Minggu, 28 Oktober 2012

Pelecehan pada Wanita (Gisela Aliyansari)


     Saya pernah mendengar jika tempat wanita hanya di 3ur (dapur, kasur, dan sumur), tapi itu jaman dahulu. Dewasa ini wanita-wanita Indonesia, sudah banyak yang bekarir. Bukanlah masalah mudah menjadi wanita karir, pastilah banyak sekali rintangan-rintangan yang ada. Salah satu rintangan yang paling sering ditemui adalah pelecehan seksual. Pelecehan seksual yang dialami oleh wanita dapat berbentuk secara verbal, visual, ataupun secara fisik. Pelaku pelecehan seksual bisa siapa saja seperti atasan atau rekan kerja. Bahkan tak jarang juga tukang ojek atau tukang becak yang melakukan pelecehan seksual terhadap wanita karir. Seperti bersiul-siul ketika wanita tersebut berjalan di depannya, atau memanggil-manggil untuk alasan yang tidak jelas. Wanita karir khususnya di Jakarta dituntut berpenampilan menarik, sehingga mereka terkadang suka "kelepasan" berpakaian terlalu menarik. Memang tidak dapat disalahkan seutuhnya dari pelaku pelecehan seksual, terkadang wanita juga suka "mengundang" nafsu pria. Maka sebaiknya lebih baik mencegah daripada mengobati. Wanita karir dapat mengenakan celana selama berada di angkutan umum dan dapat berganti dengan rok ketika sampai di kantor.

     Di Jakarta yang menjadi ibu kota negara Indonesia dan menjadi pusat pemerintahan tentulah aktivitas perkantoran banyak terjadi di sini. Sehingga banyak juga wanita karir dan otomatis banyak juga korban pelecehan seksual. Tetapi korban pelecehan seksual umumnya enggan melaporkan peristiwa yang mereka alami karena hukum di Indonesia yang berbelit-belit dan lebih suka memendam sendiri, jika pelecehan seksual ini terjadi berulang-ulang maka akan menimbulkan trauma tersendiri bagi dirinya. Apalagi di Jakarta, kota yang selalu hidup dan selalu macet, pelecehan seksual dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Bahkan terkadang wanita yang berpenampilan tertutup sekalipun tidak luput dari pelecehan seksual. Lebih baik wanita lebih berhati-hati dimana pun dan kapan pun serta lebih peka terhadap situasi sekitar.

     Yang selalu menjadi pertanyaan saya, mengapa korban dari pelecehan seksual adalah wanita? Mungkin budaya patriarki yang ada di Indonesia, sehingga pria selalu menganggap wanita lemah dan tidak berdaya. Padahal banyak sekali wanita yang kuat, seperti single mom. Atau mungkin di Indonesia, wanita posisinya lebih rendah dari pria. Sehingga pria dengan leluasa dapat melecehkan wanita dengan seenaknya. Pria di Indonesia khususnya, suka memandang wanita dengan sebelah mata, pria lebih memandang fisik wanita daripada kecerdasan wanita. Pria yang melecehkan wanita tidakkah pernah berpikir bagaimana jika kejadian serupa menimpa ibu, istri, anak, saudara perempuan, atau kerabat perempuan mereka, pastilah rasanya sakit. Pria yang melakukan pelecehan seksual tersebut tentunya tidak berpikir berkali-kali tetapi hanya mengikuti nafsu sesaat. Padahal karma itu nyata adanya dan ada kalimat yang berbunyi, jika kita mau diperlakukan baik, perlakukanlah orang lain dengan baik.

5 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar