Sudah sangat sering kita mendengar tentang Aborsi. Aborsi sendiri adalah Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Pengeluaran janin ini dibantu oleh tangan manusia, entah itu melalui obat-obatan atau menggunakan alat dan lain-lain.
Ada beberapa jenis aborsi: yang pertama adalah aborsi spontan, aborsi ini terjadi tanpa campur tangan dari manusia, terjadi begitu saja yang mungkin dikarenakan kualitas sel telur dan sperma yang kurang baik atau umur calon ibu yang belum cukup. Yang kedua adalah aborsi yang disengaja, aborsi ini dilakukan sengaja dan sadar menggunakan obat-obatan atau alat untuk menghentikan pertumbuhan janin dan mengeluarkannya dari tubuh calon ibu karena calon ibu tidak menginginkan janinnya. Jenis yang terakhir adalah aborsi terapeutik atau medis, aborsi ini dilakukan karena demi kepentingan calon ibu, biasanya calon ibu memiliki penyakit seperti jantung atau darah tinggi yang akhirnya membuat calon ibu tidak memungkinkan untuk mengandung atau melahirkan anak karena bisa mengancam nyawa calon ibu itu sendiri.
Proses aborsi sendiri bermacam-macam (Yudhim, 2009).
- Kehamilan muda satu bulan, Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung terhisap dan hancur berantakan.
- Kehamilan 1-3 bulan.
Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu,
bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara
menusuk
anak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan
menggunakan semacam tang khusus untuk aborsi. Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau leher. Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya diremukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah dikeluarkan dari kandungan. Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini. Ada
potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian
tubuh lain yang mungil. Anak tak berdosa yang masih sedemikian kecil telah dibunuh dengan cara yang paling mengerikan. - Kehamilan 3-6 bulan.
Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya
sudah terlihat jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa
menggenggam. Tubuhnya sudah bisa merasakan sakit, karena
jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik. Aborsi dilakukan dengan
terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan. Pertama, diberikan
suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari bayi itu akhirnya meninggal.. Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya berdetak keras. - Kehamilan 6-9 bulan.
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah
kelihatan, termasuk mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil.
Jari-jarinya juga
sudah menjadi lebih jelas dan otaknya sudah berfungsi baik. Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut
hidup-hidup, kemudian dibunuh. Cara membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat sampah, ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah. Sehingga tangisannya berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai.
Diperkirakan kasus aborsi di Indonesia saja mencapai angka 2.5 juta per tahun (Insetyonoto, 2012). 10-20% pelakuanya adalah perempuan yang masih remaja. Pergaulan yang bebas, control dan pengawasan dari orangtua yang kurang menyebabkan remaja saat ini dengan mudahnya melakukan hubungan seksual pranikah tanpa tanggung jawab. Seks pranikah sekarang ini sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang taboo, akibatnya begitu banyak remaja hamil diluar nikah yang memutuskan aborsi karena takut jika orangtuanya sampai tahu, tidak mau terbebani dengan adanya anak yang harus diurus sedangkan usia yang masih sangat muda, masih ingin bermain-main dan masih banyak alasan lainnya. Aborsi dilakukan dengan sengaja bukan hanya pada perempuan yang melakukan seks pranikah saja, tetapi juga bagi para perempuan yang sudah menikah. Perempuan yang sudah menikah biasanya melakukan aborsi karena kontrasepsi yang gagal, alasannya melakukan aborsi karena sudah terlalu banyak anak, anak yang masih kecil-kecil dan bahkan ada ibu yang tega melakukan aborsi hanya karena tidak menginginkan anak dengan jenis kelamin calon bayi tersebut.
Pencegahan Aborsi
Kehamilan tentu saja dihasilkan oleh hubungan seksual, seperti yang sudah dikatakan di atas, control dari orangtua sangat berperan dalam pencegahan perilaku seksual pranikah, anak sejak kecil sebaiknya diajarkan tentang anatomi tubuh, bagian mana yang boleh disentuh oleh orang lain mana yang tidak boleh (dari Ibu Henny), sehingga anak bisa menjaga dirinya dan berani berkata tidak jika suatu hari anak diajak berhubungan seksual sebelum menikah. Ketika remaja orangtua juga perlu mendekatkan diri pada anak agar anak bisa terbuka sehingga orangtua mengetahui bagaimana pergaulan yang dijalani oleh anak dan orangtua tahu bagaimana harus menasehati anak mereka.
Ketika kehamilan pranikah sudah terjadi, reaksi pertama yang muncul adalah kaget dan takut. Banyak remaja yang memutuskan aborsi karena tidak berani mengatakan hal yang terjadi pada keluarga terutama orangtua, karena biasanya reaksi orangtua sangat buruk bahkan ada yang sampai mengusir anak mereka sendiri. Tetapi orangtua adalah orang yang terdekat dengan kita, mungkin reaksi pertamanya buruk, tetapi lama-kelamaan orangtua pasti mau menerima dan mendukung secara moril dan materil. Banyak-banyak berdoa dan beribadah juga disarankan agar calon ibu menghindari hal-hal negative seperti aborsi atau menyakiti diri sendiri karena rasa bersalah, memperkuat iman akan membuat calon ibu bisa menerima keadaan.
Penutup
Aborsi bukanlah jalan keluar. Bagaimana bisa seorang calon ibu membunuh darah dagingnya demi kepentingan sendiri. Perbuatan yang sudah dilakukan tentu saja harus disertai dengan tanggung jawab, bukan malah melarikan diri dengan mengorbankan calon bayi yang tidak bersalah. Banyak orang yang mati-matian ingin hamil dan memiliki anak, bahkan sampai mengeluarkan uang berjuta-juta rupiah untuk bayi tabung, karena itu hargailah jika sudah diberi. Mungkin proses aborsi tidak terlalu lama dan tidak terlalu sakit, tetapi pengalaman yang mengerikan dengan membunuh anak sendiri akan teringat selamanya pada calon ibu yang akan mengakibatkan perasaan bersalah seumur hidup.
sumber:
Definisi aborsi. Diakses pada 2012, 16 Juni dari http://www.aborsi.org/definisi.htm
Insetyonoto (2012). Walah, kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta per tahun. Diakses pada 2012, 16 Juni dari
http://www.harianjogja.com/2012/channel/jateng/walah-kasus-aborsi-di-indonesia-capai-25-juta-per-tahun-179249
Yudhim (2009). Proses aborsi. Diakses pada 2012, 16 Juni dari http://yudhim.blogspot.com/2009/07/proses-aborsi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar