Rabu, 24 September 2014

Marriage (Virna Anggraini)

Menikah....adalah suatu keadan dimana seseorang sudah tidak lagi menjalankan berbagai macam aktivitasnya sendirian namun memiliki pasangan yang mampu membantunya memaknai hidup.

     Siapa orang di dunia ini yang tidak ingin menikah ?? tentunya .... tidak ada satupun orang di dunia ini yang memiliki cita-cita untuk tidak menikah terkecuali memang dirinya yang menolak dan menyangkal untuk menikah. tetapi, saya yakin dari lubuk hati yang paling dalam setiap manusia pasti mendambakan sebuah pernikahan dan hidup bersama orang yang benar-benar mencintai dan dia cintai. 
     Pernikahan adalah sesuatu yang sakral yang tidak seharusnya tidak sembarangan di lakukan dan membutuhkan komitmen antara kedua pasangan untuk menjaga tali pernikahan yang akan mereka bina tersebut. dari beberapa kasus yang sering saya jumpai banyak sekali teman-teman saya sudah menikah di usia muda dengan persipaan yang belum begitu matang. sehingga pernikahan tidak lagi menjadi indah bahkan menjadi lintasan air mata untuk terus mengalir deras. kerap kali mereka mendapatkan permasalahan-permasalahan dalam pernikahan berkaitan dengan emosi, pekerjaan dan tuntutan - tuntutan lainnya. dan saya sebagai baian pengamat hanya bisa mengamati dan tersenyum sambil sesekali memberikan saran untuk beberapa teman saya yang sedang merasakan hal tersebut. pada saat menikah mereka tidak memiliki persiapan apapun, mereka tidak memiliki pemikiran-pemikiran yang panjang yang harus mereka pikirkan, yang ada di pikiran mereka hanyalah mereka bisa menikah saat itu dan melangsungkan pesta pernikahan pada saat itu. sehingga beberapa masalah yang harusnya tidak menjadi masalah mulai muncul. 
     saya juga banyak belajar dari beberapa teman saya sehingga saya terus dan terus belajar mempelajari beberapa dari kasus mereka yang menikah muda. juga karena saya belum tertarik untuk menikah di usia muda, alasannya bukan hanya karena saya tidak tertarik namun, saya merasa saya masih memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap kebahagiaan orang tua saya kelak. saya merasa masih harus membayar hutang kepada orang tua saya walaupun saya menyadari tidak ada satu hal pun yang dapat menggantikan apa yang sudah diberikan orang tua saya kepada saya. namun, belajar dari pengalam orang tua saya pula sehingga saya tidak bernniat menikah di usia muda. 
     bahkan banyak juga diantara beberapa teman saya mereka melakukan kohabitasi, dimana mereka belum sepantasnya tinggal bersama namun, mereka sudah tinggal bersama. menurut saya, apabila seseorang sudah mencapai melakukan hal tersebut berarti mereka sudah sangat terikat, bagaimanapun mereka sudah mengawalinya dengan tidak baik maka akan susah untuk mengakhirnya dengan sangat baik. untuk itu saran saya adalah jangan pernah mencoba satu hal pun yang nantinya akan memberikan dampak negatif terhadap kita dan pasangan. karena, bila sekali saja mencoba maka akan sangat sulit untuk melepaskan kebiasaan tersebut. 
     dan kepuasan pernikahan juga tentunya dipengaruhi oleh banyak hal. saya juga mencoba mengamati dari sekitar bahwa pada saat mereka sudah tidak bisa lagi berkomunikasi dengan baik dengan pasangannya maka itu akan sangat berpengaruh terhadap pernikahannya. bagaimana pasangan mengontrol emosinya dan mencintai istrinya juga mempengaruhi kepuasan pernikahannya. 
     contohnya saja pada orang terdekat saya, mereka adalah suami istri yang bisa dikatakan memiliki komunikasi yang buruk satu dengan yang lainnya. salah satu pasangannya selalu mengancam bahkan selalu meledak-ledak emosinya pada saat pasangan yang satunya melakukan kesalahan kecil. sehingga yang terjadi sekarang adalah hubungan mereka bukan seperti suami-istri tetapi terlihat seperti musuh dengan musuh yang sama-sama mencari kesalahan pasangannya masing-masing. sehingga saya belajar banyak hal dari hal tersebut. saya mencoba tetap teguh dengan prinsip yang sudah saya anut dari kecil. saya lebih memilih untuk mendapatkan laki-laki yang memiliki komitmen dari pada laki-laki kaya raya namun tidak bisa menjaga komitmennya dengan baik. 
     untuk itu, untuk mendapatkan kepuasaan pernikahan dan pernikahan yang bahagia kita perlu mempertimbangkan banyak hal yang matang untuk masa depan, melihat sisi buruk dan baik dari pasangan sehingga kita bisa sedikit meramalkan laki-laki tersebut di masa depan (walaupun pada dasarnya belum tentu  terlihat sisi buruknya pada saat pacaran). 

15 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar