Senin, 15 September 2014

Sexual Orientation (Ellen Gauw)


What's in your mind when you heard sexual orientation

Apakah yang terlintas dalam pikiran Anda adalah mengenai orang-orang homo, lesbian, atau bencong? (hay cyiiinnnn)

Sebenernya orientasi seksual itu apaan sih? Orientasi seksual adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada jenis kelamin apakah seseorang tertarik secara fisik, emosi, romantisme, dan seksual. Terdapat 3 jenis orientasi seksual yaitu homoseksual (doyannya sama yang sesama jenis kelamin), heteroseksual (yang biasanya disebut straight alias normal), dan biseksual (apa aja jadi, selama masih orang, HEHEHEHE, mau sama jenis kelaminnya gapapa beda juga ya gapapa). Homoseksual sendiri terbagi atas gay (untuk homoseksual antara laki-laki dengan laki-laki) dan lesbian (homoseksual antara perempuan dengan perempuan).

EITS! Tapi tolong dibedakan ya antara homoseksual dengan bencong yang ada di lampu merah kayak gitu. Yang disebut dengan bencong sebenarnya lebih mengarah kepada adanya kelainan identitas gender seseorang (merasa terperangkap dalam tubuh yang salah); sedangkan homoseksual tidak. Orang-orang dengan GID (gender identity disorder) umumnya akan menjadi homoseksual; tetapi tidak berlaku sebaliknya. 

Untuk kali ini penulis ingin membagi cerita mengenai salah satu teman penulis yang telah mengaku bahwa dirinya seorang homoseks (seorang gay). Sebut saja nama teman penulis X, ceritanya pake bahasa santai aja ya biar seru HAHAHA :D 

Jadi, si X ini adalah seorang gay yang telah memberitahu ibu dan ayahnya bahwa dia adalah seorang gay yang telah memiliki pacar. Nah, dia sih cerita kalau reaksi orang tuanya itu "hebat banget"; ga terima dll. X bercerita kepada penulis mengenai kesulitan yang dihadapinya (harus berusaha untuk membuat orang tuanya menerima bahwa dirinya gay). 

X pernah bertanya kepada penulis apakah penulis merasa ilfeel karena orientasi seksualnya itu. Sejujurnya sih ya, penulis no comment. Karena menurut penulis, orientasi seksual lebih didasarkan pada pilihan hidup. Penulis juga tidak dapat menyatakan homoseksual itu salah pake banget (penulis tidak membawa-bawa ajaran agama untuk menanggapi hal ini). Maka dari itu, penulis hanya memberikan pendapat kepada X tentang apabila dia tetap memilih untuk melanjutkan hubungan X dengan pacarnya...

Apakah di antara pembaca memiliki teman yang juga kaum GLB (gay, lesbian, dan biseksual)? Kalau ada, apakah para pembaca pernah melihat mereka diejek oleh teman-teman yang lain? Umumnya kaum GLB mendapatkan diskriminasi di mana pun mereka berada (palingan cuma beda di tarafnya doang, di tempat A parah banget, di tempat C ga gitu). Untuk di Amerika Serikat, kaum GLB sering dicopot hak-nya (tidak mendapatkan hak yang sama dengan heteroseksual).


Untuk teman penulis (si X) dia sering diledek oleh temannya sebagai seorang banci, padahal aslinya tidak. Hanya lebih prefer sesama jenis untuk menjalin hubungan romantis..


Menurut kalian, apakah diskriminasi untuk kaum GLB itu boleh dilakukan? Monggo dipikirkan, lumayan jadi bahan mikir malem-malem gini HEHEHE

10 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar