Komunikasi dalam hubungan, penting gak sih ?
Dalam era tekhnologi canggih seperti sekarang ini, masalah komunikasi sepertinya bukan hal yang sulit. Semudah membalik telapak tangan, semudah itu pula kita bisa menghubungi seseorang. Tidak terbatas waktu, tempat dan keadaan, kita mudah sekali menghubungi orang lain tanpa ada kendala yang berarti. Kecuali orang yang kita hubungi tersebut, tidak memiliki alat komunikasi. Itu lain lagi ceritanya.
Salah satu alat komunikasi adalah handphone dan zaman sekarang, handphone sudah bukan lagi barang mewah, setiap orang baik di kota maupun di desa, orang dewasa maupun anak-anak sudah banyak yang memiliki handphone. Malah seringkali terdengar ejekan, kuno atau tidak modern, jika seseorang tidak memiliki handphone di zaman sekarang ini.
Sejak pertama kali diperkenalkan, handphone atau disebut juga telepon seluler hingga saat ini perkembangannya sungguh luar biasa. Operator telekomunikasi pertama di Indonesia adalah Telkomsel. Layanan pertama mereka diluncurkan pada tahun 1995. Walaupun baru kurang lebih 10 tahun kemudian baru mulai banyak orang yang mempergunakannya, karena pada awalnya harga handphone begitu mahal dan operatornya pun baru satu dua, itu berpengaruh pada jangkauan jaringannya yang terbatas, hanya di kota besar dan sekitarnya. Tetapi saat ini kita bisa melihat begitu terjangkaunya harga sebuah handphone dan banyaknya operator yang tentunya saling berlomba baik dalam soal jangkauan jaringan maupun tarifnya.
Kemudian kita mengenal yang namanya BlackBerry yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Hingga saat ini Blackberry begitu mendominasi pengguna alat komunikasi karena fasilitasnya yang lebih mempermudah dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan komunikasi itu sendiri.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa makna komunikasi secara sederhana adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain hingga terjadinya kesepakatan. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif, dalam Effendy (1994) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
• Komunikator (siapa yang mengatakan?)
• Pesan (mengatakan apa?)
• Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
• Komunikan (kepada siapa?)
• Efek (dengan dampak/efek apa?)
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Kemampuan komunikasi yang baik merupakan bagian integral dari semua hubungan yang sehat dan pasangan yang tahu bagaimana berkomunikasi satu sama lain lebih bahagia, lebih puas, dan memiliki kesempatan yang lebih baik membuat hubungan mereka terakhir. Masalah hubungan banyak berasal dari komunikasi yang buruk.
Komunikasi menumbuhkan saling pengertian, meningkatkan keintiman emosional, dan membantu memperdalam perasaan cinta dan keintiman. Namun, kurangnya keterampilan komunikasi merupakan sumber utama dari masalah dalam hubungan. Memiliki keterampilan komunikasi yang buruk, ketidakmampuan untuk mengungkapkan diri, atau mendengarkan masalah masing-masing dapat menyebabkan masalah komunikasi.
Deborah Tannen (dalam Carroll, 2010) mengusulkan bahwa ada perbedaan mendasar antara pria dan cara berkomunikasi perempuan, dan dia disebut perbedaan-perbedaan "genderlects". Dia menemukan bahwa perempuan lebih terlibat dalam pembicaraan-hubungan (rappory talk), sedangkan pria lebih terlibat dalam pembicaraan-laporan (repport talk). Pria juga cenderung lebih menggunakan bahasa slang (bahasa yang dipopulerkan oleh anak muda) dalam komunikasi mereka, sedangkan wanita lebih mendukung dan menggunakan kata-kata lebih menyiratkan perasaan.
Wanita lebih memiliki kemampuan dalam menangkap bahasa non-verbal dibandingkan dengan laki-laki (Carrol, 2010). Oleh sebab itu, untuk para wanita apabila ingin mengatakan sesuatu lebih baik langsung dibicarakan kepada pasangannya apa yang diinginkan. Apabila hanya menggunakan bahasa nonverbal saja maka ada kemungkinan pasangannya tidak mengetahui maksud dan tujuan, dan hal ini dapat menyebabkan salah paham bahkan perselisihan.
Ada beberapa cara untuk dapat berkomunikasi lebih efektif. Salah satunya adalah meningkatkan keterbukaan diri pada pasangan (Carroll, 2010). Namun, jangan terlalu mengungkapkan banyak hal atau rahasia sebelum hubungan kita dengan pasangan sudah dekat dan stabil, contohnya seperti rahasia keluarga atau pribadi.
Banyak hal yang dapat mengganggu dalam komunikasi, contohnya seperti informasi yang terlalu banyak dan juga keadaan yang bising di sekitar tempat kita berbicara (Carroll, 2010). Tetapi yang terpenting adalah ketika pasangan kita sedang berbicara sebaiknya kita benar-benar mendengarkan dan menyimak agar kita mengetahui perkataan yang ia ucapkan, sehingga tidak terjadi salah paham atau “ga nyambung”.
Kalau dikritik kita dengarkan terlebih dahulu baru kita mempertanyakannya, tunggu sampai pasangan kita selesai bicara dan jangan memotong pembicaraannya (Carrol, 2010)
Jika ingin mengungkapkan perasaan negatif hendaknya tidak menggunakan kata-kata kasar karena ketegangan akan meningkat (Carrol, 2010).
Ruben & Steward (2005) menyatakan bahwa :
- Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
- Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.
- Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
- Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
- Komunikasi adalah populer.
Berdasarkan hal ini, maka bisa dikatakan bahwa komunikasi memegang peranan penting dalam suatu hubungan. Komunikasi yang baik akan menghasilkan hubungan yang baik pula. Dan komunikasi yang macet atau mandeg, akan berakibat macetnya pula hubungan itu sendiri. Bahkan mengakibatkan hancurnya sebuah hubungan.
Seperti dijelaskan pada awal tulisan ini, dengan kemajuan tekhnologi seperti sekarang, sangatlah mudah untuk kita bisa melakukan komunikasi. Bukan hanya lewat suara, tetapi bisa lewat sms, blackberry messenger, bahkan video call seperti WhatsApp.
Oleh sebab itu sangat disayangkan apabila fasilitas yang ada seperti ini tidak digunakan secara positif untuk kita membangun suatu hubungan yang sehat melalui komunikasi yang baik.
Agar komunikasi yang kita lakukan mencapai maksud dan tujuannya maka pada saat proses komunikasi itu berlangsung diperlukan beberapa faktor pendukungnya, yaitu (Karuh, 2010):
- Sikap saling percaya. Apabila tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil. Sebab kedua belah pihak dikuasai oleh perasaan curiga.
- Pertalian. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung. Misalnya situasi atau keadaan yang sedang kacau, maka komunikasi akan terhambat sehingga komunikasi tidak berhasil.
- Kepuasan. Komunikasi harus dapat menimbulkan rasa kepuasan antara kedua belah pihak. Kepuasan ini tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak penerima berita dan sebaliknya penerima berita mau memberikan respon positif kepada pemberi berita.
- Kejelasan. Dalam berkomunikasi dibutuhkan kejelasan isi berita, tujuan yang hendak dicapai dan kejelasan makna istilah yang dipergunakan
- Keterbukaan. Bersikap terbuka berarti rela mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan sesama
- Dukungan. Situasi keterbukaan belum cukup apabila komunikasi kita berada dalam tekanan dan ketakutan. Apabila kita tahu akan dikritik dan dicaci maka kita akan segan untuk berbicara. Oleh sebab itu, situasi yang mendukung akan mendukung keberhasilan komunikasi kita.
Sering juga kita menemukan hubungan yang rusak karena adanya kesalah-pahaman dalam komunikasi. Komunikasi yang macet atau tidak ‘nyambung”, sering jadi penyebab rusaknya suatu hubungan. Komunikasi yang baik tidak dapat dibangun dalam satu hari, tetapi harus terus diupayakan dan dibina secara terus-menerus.
Satu hal yang mesti diwaspadai dalam membina hubungan yang baik adalah penggunaan yang salah dari alat komunikasi yang kita pergunakan sehari-hari sehingga menimbulkan konflik dalam hubungan itu sendiri. Kecanggihan tekhnologi bisa sangat membantu terciptanya hubungan yang baik, dengan mudahnya kita berkomunkasi dengan orang yang kita kasihi. Tetapi dapat juga menjadi alat penghancur sebuah hubungan, dengan mulainya salah penggunaan. Oleh sebab itu penggunaaan tekhnologi harus dapat disesuaikan fungsinya dan digunakan dalam artian positif.
Sebagai salah satu contoh, penyalahgunaan telepon genggam atau handphone banyak merusak hubungan keluarga. Keretakan bahkan berlanjut sampai perceraian, padahal, handphone sebenarnya ditemukan untuk mempermudah komunikasi, meningkatkan hubungan antara umat manusia, saling merbagi informasi, dan mensejahterakan umat manusia (Khayam & Muhtadi, 2012).
Kesimpulan
Pentingnya komunikasi yang baik dan dua arah dalam membina suatu hubungan, dan diperlukan usaha yang dilakukan secara terus-menerus agar komunikasi bisa menjadi lancar sehingga dapat tercapainya tujuan yaitu memiliki hubungan yang baik. Kita banyak diuntungkan dengan kecanggihan tekhnologi yang dapat menunjang terciptanya komunikasi yang baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Ulysses R. (2010). Awal mula sejarah handphone. Diakses pada 2012, 13 Juni dari http://awalmula.com/awal-mula-sejarah-handphone.html.
Luxboy (2009). Sejarah Blackberry. Diakses pada 2012, 13 Juni dari http://gugling.com/2009/02/23/sejarah-blackberry/.
Fatia, P. (2012). Ketika Pesan Singkat Jadi Sumber Konflik Cinta. Diakses pada 2012, 20 Januari dari http://id.she.yahoo.com/ketika-pesan-singkat-jadi-sumber-konflik-cinta.html.
Karuh, J. H. (2010). Komunikasi dalam keluarga. Diakses pada 2012, 20 Juni dari http://blessedday4us.wordpress.com/2010/06/04/komunikasi-dalam-keluarga/.
Khayam, K. K. A., & Muhtadi, D. (2012). Jika disalahgunakan, HP rusak hubungan keluarga. Diakses pada 2012, 20 Juni dari http://regional.kompas.com/read/2012/05/21/10333466/Jika.Disalahgunakan.HP.Rusak.Hubungan.Keluarga.
Prakosa, A. (2009). Pengertian Komunikasi . Diakses pada 2012, 20 juni dari http://adiprakosa.blogspot.com/2009_09_01_archive.html.
Ruben, B. D., & Stewart, L. P. (2005). Communication and human behaviour. USA: Alyn and Bacon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar