Senin, 15 September 2014

Gay or Lesbian... Apa sih faktornya?? (Jennifer Jesslyn)


     Pada tulisan di Blog kali ini, merupakan lanjutan dari blog sebelumnya yang saya tulis mengenai orientasi seksual. Saya akan mencoba untuk menjelaskan secara singkat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi homo atau memiliki kelainan dalam orientasi seksual mereka. Ada 3 faktor yang menentukan orientasi seksual pada seseorang, pertama adalah faktor biologi, faktor perkembangan dan faktor lingkunga. Mari kita bahas satu persatu mengenai faktur tersebut.
     
     Yang pertama adalah faktor biologi. Seperti yang kita ketahui bahwa faktor biologi termasuk didalamnya adalah faktor genetik, hormon, kelainan saat lahir, dan kondisi kejiwaan (psychology). Hasil pada suatu penelitian dikatakan bahwa seseorang yang semakin dekat dengan saudara kandung yang sama genetiknya, maka semakin besar kemungkinan untuk berbagi orientasi seksual. Seperti misalnya seorang adik laki-laki yang dekat sekali dengan kakak perempuannya, sering pergi bersama, bertukar cerita, bertukar hobi, bermain bersama memungkinkan untuk si adik laki-laki memiliki kesukaan yang sama seperti kakak dan akhirnya cenderung untuk memiliki kelainan orientasi seksual.  Selain itu, faktor hormon saat berada dalam kandungan ibu juga menjadi salaah satu faktor biologi. Stress pada saat si ibu mengandung dapat meningkatkan hormon-hormon dewasa pada ibu dan akhirnya menyebabkan kelainan orientasi seksual pada anak.

     Yang selanjutnya adalah kelainan pada fase perkembangan. Pada faktor ini, ada beberapa pendapat dari para tokoh terkemuka. Menurut Freud, kelainan orientasi seksual seseorang itu berawal dari fase oedipus complex yang tidak terselesaikan saat kecil. Menurut Rado, kelainan orientasi seksual disebabkan oleh faktor bawaan. Sedangkan menurut Bieber, kelainan orientasi seksual disebabkan oleh peran gender dan interaksi teman sebaya. Bieber mengemukakan bahwa perilaku berbeda yang ditampilkan dari gender seseorang, lebih memungkinkan untuk menjadi gay atau lesbian.

     Yang ketiga adalah faktor lingkungan. Untuk faktor yang satu ini saya akan menceritakan dari pengalaman saya. Beberapa tahun yang lalu saat saya masih duduk di bangku SMA, saya memiliki teman wanita yang cukup dekat dengan saya. Kemudian teman wanita saya itu memiliki teman wanita lain yang bergerak gerik seperti pria, yaa katakan saja tomboy. Saya mendengar kabae bahwa si tomboy tersebut adalah seorang lesbian. Penasaran, lalu saya tanyakan kepada teman wanita saya yang akhirnya meng iya kan bahwa memang si tomboy itu lesbie. Lama tidak bertemu dengan teman wanita saya, hingga kurang lebih 2 tahun kemudian saya bertemu, saya dikagetkan dengan berita bahwa teman wanita saya pun sekarang seorang yang lesbian. Singkat cerita saya bertanya kepadanya mengapa sampai hal tersebut terjadi. Dia hanya menjawab “ya habis bagaimana lagi? Saya sering main dengan dia. Lama-lama ya jadi kebawa juga”.


     Dari cerita tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa memang faktor yang berpengaruh lebih besar adalah faktor lingkungan. Seperti halnya seorang yang latah. Mungkin dulunya dia tidak latah sama sekali, namun saat ia bekerja di salon dan bertemu dengan teman-teman yang mayoritas latah, maka dia menjadi ikutan latah juga.

     Sebenarnya orientasi seksual itu kita sendiri yang menentukan. Jadi jika iman kita kuat, meskipun berada pada lingkungan dan komunitas yang memiliki kelainan orientasi seksual, kita tidak akan terbawa.

10 September 2014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar