13 Agustus 2012, tepatnya hari Senin yaitu hari pertama
saya dan teman-teman masuk kuliah setelah menikmati libur yang cukup panjang.
Mata kuliah pertama yang saya pelajari adalah Psikologi Perempuan dengan dosen
Ibu Henny. Saya merasa sangat senang di kelas tersebut karena pelajarannya
sangat menarik ditambah dengan gaya mengajar Ibu Henny yang menyenangkan,
membuat saya mudah menyerap informasi-informasi dalam mata kuliah tersebut.
Mata kuliah Psikologi Perempuan ini diawali
dengan pembahasan feminisme atau feminis yang merupakan gerakan perempuan yang
menuntut kesetaraan hak dengan pria. Pada dasarnya, sering kali perempuan
dinilai lebih rendah daripada pria, atau lebih lemah dibandingkan pria. Padahal
tanpa sadar para pria bisa mencapai kesuksesan dengan adanya dukungan dari
perempuan. Di beberapa Negara, masih menelantarkan hak asasi perempuan hingga
saat ini. Hal ini dapat ditandai dengan maraknya perdagangan manusia (human
trafficking), salah satu contoh film yang saya ingat tentang human
trafficking – sex trafficking di Meksiko yang
berjudul “Trade” (http://www.imdb.com/title/tt0399095/) di film tersebut
diperlihatkan bahwa perempuan sangat dinilai rendah, mereka diculik, lalu
diperjual belikan melalui internet dengan cara dilelang dan dibawa dengan truk
oleh penjualnya, polisi di Meksiko pun “menggunakan jasa” mereka secara paksa
tanpa menindak lanjuti masalah tersebut ke jenjang hukum yang semestinya.
Perempuan-perempuan tersebut tidak memiliki harapan untuk selamat dari hal
tersebut. Dengan ketidak adilan seperti inilah maka gerakan feminisme sangat
dibutuhkan, agar para perempuan seperti di Negara Meksiko dapat hidup tenang
dan diperlakukan secara adil dalam hidupnya.
Lain halnya dengan istilah yang dikenal
sebagai sexism, yaitu prasangka atau diskriminasi terhadap peran
gender seseorang (berdasarkan jenis kelamin - perempuan atau pria). Sejak zaman
dahulu, perempuan selalu dikenal dengan perannya di dalam rumah tangga (ibu
rumah tangga) dan pria berperan sebagai pencari nafkah. Namun,
seiring berjalannya waktu, dengan adanya bentuk feminisme, banyak perempuan
yang dapat berkarir atau mencari nafkah seperti para pria. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya business women. Seperti dalam film “I
Don’t Know How She Does It”
(http://www.imdb.com/title/tt1742650/) yang diperankan oleh Sarah Jessica
Parker, pada film tersebut ia merupakan seorang business woman yang
sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap dapat mengurus kehidupan rumah
tangganya. Walaupun, sesekali terdapat perdebatan dengan suaminya tentang karir
dan keluarga, tetapi pada akhirnya ia dapat mengatasi dan menyeimbangkan
kehidupan rumah tangga dengan karirnya.
23 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar