Rabu, 24 September 2014

Divorce isn't tragedy. A tragedy is staying in an unhappy marriage (Erwin Pangiawan)

Why people get divorce?

perceraian sangat rentan terjadi di era sekarang. Komitmen atau perjanjian diatas kertas pun hanya sebatas ucapan semata yang di pandang sebagai hal yang mudah dalam mengucapkan janji nikah. Dari kata "why" kita sudah tau punya banyak faktor untuk perceraian itu terjadi dalam jalinan pernikahan. 

Perceraian memiliki banyak faktor utama dan saya akan membahas 3 hal utama yang paling mendasar ketika seseorang bercerai yang terjadi di indonesia  :D

1) ekonomi
Ya, ini masi sangat rentan terjadi karena suami tidak memiliki pekerjaan yang tepat atau dalam situasi ini harus membiayai anggota keluarga seperti anak dan ibunya. Atau wanita yang berkarir lebih cenderung untuk independent sehingga bercerai dan hidup sendiri menjadi mampu. Saya pernah melihat dan memantau sebuah kasus, jadi suami tidak memiliki pekerjaan dan istri memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, singkat cerita istri kabur ke tempat asalnya dan kemudian meninggalkan suaminya di Kota A. Bukan kah hal ini tragis apabila terjadi seperti ini? Jadi, hubungan komunikasi pun berakhir tanpa ada status bercerai secara hukum. Tapi hal seperti ini harusnya diselesaikan secara hukum agar status pernikahan menjadi jelas. Untuk menyelesaikan masalah seperti  ini sebaiknya melakukan konsultasi kepada psikolog sekaligus mengobati kondisi psikologis. 

2) komunikasi
Hal ini juga berpengaruh apabila kondisinya suami hanya sibuk dengan teman, menghabiskan waktu dengan teman sehingga merupakan keluarga. Hal ini pun dianggap salah karena komitmen setelah menikah penting. Karena pernikahan harus mementingkan keluarga dan menyampingkan segala kepentingan serta kebutuhan pribadi. Kejadian seperti ini 90% terjadi di era sekarang ini, dan berpengaruh besar pada tingkat perceraian. 

3) tidak mengadakan konseling pranikah terlebih dahulu
Konseling pranikah? Buat apaan nih? Di negara Indonesia masih sulit untuk menerapkan tradisi konseling senelum menikah. Awalnya ini pandangan seseorang mengenai konseling itu tidak berguna. Orang malah berpikir "buat apa konseling?", "pernikahan kan asal sah secara hukum aja". Pernikahan bukan sampai ke tahap itu aja, tetapi tahap mencapai pernikahan itu ibarat segitiga yang akan membentuk lancip dan mengerucut di ujungnya. Pernikahan itu harus jelas dan tepat tujuan serta komitmen yang kuat untuk mampu melanjutkan status pernikahan hingga seterusnya. Sehingga bentuk konseling berupa klarifikasi tentang pribadi masing-masing, serta dihadapkan berupa contoh ketika menghadapi masalah yang sulit dalam pernikahan. Maka, konseling pranikah sangat disarankan untuk memperjelas status pernikahan pada nantinya. Pasangan pun akan jauh lebih mengenal pasangan lainnya lebih dari sekedar proses pacaran melainkan pada akhirnya memutuskan "ya, kamu memang pasangan hidupku". :) 


17 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar