Senin, 15 September 2014

Heteroseksual, Homoseksual, Biseksual,, Salah atau Benar??? (Yohana Pratama)


  
Teman-teman, kalian pasti sudah tidak asing kan saat mendengar tentang heteroseksual, homoseksual, atau biseksual? Nah, kalian tahu kan bahwa itu adalah bagian dari sexual orientation? Lalu, menurut kalian salah gak sih apabila individu memutuskan untuk menjadi homoseksual atau biseksual? Dan, apa kalian tahu alasan individu tersebut memutuskan untuk menjadi homoseksual atau biseksual?
Untuk mengetahui jawabannya, yuuk kita bahas mengenai sexual orientation secara lebih lengkap dari sebelumnya... hihihi....

Sexual orientation mengacu pada ketertarikan seseorang secara emosional, fisik, seksual, dan romantis pada jenis kelamin tertentu. Sexual orientation terbagi menjadi tiga jenis yaitu heteroseksual, homoseksual (gay atau lesbian), dan biseksual. Pemilihan seseorang dalam sexualorientation dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, hormon, urutan kelahiran, dan fisiologi. Lalu, faktor seperti peran gender dan interaksi dalam kelompok bermain, serta ada juga pengaruh dari lingkungan sosial, dan budaya yang mempengaruhi pemilihan individu dalam sexual orientation. Selain itu, adapula faktor yang mempengaruhi seperti reinforcement dan punishment yang diterima individu dari orang sekitarnya.
Kemudian, apakah menjadi homoseksual atau biseksual adalah hal yang salah? Kalo menurut saya, hal itu tidak salah karena setiap individu punya hak untuk memilih, dan selama individu tersebut merasa nyaman dengan pilihannya. Maka, sebaiknya kita juga memandang hal tersebut secara positif. Seperti di beberapa negara, misalnya, Thailand yang membebaskan warga negaranya dalam hal seksualitas. Tetapi, tidak sedikit negara yang juga melarang adanya homoseksual atau biseksual seperti di India, China, dan Hongkong. Akan tetapi, menurut saya yang menarik adalah di India, karena di negara tersebut gay lebih diterima daripada lesbian. Hal ini dikarenakan banyak pasangan gay telah mempublikasikan hubungan mereka ke media. Selain itu, banyak keluarga yang takut apabila anak perempuannya menjadi lesbian, sehingga akan menikahkan anak perempuan mereka secepatnya.
Tak kalah menarik dari India, di Sambia, anak-anak tidak mendapatkan ASI dari ibu mereka yang menyebabkan mereka harus meminum air mani. Sehingga secara tidak langsung, sejak dari kecil mereka sudah diajarkan untuk menjadi homoseksual. Tetapi, setelah mencapai masa pubertas, anak-anak tersebut sudah tidak meminum air mani. Dan, saat usia 18 tahun, mereka akhirnya diajarkan untuk hidup dalam pernikahan, sehingga selama sisa hidup mereka akan menjadi heteroseksual.
Teman-teman, kalian tahu tidak alasan individu memutuskan untuk menjadi homoseksual atau biseksual itu karena apa? Nah, ada dua orang tokoh yang bernama Masters dan Johnson menjelaskan bahwa alasan individu menjadi homoseksual atau biseksual karena mereka mempunyai hubungan heteroseksual yang buruk. Sehingga mereka mencoba untuk melakukan hubungan homoseksual, dan menganggap bahwa hubungan homoseksual itu menyenangkan. Selain itu, adapula yang mengatakan bahwa saat menjalani hubungan heteroseksual, mereka merasa terikat dan asing.
Ehh, teman-teman, kalian pernah berpikir juga gak bahwa individu yang homoseksual atau biseksual dapat mempublikasikan diri mereka? Nah, mungkin ada beberapa individu yang akhirnya mengalami yang namanya coming out tuh. Proses untuk membangun self identity pribadi dan mengkomunikasikannya dengan orang lain itu disebut dengan coming out. Saat ini, sudah ada beberapa individu yang melakukan coming out seperti pasangan homoseksual yang berada di India dan Hongkong yang pernah mempublikasikan keberadaan diri mereka sebagai pasangan homoseksual. Menurut saya, tindakan ini mempunyai dampak positif bagi pasangan homoseksual, seperti mereka lebih dapat membuka diri dihadapan orang lain. Selain itu, mereka juga dapat menyadarkan masyarakat bahwa para pasangan homoseksual perlu diterima dan hak-hak mereka sebagai manusia perlu dihargai.

9 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar