Senin, 15 September 2014

BERHADAPAN DENGAN KEPUTUSAN (Angela Devi)



 


Dalam hidup ini, sadar atau tidak setiap hari manusia membuat keputusan. Dimulai dari memutuskan bangun tepat waktu atau tidak, memutuskan mandi menggunakan air dingin atau air hangat, bahkan…memutuskan mau pake baju yang mana. Namun, sebenarnya hal-hal sederhana ini berdampak besar bagi keseluruhan hari tersebut. Misalnya saja, jika seseorang memilih telat bangun maka konsekuensinya adalah berpeluang terlambat sampai tempat tujuan (jika berpergian), jika salah mengambil keputusan untuk mandi dengan air dingin…bisa-bisa masuk angin brrrr , dan kalau salah memilih pakaian yang akan dikenakan..bisa-bisa nanti salah kostum. Semua hal tersebut sangat merugikan bagi individu yang bersangkutan. Nah sekarang, bagaimana jika seseorang dihadapkan dalam mengambil keputusan yang besar ? Siapkah untuk menikah ? Haruskah bercerai dengan suami / istri ?

Memutuskan untuk menikah atau bercerai merupakan hak masing-masing individu. Namun, yang saya tau dalam ajaran Agama tertentu, ada ayat khusus yang saya ingat yaitu “tidak ada yang dapat diceraikan manusia”. Ketika seseorang akan menikah, tentunya harus sudah siap untuk memulai hidup bahagia baru. Ketika seseorang akan bercerai, tentunya harus sudah siap untuk hidup sendiri (kecuali punya PIL / WIL) hahahaha 

Dalam kehidupan setelah pernikahan jika sedang terjadi cek-cok antar pasangan dan tidak memungkinkan untuk berkomunikasi, coba ingat kembali masa romantis dengan pasangan. Buka lagi deh album foto pre-wedding, video resepsi pernikahan, bahkan….. video saat janji suci pernikahan/ wedding covenant Anda. Mungkinkah Anda akanmeneteskan air mata tergerak untuk mengalah atau berkorban ? hahahaahaa . Jika sudah berada dalam tahap untuk memutuskan bercerai, bagi yang belum tau atau belum pernah..coba datang dulu ya ke Psikolog (bukan promosi). Datang ke Psikolog bukan berarti dipaksa untuk tidak bercerai atau bercerai, namun bantuan dari pihak luar terkadang merupakan pencerahan utama yang akan menguraikan benang kusut dari kedua belah pihak. 

Sebagai penutup, saya bagi sedikit ya salah satu kata mutiara yang sangat saya suka… The best friendship through the years. Souls entwined by unselfish love and faith. A love that stood the tests of time. Now, a lifetime vow and a lasting commitment. Semoga dengan mendalami makna dari kata mutiara ini, siapapun juga tidak gegabah untuk asal menikah atau bercerai ya :D

13 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar