Minggu, 28 Oktober 2012

Pelecehan di Dunia Kerja (Elvandari Armen)


      Manusia selalu memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang memang harus segera dipenuhi agar kelangsungan hidup dapat terus terjamin. Oleh karena itu, manusia selalu mencari jalan tertentu agar mendapatkan uang yang dapat ditukarkan dengan makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan hidup lainnya. Salah satu cara yang dijalankan adalah bekerja. Dengan bekerja diharapkan indvidu tersebut dapat memenuhi segala kebutuhannya.
     Perempuan juga memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu, sehingga akhirnya ia memilih untuk bekerja. Mungkin karena memang belum menikah, sehingga ia harus mencari uang untuk mencukupi kehidupannya sendiri. Atau mungkin karena penghasilan suami yang dinilai kurang memenuhi kebutuhan "rumah".
     Perempuan sering dianggap makhluk lemah yang mempunyai derajat lebih rendah dibandingkan pria. Padahal, perempuan juga memiliki kelebihan tertentu yang luar biasa. Jika perempuan yang bekerja tetap dianggap sebagai makhluk lemah yang memiliki derajat rendah, maka tidak heran jika para pria melakukan pelecehan seksual di tempat kerja. Belum lagi adanya penempatan posisi jabatan perempuan di tempat kerja yang terkadang lebih rendah daripada pria. Hal ini lebih memicu terjadinya pelecehan seksual di lingkungan kerja.
     Pelecehan seksual di tempat kerja mencakup tentang segala sesuatu tindakan yang tidak diinginkan, tidak semestinya di tempat kerja, dan tindakan tersebut mengarah ke seksual, serta menempatkan pekerja dalam situasi yang merugikan atau menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat.  Suatu tindakan dapat dikatakan pelecehan jika korban merasa terancam, tertekan, tidak nyaman, dan menurunkan produktivitas pekerjaannya.
     Terdapat beberapa jenis pelecehan seksual yang sering terjadi di tempat kerja, seperti pelecehan secara visual, pelecehan secara verbal, pelecehan fisik, maupun kombinasi dari pelecehan visual, verbal, dan fisik. Contoh pelecehan secara visual adalah memandang wanita dari atas sampai bawah dalam waktu yang lama sambil senyum-senyum aneh, melihat bokong, melihat payudara wanita dalam waktu yang lama. Contoh pelecehan secara verbal seperti ajakan melakukan hubungan intim, candaan berbau porno, berbicara dengan menggoda seperti mengatakan seksi, canitk, menggairahkan, dan sebagainya. Contoh pelecehan fisik mencakup memegang, menyentuh, dan meremas bokong, mencubit pinggang, mencium, pipi ataupun bibir, memijat pundak, dan menyenggol payudara.
     Faktor pemicu terjadinya pelecehan seksual bermacam-macam. Salah satunya adalah karena penempatan jabatan pria yang lebih tinggi daripada perempuan, sehingga pria tersebut berani melakukan hal-hal tertentu. Selain itu, pelaku pelecehan seksual sering kali mengatakan alasan melakukan pelecehan seksual karena korban sendiri yang menggunakan pakaian terlalu ketat, mini, dan menunjukkan gerakan-gerakan yang memancing hasrat mereka. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya pelecehan di tempat kerja adalah ruangan kerja yang sangat tertutup, sehingga aktivitas pekerja dalam perusahaan kurang  dapat terkontrol dengan baik.
     Pelecehan seksual yang menimbulkan dampak psikologis dan performa pekerja ini memang sangat sulit diberantas, karena adanya otoritas pelaku ataupun pemutarbalikan fakta. Untuk itu, sebagai perempuan, ada baiknya untuk menggunakan pakaian yang tertutup, sopan, dan wajar di tempat kerja. Selain itu, jika memang ada gerak-gerik mencurigakan dari rekan kerja, ambil tindakan yang tegas, seperti melaporkan ke pihak yang berwenang di tempat kerja.

21 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar