Saya menulis artikel ini setelah mendapatkan beberapa informasi di kelas psikologi perempuan. Pada pertemuan pertama, ibu Henny menjelaskan bahwa psikologi itu awalnya tercipta hanya untuk laki-laki, penelitian-penelitian psikologi saat itu khususnya ditujukkan kepada laki-laki kulit putih. Pada saat ilmu psikologi tercipta, hak sosial antara laki-laki dan perempuan masih berbeda, saat itu perempuan masih dilihat sebelah mata. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, para perempuan pun mengeluarkan suara mereka untuk menyerukan hak-hak nya. Setelah itu orang-orang baru mendalami psikologi perempuan, karena pada dasarnya, laki-laki dan perempuan tidak hanya memiliki bentuk fisik yang berbeda, akan tetapi sifat dan perilakunya pun berbeda.
Hingga saat ini pandangan masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan pada umumnya masih tidak terlalu berbeda dari yang dulu. Kebanyakan orang masih memiliki rasa stereotype terhadap perempuan. Contoh yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika di jalanan, kita menemui mobil yang berjalan pelan, atau kurang mahir saat parkir, pada umumnya secara spontan orang-orang akan mengira yang mengendarai mobil tersebut adalah perempuan. Hal-hal seperti inilah yang masyarakat kita perlu sadari, kenapa masih ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Stereotyping seperti ini pun kerap terjadi dalam rumah tangga, dan karir perempuan. Perempuan dianggap tidak akan dapat melakukan pekerjaan laki-laki. Menjadi sopir misalnya, orang akan cenderung menganggap sopir perempuan kurang mahir dalam menyetir karena dia adalah seorang perempuan. Berbeda jika sopir itu laki-laki maka akan langsung dipercaya kalau mahir dalam menyetir dan dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Seiring dengan kemajuan zaman, masyarakat harus mulai memiliki pemikiran yang lebih luas, dan tidak menggunakan pikiran stereotype terhadap perempuan lagi. Ilmu psikologi perempuan juga membantu kita untuk lebih dapat mengerti maupun mengenal tentang sifat dan perilaku perempuan, supaya masyarakat lebih menghargai perempuan-perempuan dan supaya mereka mendapatkan hak-hak nya. Satu hal yang pasti, saat ini perempuan berkembang menjadi lebih baik secara perlahan-lahan untuk mendapatkan hak sama dengan laki-laki Semoga tulisan dari saya ini membantu pembaca untuk memperluas wawasan akan keadaan yang sedang kita hadapi di masyarakat ini.
Hingga saat ini pandangan masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan pada umumnya masih tidak terlalu berbeda dari yang dulu. Kebanyakan orang masih memiliki rasa stereotype terhadap perempuan. Contoh yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika di jalanan, kita menemui mobil yang berjalan pelan, atau kurang mahir saat parkir, pada umumnya secara spontan orang-orang akan mengira yang mengendarai mobil tersebut adalah perempuan. Hal-hal seperti inilah yang masyarakat kita perlu sadari, kenapa masih ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Stereotyping seperti ini pun kerap terjadi dalam rumah tangga, dan karir perempuan. Perempuan dianggap tidak akan dapat melakukan pekerjaan laki-laki. Menjadi sopir misalnya, orang akan cenderung menganggap sopir perempuan kurang mahir dalam menyetir karena dia adalah seorang perempuan. Berbeda jika sopir itu laki-laki maka akan langsung dipercaya kalau mahir dalam menyetir dan dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Seiring dengan kemajuan zaman, masyarakat harus mulai memiliki pemikiran yang lebih luas, dan tidak menggunakan pikiran stereotype terhadap perempuan lagi. Ilmu psikologi perempuan juga membantu kita untuk lebih dapat mengerti maupun mengenal tentang sifat dan perilaku perempuan, supaya masyarakat lebih menghargai perempuan-perempuan dan supaya mereka mendapatkan hak-hak nya. Satu hal yang pasti, saat ini perempuan berkembang menjadi lebih baik secara perlahan-lahan untuk mendapatkan hak sama dengan laki-laki Semoga tulisan dari saya ini membantu pembaca untuk memperluas wawasan akan keadaan yang sedang kita hadapi di masyarakat ini.
26 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar