Rabu, 31 Oktober 2012

Dampak Keluarga Disharmonis Terhadap Anak dan Remaja (Melania Veronita - 705120057).


Pengertian Keluarga Disharmonis
     Goode (dikutip dalam “Pengertian Keluarga Disharmonis,” 2011) mengemukakan bahwa “keluarga disharmonis adalah kondisi retaknya struktur peran sosial dalam suatu unit keluarga yang disebabkan satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka sebagaimana mestinya.” Keluarga disharmonis merupakan lawan dari keluarga harmonis. Kondisi keluarga disharmonis semakin mudah untuk dijumpai di lingkungan sekitar, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor Keluarga Disharmonis
     Sebuah keluarga dapat berjalan dengan tidak harmonis karena adanya beberapa macam faktor yang mempengaruhi. Hal tersebut diungkapkan oleh Simanjuntak (dikutip dalam “Faktor-faktor Keluarga Disharmonis,” 2011) sebagai berikut:
1. Faktor internal dalam keluarga, seperti adanya kenistaan dalam keluarga. Selain itu, norma dan etika yang seharusnya dipelihara ditinggalkan seperti tidak adanya rasa saling pengertian dalam keluarga.
2. Faktor eksternal dalam keluarga, antara lain pola kehidupan yang serba bebas yang tidak terkontrol, lingkungan hidup yang buruk dan situasi perekonomian yang mendesak dan pas-pasan dapat menjadi pemicu ketidakharmonisan keluarga.

Jenis Keluarga Disharmonis
     Menurut Ruth Shonlecavan (dikutip dalam Sobari, 2011), ada dua jenis keluarga deisharmonis yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut adalah psychological broken home dan physically broken home. Psychological broken home terjadi bila dalam satu keluarga, unsur ayah dan ibu masih ada dan masih terikat oleh suatu pernikahan, namun antara ayah dan ibu sudah tidak ada hubungan mesra, tidak ada keharmonisan atau kerukunan. Sedangkan physically broken home nyata dengan adanya perceraian antara ayah dan ibu, baik karena proses perceraian maupun  akibat kematian salah satu pihak orang tua.

Pengaruh Keluarga Disharmonis
     Pengaruh keluarga disharmonis terhadap anak. Keluarga adalah kesatuan masyarakat terkecil. Menurut Sobari (2011), keluarga adalah lingkungan pertama yang mengembangkan jiwa anak-anak. Dari keluarga itu pula, anak-anak menerima kesempatan bagi perkembangan kejiwaannya itu yang berasal dari masa bayi yang penuh kemesraan dan kesenangan yang akan menentukan masa dewasanya. Peranan ibu sangat penting dalam membina anak-anaknya, sehingga dapat menyesuaikan diri baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
     Pengaruh keluarga disharmonis terhadap motivasi belajar anak-anak. Sebagai lingkungan pertama bagi perkembangan anak-anak, keluarga turut memiliki peran yang besar terhadap motivasi belajar mereka. Menurut Semiawan (2010), motivasi belajar yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan merupakan landasan esensial yang mendorong manusia untuk tumbuh, berkembang, dan maju dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Untuk itu dalam lingkungan rumah harus diciptakan kondisi yang kondusif bagi anak, yaitu suatu suasana yang demokratis yang terbuka, saling menyayangi, dan saling memercayai. Dengan landasan inilah anak akan berkembang menjadi pribadi yang harmonis, yaitu anak lebih peka terhadap kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan lebih sadar akan tujuan hidupnya, sehingga menjadi lebih termotivasi dan lebih yakin dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
     Pengaruh keluarga disharmonis terhadap kenakalan anak remaja. Pengaruh keluarga disharmonis terhadap kenakalan remaja sesuai dengan hasil penelitian Lembaga Penelitian Pendidikan IKIP Bandung terhadap 920 orang anak nakal di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Wanita dan Anak-anak di Tanggerang (dikutip dalam Sobari, 2011) sebagai berikut: (a) 51% anak nakal berasal dari keluarga broken home, (b) 31% anak nakal berasal dari kelurga yang sering meninggalkan anaknya sendiri di rumah, dan (c) 14,5% anak nakal berasal dari keluarga yang tidak harmonis dan sering bertengkar.

DAFTAR PUSTAKA


Faktor-faktor keluarga disharmonis. (2011). Diunduh dari http://id.shvoong.com
Pengertian keluarga disharmonis. (2011). Diunduh dari http://id.shvoong.com
Semiawan, C. (2010). Lingkungan keluarga yang mempengaruhi motivasi belajar. Diunduh dari http://episentrum.com
Sobari, T.I. Kenakalan anak dan remaja. (2011). Diunduh dari www.unpas.ac.id

23 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar