Selasa, 23 September 2014

The Science of Sex Appeal (Nadia Agusti Putri)

image
     Pada pertemuan mata kuliah perilaku seksual kemarin saya mendapatkan pengetahuan baru yang menarik. Pada pertemuan kemarin kami menonton sebuah film yang berjudul “The Science of Sex Appeal” , film tersebuh membahas mengenai daya tari seksual dan dari mana asalnya. Daya tarik seksual atau sex appeal adalah karakteristik atau trait yang individu miliki yang membuat orang lain menjadi tertarik pada dirinya. Ketertarikan ini tidak hanya membuat orang lain tertarik namun dapat juga membangkitkan gairah seksual orang lain. Nah pada film ini dijelaskan, sebenarnya apa sih yang mempengaruh daya tarik seksual kita?
    Film dokumenter ini tidak hanya berbasis pada teori saja namun dibuktikan melalui penelitian-penelitian. Apakah Anda tahu bahwa ternyata daya tarik seksual individu itu bisa dihitung pakai matematika loh! Tidak hanya biaya pemasukan dan pengeluaran bulanan saja tapi ternyata para peneliti terdahulu juga merumuskan suatu rumus untuk menghitung daya tarik seseorang (iseng juga ya.. haha). Pada zaman Yunani dahulu munculah suatu istilah dinamakan Golden Ratio. Pada intinya golden ratio atau rasio emas ini adalah perhitungan yang menghitung perbandingan pada anggota tubuh tertentu. Nah apabila individu hasil hitungnya itu mendekati rasio emas maka semakin tinggi pula daya tarik seksualnya, dan sebaliknya. Selain itu daya tarik seksual individu juga di pengaruhi oleh kesimetrisan wajah kita. Wajah yang simetris itu gimana sih maksudnya? Jadi apabila kita bayangkan wajah kita dilipat menjadi dua, maka mata kanan akan bertumpuk dengan mata kiri, belahan hidung kanan juga akan sama besarnya pada belahan hidung kiri, dst. Pokonya bagian kanan dan kiri wajah kita itu besarnya sama.. ya simetris gitu. Di salah satu Universitas di luar negeri pun ada yang sedang meneliti mengenai kesimetrisan wajah ini. Jadi, dosen membuat suatu alat yang dapat mengukur kesimetrisan wajah dan menghasilkan sebuah skor tertentu. Pada alat ini memiliki skala nilai dari angka 1-10 (kalau salah mohon di maaf diingatkan), namun jarang sekali individu yang mencapai 10, maka dari itu individu yang memiliki nilai 7 ke atas di anggap sudah menarik. Semakin tinggi nilainya maka semakin menarik, dan sebaliknya. Nahloh kalo kita yang mengukur dengan alat itu, maka berapa ya nilai daya tarik kita? Hahaha.
    Faktor lainnya yang mampu mempengaruhi daya tarik seksual individu adalah hormone. Berdasarkan penelitian wanita yang sedang mengalami ovulasi atau menstruasi memiliki wajah yang semakin menarik. Wajahnya terlihat lebih cerah dan merona. Wah mulai sekarang bagi para perempuan yang sedang menstruasi berbahagialah kamu. Karna kecantikanmu sedang terpancar! Haha. Selain itu intonasi suara wanita pun berubah saat sedang menstruasi, penelitian menemukan bahwa laki-laki lebih menyukai suara wanita ketika ia berada masa tersebut. Apa sih yang menyebabkan wanita ini menjadi lebih menarik? Hal ini disebabkan karena terdapat perubahan hormon yaitu meningkatnya hormone esterogen dalam tubuh wanita.
    Satu hal ini yang perlu diperhatikan bagi laki-laki. Ternyata status sosial ekonomi itu akan mempengaruhi daya tarik seksual bagi laki-laki loh! Jadi pada intinya semakin kaya seorang laki-laki maka semakin menarik di mata perempuan dan sebaliknya.  Tapi tenang aja, ini bukan faktor mutlak kok.  Jadi menurut saya alangkah lebih baiknya apabila status sosial ekonomi ini diiringi dengan akhlak yan baik, sehingga tidak hanya mapan namun laki-laki juga memiliki perbuatan yang sopan dan baik. Dengan begitu saya yakin hal tersebut akan meningkatkan daya tarik seksualnya 360% J.
    Nah ada satu lagi yang benar-benar menarik bagi saya. Ternyata setiap individu itu memiliki “aroma” nya sendiri yang disebut dengan feromon. Feromon adalah sejenis zat kimia dalam tubuh yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seksual pada laki-laki maupun wanita. Jadi kita ini semua memiliki “aroma” tersendiri bagi lawan jenis kita. Secara tidak sadar “aroma” ini membuat lawan jenis kita menjadi lebih tertarik kepada kita. Pada dasarnya individu itu tertarik dengan “aroma” yang berbeda dengan “aroma” yang kita miliki. Pada sebuah keluarga, seluruh anggotanya memiliki feromon yang serupa, sehingga secara biologis sebenarnya kita memang tidak ditakdirkan untuk tertarik (secara seksual) dengan anggota keluarga kita. Maka dari itu sebenarny secara biologis memang individu ditakdirkan untuk tidak melakukan incest.  
    Fenomena feromon ini sebenarnya sudah buming di masyarakat. Masyarakat luas telah mengetahi fungsi dari feromon, bahkan di beberapa tempat banyak penjual yang menjual parfum feromon dengan harapan akan meningkatkan daya tarik yag memakainya. Jika Anda penasaran, cobalah cari di google mengenai “minyak wangi feromon” maka akan bermunculan iklan-iklan mengenai parfum tersebut.  Saya sendiri tidak mengetahui bagaimana efek dari parfum ini dan saya juga belum menemukan penelitian ilmiahnya. Apabila sudah ada yang pernah mencoba  dan tahu khasiatnya silakan di share :D.
22 September 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar