buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga air banyak menggenangi permukaan tanah dalam volume besar dan mengalir sebagai bencana banjir”.

Penyebab Terjadinya Banjir
     Menurut Utomo et al. (2009), bencana banjir bisa disebabkan oleh dua hal, bisa akibat dari ulah manusia maupun akibat dari fenomena alam yang ekstrim berupa hujan yang berkepanjangan. Penyebab paling utama dari bencana banjir adalah curah hujan yang berlebihan. Hujan mungkin terjadi secara musiman yang meliputi daerah-daerah yang luas, atau dari badai setempat yang menghasilkan curah hujan yang berintenitas tinggi. Sebagian banjir disebabkan oleh proses-proses laut dan atmosfir Permukiman dan pemadatan tanah tidak memberikan kesempatan air hujan meresap ke tanah, sebagian besar menjadi aliran air permukaan. Pembangunan untuk tempat tinggal di bantaran sungai yang meningkat serta pembuangan sampah ke sungai berakibat pendangkalan sungai dan penyumbatan air  sangat berperan terjadinya bencana banjir.

Presentase Banjir di Jakarta
     Presentase banjir di Jakarta menurut artikel yang berjudul (Kanal Jakarta dan Pengendalian Banjir, 2011), bahwa Jakarta 40 persen wilayahnya sudah di bawah laut. Daerah-daerah di Jakarta umumnya sudah berdiri pemukiman penduduk sehingga menyebabkan banjir.
Dampak yang Ditimbulkan oleh Banjir
     Dampak yang diakibatkan oleh banjir meliputi ancaman penyakit, seperti penyakit diare dan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk (Yayasan IDEP, 2007).
     Ancaman wabah penyakit setelah banjir. Pada saat dan sesudah banjir,  ada beberapa tempat yang bisa menyebabkan tersebarnya penyakit menular,  seperti: tempat pembuangan limbah dan tempat sampah yang terbuka, sistem  pengairan yang tercemar dan sistem kebersihan yang tidak baik. Bakteri bisa  tersebar melalui air yang digunakan masyarakat, baik air PAM maupun air  sumur yang telah tercemar oleh air banjir. Air banjir membawa banyak bakteri,  virus, parasit dan bibit penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia yang  berbahaya.
     Penyakit diare. Diare mempunyai masa pertumbuhan antara 1 sampai 7 hari. Orang yang terjangkit penyakit ini harus mendapatkan perawatan khusus  karena apabila dibiarkan terlalu lama bisa terancam, khususnya pada orang tua  dan anak-anak.
     Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk. Banjir bisa meningkatkan  perkembangbiakan nyamuk secara luas. Bibit-bibit penyakit yang dibawa oleh  serangga ini termasuk Demam Berdarah, Malaria, dll. Untuk mencegah sebuah  tempat menjadi sarang nyamuk, kosongkan air yang tergenang dan  tutup tempat-tempat air yang terbuka.

Penanggulangan Banjir
     Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir adalah sebagai berikut: (a) buat sumur resapan bila memungkinkan, (b) membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir, (c) membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir, (d) membangun sistem peringatan dini banjir, (e) menjaga kebersihan saluran air dan limbah, (f) memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan, (g) mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi, dan (h) bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.

Upaya Menanggulangi Trauma Pasca Banjir
     Menurut psikolog Figley (1995), pendiri Green Cross pada tahun 1995 dan juga tokoh ternama dalam bidang terapi trauma, menyatakan bahwa terapi dibutuhkan sebagai bagian dari intervensi psikologis bagi para korban bencana.

Daftar Pustaka
Figley, C. (1995).  Cara menyembuhkan trauma dan depresi dengan TAT (Tapas
     Acupressure Technique) paska bencana. Diunduh dari  http://topmotivasi.com/review-e-
     book-terbaik/review-download-e-book-cara-menyembuhkan-trauma-dan-depresi-paska-
     bencana-dengan-tattapas-acupressure-technique/
IDEP. (2007). Banjir: Cerita tentang peran masyarakat saat terjadinya banjir (edisi ke-2).
     Yayasan IDEP: Bali, Indonesia. Diunduh dari http://www.mpbi.org/files/pustaka/2007-
     idep-oxfam_03-banjir.pdf
Kanal Jakarta dan Pengendalian Banjir. (2011). Artikel. Diunduh dari
     http://www.jakarta.go.id/web/news/2011/10/kanal-jakarta-dan-pengendalian-banjir
Utomo, Y., Utaya, S., Mahanal, S., Rohman, F., Hartono, R., Zakia, N., & Hidayat, S. (2009).
     Pendidikan lingkungan hidup untuk SMA kelas XI (edisi ke-2). Lembaga Penelitian:
     Semarang. Diunduh dari http://erickbio.files.wordpress.com/2011/09/buku-plh-kelas-11-
     sma.pdf

23 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar