Rabu, 24 September 2014

Kohabitasi (Syifa Saviriandini)

Halo! Selamat malaaaammm..... kali ini saya akan bahas tentang kohabitasi. Apa sih itu kohabitasi ? Nah kohabitasi itu biasa orang awam kenal dengan sebutan'kumpul kebo' . Jadi, dua orang dengan jenis kelamin berbeda tinggal dalam satu rumah dan melakukan hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan.
Apa sih keuntungan dari kohabitasi ini ? Keuntungannya adalah kita bisa mengenal pasangan kita secara mendalam. Ini dikarenakan mereka tinggal satu rumah sehingga banyak waktu yang dapat mereka habiskan bersama. Tetapi, dibalik keuntungan pasti ada kerugian. Terutama dari segi agama dan lingkungan masyarakat. Dari segi agama pasti tidak diperbolehkan. Sedangkan dari lingkungan pasti ada pandangan negatif dari orang di lingkungan sekitar apalagi hubungan ini kan tanpa ikatan pernikahan, pandangan negatif dari orang lain akan lebih kuat.
 
Lalu apa bedanya kohabitasi dengan nikah siri? kalo kohabitasi ini kan tanpa ikatan pernikahan jadi pasangan tidak menikah tetapi nikah siri mereka nikah tapi hanya secara agama saja, hukumnya tidak.Nah, kohabitasi dan nikah siri ini dapat merugikan anak yang lahir dari pasangan yang seperti ini. anak tidak memiliki akte yang jelas karena ayah dan ibunya tidak punya ikatan pernikahan secara hukum. jadi, yang paling baik memang pernikahan yang sah secara agama dan hukum. 

Satu hal yang penting, kohabitasi itu juga butuh komitmen. sama hal nya dengan pernikahan. mereka juga terikat secara emosional dan seksual. walaupun mereka tidak menikah secara sah tetapi mereka punya komitmen yang kuat terhadap pasangannya. misalnya tidak selingkuh atau tidur dengan wanita atau pria lain. 

Di Indonesia sendiri, ini masih dipandang negatif.masyarakat masih suka ikut campur dengan urusan orang lain apalagi dengan hal yang berhubungan yang seperti ini, laki-laki dan perempuan yang tinggal dalam satu rumah tapi tidak ada ikatan yang jelas. pasti kalian sering kan liat sinetron-sinetron di TV yang kalo ada cewe-cowo bukan muhrim satu rumah terus di tangkap basah dikira lagi berhubungan seksual ? nah mungkin masih seperti itu gambaran masyarakat kita. kalau menurut saya sih ya, tanpa memandang segi agama pastinya, tidak apa-apa pasangan melakukan kohabitasi asal pasangan itu tahu dan bisa menerima resiko yang akan mereka terima terutama dari lingkungan dan keluarga. karena belum tentu keluarga menyetujui hubungan yang seperti ini. tetapi, saya tidak sepenuhnya setuju dengan hubungan ini karena menurut saya hubungan ini lebih banyak merugikannya daripada menguntungkannya.

17 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar