Senin, 15 September 2014

Sexual Orientation (part 2) (Lily Lee)


Okay, here come the second part! 

Masih ingat kan sama pembahasan di blog sebelumnya tentang orientasi seksual? Refreshdulu deh...

Orientasi seksual adalah ketertarikan seseorang terhadap jenis kelamin tertentu secara emosional, fisik, seksual, dan romantis. Terdapat tiga jenis orientasi seksual yakniheterosexual (tertarik dengan lawan jenis), homosexual (tertarik dengan sesama jenis)danbisexual (tertarik dengan wanita dan pria). Homosexual terbagi menjadi gay (pria) danlesbian (wanita).

Nah, kenapa sih bisa ada orang dengan orientasi seksual yang beda-beda?? Kenapa ya... Hmmm....
Penyebab orientasi seksual yang berbeda-beda ini dapat dijelaskan dengan lima teori dasar, yaitu teori biologis, yang menyatakan homosexual dan heterosexual berbeda secara fisik. Lalu, teori perkembangan yang menyatakan homoseksualitas berkembang karena respon terhadap pendidikan seseorang dan personal history mereka. Kemudian, teori behavioris yang mengatakan homoseksiualitas merupakan hal yang dipelajari. Sedangkan, teori sosiologis yang melihat homoseksualitas merupakan hasil dari dorongan sosial dalam masyarakat. Serta teori interaksional yang merupakan gabungan atau imteraksi dari keempat teori lainnya (Carroll, 2010).

Dari buku yang saya baca, saya menemukan penelitian yang menarik perhatian saya. Berdasarkan teori biologis, faktor fisiologis juga menjadi pembanding antara kaum homosexual dan heterosexual. Salah satunya adalah dari panjang jari, khususnya pada tangan kanan. Menurut penelitian tersebut, pola tipe jari pria adalah jari manis lebih panjang daripada jari telunjuk, sedangkan pola tipe jari wanita adalah jari manis dan jari telunjuk sama panjang atau jari telunjuk lebih panjang dari jari manis. 
Nah, pada wanita yang lesbian, pada umumnya mereka memiliki panjang jari dengan pola tipe jari pria, sedangkan pada pria gay, mereka memiliki pola tipe jari wanita dan cenderung lebih emosional daripada pria dengan panjang jari tipikal jari pria. 

Tapi, ini jangan sepenuhnya ditelan bulat-bulat ya... Faktor penyebab seseorang dapat menjadi homoseksual seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan tidak hanya disebabkan oleh faktor biologis saja, tetapi didukung oleh lingkunga juga. Ingat nature dan nurture. 

Nah, dalam blog sebelumnya, saya sempat mengungkit mengenai masalah legalisasi LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender) dan saya juga menyebutkan mengenai adanya pihak-pihak yang pro maupun kontra terhadap hal ini. Menurut readers, apa pendapat readers mengenai LGBT, khususnya homoseksual?

Homoseksual merupakan bagian dari orientasi seksual, orang berhak untuk memilih orientasi seksualnya. Being a homosexual is a choice. Menjadi seorang homoseksual saat ini juga bukan merupakan sebuah gangguan psikologis karena sudah tidak termasuk didalam DSM V. Apalagi, bila readers menemui seseorang dengan kecenderungan homoseksual, sebaiknya readers dapat membantunya hingga orang tersebut dapat coming out dan jangan jadikan sebagai bahan diskriminasi. 

Coming out adalah saat individu yang merasa dirinya adalah homoseksual dapat membangun self identity  dan dapat mengkomunikasikannya dengan orang lain. Untuk dapat menunjukkan diri yang sebenarnya tetapi merasa berbeda dengan masyarakat sulit lho...Bayangkan jika seorang yang homoseksual mengalami diskriminasi oleh masyarakat di lingkungannya, pastinya tidak menyenangkan dan dapat saja mengganggu psikologis dari orang tersebut, seperti merasa depresi, sendirian, bahkan hingga meninggkatkan resiko bunuh diri. Nah lhoo... enggak mau kan kejadian sampai bunuh diri?

Oke, sekian dulu pembahasan mengenai sexual orientation. Sebenarnya masih banyak lagi yang dapat dibahas, may be next time saya dapat membahasnya lagi. See ya'

sumber: Carroll, J. L. (2010).Sexuality now: Embracing diversity (3rd ed.). Belmont, CA: Wadsworth Cengage Learning.

10 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar