Selasa, 23 September 2014

TERNYATA (Pratiwi Hosanna)

     Halo! Apa kabar, readers? Pada kesempatan kali ini, penulis akan memberikan beberapa istilah baru. Hayooo, apa yang kalian tahu tentangsex dan gender? Penasaran? Ayuk, kita lihat penjelasannya berikut ini. Ternyata, gender dan sex berbeda loh. Apa sih perbedaannya? Gendermerujuk pada karakteristik femininitas dan maskulinitas. Sedangkan sexadalah jenis kelamin seseorang, yaitu laki-laki atau perempuan. Isu genderdapat mencakup cara orang mengidentifikasi gender mereka (laki-laki, perempuan, transgender), bagaimana mereka telah dipengaruhi oleh struktur sosial yang berhubungan dengan gender (gender hierarchy), dan perangender dalam kehidupan individu seperti stereotypical gender roles.

     Peran gender (gender role) adalah seperangkat norma sosial dan perilaku yang umumnya dianggap sesuai untuk laki-laki atau perempuan dalam hubungan sosial atau interpersonal. Misalnya, kaum pria bekerja di kantor,kaum wanita hanya memasak dan membereskan rumah. Perangender sangat bervariasi antara budaya dan bahkan dalam tradisi budaya yang sama telah berbeda dari waktu ke waktu. Misalnya, saat ini dapat ditemui banyak wanita telah bekerja di kantor. Pandangan kaum pria tidak boleh masuk ke dapur telah tergantikan dengan banyak kaum pria yang bekerja sebagai koki di restoran.
     Nah, ada istilah lain lagi nih… Sexism, apa sih itu? Sexism dikenal juga sebagai gender discrimination atau sex discriminationSexism adalah prasangka atau diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. Misalnya, pekerjaan sebagai pengemudi atau petugas di pompa bensin. Dulunya, pekerjaan seperti ini dianggap sebagai pekerjaan pria. Oleh karena itu, jumlah pekerja wanita lebih sedikit dibandingkan pria. Namun, saat ini dapat ditemui wanita yang bekerja sebagai pengemudi atau petugas di pompa bensin.
     Kalian ingat dengan Raden Ayu Kartini? Beliau adalah contoh orang yang mengalami sexism di Indonesia. Ibu Kartini adalah seorang perempuan yang berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, keturunan keluarga ningrat. Beliau hanya diperbolehkan bersekolah sampai usia dua belas tahun. Setelah usianya dua belas tahun, R.A. Kartini tidak diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
     Selain sexism, ada lagi istilah feminismFeminism adalah aliran atau kumpulan gerakan yang ditujukan untuk menentukan, membangun, dan mempertahankan hak-hak politik, ekonomi, dan sosial yang sama bagi perempuan. Feminism berusaha untuk mendirikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam pendidikan dan pekerjaan. Feminist adalah pendukung hak-hak dan kesetaraan perempuan.
     Mengapa perlu belajar psikologi perempuan? Pertama, berorientasi pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip feminisme. Kedua, menempatkan penekanan kuat pada hak-hak perempuan. Mari kita lihat tokoh-tokoh yang memperjuangkan hak perempuan, di antaranya sebagai berikut.
1)     Mary Ainsworth. Beliau adalah seorang psikolog perkembangan yang memberikan penilaian terhadap perkembangan anak usia dini dan mengemukakan attachment theory.
2)     Sandra Bem. Beliau mengemukakan mengenai gender schema theory. Bem mengembangkan the Bem Sex Role Inventory yang mengukur seberapa baik orang masuk ke dalam peran gender tradisional. Bem mengkarakteristikan kepribadian menjadi maskulin, feminin, androgini, atau tidak dapat dibedakan.
3)     Mary Whiton-Calkins. Beliau adalah presiden wanita pertama dariAmerican Psychological Association. Harvard menolak untuk memberikan gelar doktor hanya karena Mary adalah seorang wanita.
4)     Anna Freud. Beliau adalah putri Sigmund Freud. Anna mengemukakan psikologi ego dan psikoanalisis anak. Beliau adalah pendiri psikoanalisis anak dan menjelaskan tentang the ego’s defense mechanisms dalam bukunya yang berjudul The Ego and the Mechanisms of Defense (1936).
5)     Leta Stetter-Hollingworth. Beliau adalah salah satu pelopor awal psikologi perempuan. Hollingworth fokus terhadap anak-anak yang luar biasa.
Sebenernya masih banyak lagi tokoh yang berpengaruh dalam psikologi perempuan.
     Setelah tahu perjuangan tokoh-tokoh yang telah memperjuangkan hak-hak perempuan, apa yang harus kita lakukan? Sebagai kaum wanita, kita harus bersyukur atas perjuangan para pendahulu kita. Berkat perjuangan mereka, saat ini kita dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan mendapatkan hak-hak perempuan, serta kesetaraan dalam pendidikan dan pekerjaan. Mari kita berikan yang terbaik! Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
26 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar