Selasa, 23 September 2014

Orientasi Seksual (Homoseksual dan Heteroseksual) (Susan)

     Seperti yang kita tahu, orientasi seksual yang berada dalam masyarakat ini terdapat dua macam yaitu orientasi seksual yang normal atau biasa kita lihat di sekitar kita adalah Heteroseksual. Di mana terdapat seorang pria dan seorang wanita menjalin hubungan yang sehat. Dimulai dari perkenalan, pendekatan, penjajakan, sampai pada hubungan ikatan emosional yang berlanjut pada komitmen pernikahan guna memperoleh keturunan. 


     Tetapi, di sisi lain dari hubungan heteroseksual sekarang ini kita dapat jumpai juga seperti hubungan Homoseksual. Di mana seorang pria ataupun seorang wanita menyukai sesama jenisnya. 

     Homoseksual pada seorang pria yang saya ketahui sampai saat ini adalah seperti biasanya pria dengan pria, walaupun pasangan tersebut merupakan sesama pria mereka tetap menjalankan peran seperti pasangan normal lainnya, yaitu salah satu dari mereka adalah wanita dengan sisi feminim dan salah satunya lagi adalah pria dengan peran maskulin yang menjaga pasangan yang feminim. Pada pasangan pria homoseksual tentu saja tidak terlepas dari ketertarikan fisik. Kebanyakan dari mereka menyukai bentuk fisik dari pasangan homoseksualnya, seperti bentuk postur tubuh, wajah, dsb. Tidak menutup kemungkinan juga pasangan tersebut hadir karena pengaruh lingkungan baik di keluarga maupun pada lingkungan pergaulan, faktor biologis dan faktor ekonomi. 

     Sama pula dengan homoseksual pada wanita dengan wanita. Mereka tetap menjalankan hubungan dengan salah satu dari pasangan berperan sebagai wanita yang feminim dan pasangan lainnya menjalankan peran maskulin. Pada pasangan homoseksual wanita seperti yang saya ketahui, mereka memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dibandingkan pria. Selain faktor lingkungan, bentuk fisik, ekonomi, maupun biologis yang menjadi penyebabnya. 

     Salah satu contoh kasusnya seperti salah satu teman pria saya yang memiliki homo orientasi seksual. sebut saja Rian. Ia memilih untuk menjadi gay (pasangan homo pria dengan pria) karena Rian tidak pernah berhasil dalam menjalin hubungan dengan wanita. Setelah sebelumnya beberapa kali sempat mencoba menjalin hubungan dengan wanita, tetapi wanita tersebut  menolak karena lebih menyukai teman dari Rian tersebut pada usia remaja. Karena hal tersebut ia berhenti untuk menyukai wanita dan menjalin hubungan dengan pria yang berusia lebih muda darinya yang biasa dia panggil "adik". Rian merasa puas dengan hubungan dekat tersebut lalu berlanjut pada hubungan seks antara pria homoseksual. 

     Pada contoh kasus ini, dapat kita lihat ternyata yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjadi homoseksual adalah pengaruh lingkungan. Rian yang merasa tertolak dan tidak diinginkan oleh wanita yang ia sukai pada saat usia remaja menjadikan dirinya tidak percaya diri dalam menjalin hubungan dengan wanita. Ia lebih memilih pria yang berusia lebih muda darinya sebagai pasangannya karena ia lebih mendapat kepuasan dari hubungan tersebut karena dirinya dapat diterima oleh seseorang walaupun homoseksual. Jadi, sebenarya trauma pada masa lalu dan faktor lingkungan merupakan faktor yang paling kuat yang dapat menjadikan seseorang memilih untuk menjadi homoseksual.

     Sebenarnya, terlepas dari berbagai macam faktor yang mendukung seseorang menjadi homoseksual, di samping itu homoseksual merupakan sebuah pilihan. Banyak di antara mereka menutupi orientasi seksualnya karena malu dan merasa tidak normal. orang-orang yang melihat pasangan homoseksual akan menghindar karena takut atau merasa jijik. Tetapi banyak pula dari mereka telah coming out. Mereka melegalkan hubungan mereka sendiri dengan menyatakan diri mereka adalah pasangan homosekual karena ingin diterima secara sebagi hubungan yang normal oleh masyarakat. 

15 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar