20 June 2012
Ketika zaman 1960-1990, orang-orang
mencari pornografi dengan membeli CD/VCD dengan judul Blue Film. Harga
yang cukup mahal dan juga susah didapatkan, dikarenakan keterbatasan
sumber daya dan juga uang. Sekarang, zaman sudah berubah total, ketika
informasi sudah menjadi bagian sehari-hari zaman ini. Dibutuhkan
kecepatan dan juga waktu yang sesingkat-singkatnya dalam mencari
data atau informasi yang dibutuhkan. Masalah pornografi tetap dengan
tempo dulu menjadi daya tarik yang paling susah dilepas oleh banyak
orang dari segala suku, usia, bangsa, jenis kelamin, maupun agama. Hal
ini dilihat dari penggunaannya yang mencapai 3 miliaran orang yang
mencari pornografi.
Pornografi yang dimaksud di sini adalah
tindakan yang mencari kesenangan pribadi atau kelompok dengan bentuk
memamerkan alat kelamin, berhubungan badan, hal-hal yang berbaur
sensual, erotis, dan bersifat ketelanjangan. Berdasarkan hasil pencarian
Google, Sekitar 3,260,000,000 dengan hasil (0.14 detik) orang mencari
Seks. Jaringan seks menjadi sesuatu yang sangat susah diperangi apalagi
dilawan. Karangan ini mencoba membahas masalah keterikatan pornografi
diluar dari batas moral yag ditentukan.
Saran
Seorang
yang terikat pornografi akan terus terikat sampai mereka tua sekalipun.
Hal tersebut seperti meminum air garam yang akan terus haus. Saran
praktis adalah lari, tidak dapat seseorang yang berusaha tidak mau untuk
menjelajah porno dengan terus melawan, ia akan juga diseret oleh hasrat
itu sendiri (lust). Lari merupakan hal yang paling mudah dilakukan
untuk menghindari pornografi dan juga yang paling susah dipraktekan.
Konsep diri yang benar adalah senjata yang paling tepat dalam
menghadapi pornografi. Jauh lebih mudah menghadapi pornografi di luar
daripada ketika ia sudah di dalam. Konsep diri di sini melihat bahwa
diri rentan dan harus menjauh sebelum waktu yang kekal ditentukan untuk
menikmati seks. Konsep diri di sini adalah penyangkalan diri. Melihat
diri adalah makhluk yang merupakan makhluk yang dependen dengan
penciptanya.
Tiga hal yang esensi yang membuat orang susah
untuk terlepas dari pornografi. Pertama, manusia dicemarkan. Kedua,
manusia terbatas. Ketiga, manusia diciptakan. Itulah yang menyebabkan
mengapa kita perlu sosok yang jauh lebih agung dalam menghadapi masalah
tersebut. Kita membutuhkan role-model dalam menjaga kita tetap menjadi
seorang yang berakhlak dan bermoral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar