Jumat, 17 Agustus 2012

Pelecehan Seksual terhadap Anak-anak (Ivana Prafitasari)

June 6, 2012 at 8:45pm ·

Kasus pelecehan terhadap anak kerap terjadi di sekeliling kita. Ada yang tingkatannya ringan tetapi ada juga yang berat dan bahkan sampai mengakibatkan terjadinya pembunuhan. Kita seringkali mendengar kisah mengerikan di media tentang anak-anak yang dianiaya atau diserang secara seksual. Seorang guru prasekolah yang diduga melecehkan sekitar  50 anak telah ditangkap di Amsterdam, Belanda, dan Lima orang anak laki-laki yang berusia 3 sampai 15 tahun diduga menjadi korban pencabulan guru agama mereka di daerah Bogor ( KOMPAS.com ). Berita semacam ini tentu menimbulkan ketakutan di kalangan orang tua.

Sebelum membahas apa itu pelecehan seksual, akan disinggung terlebih dahulu arti kata dari pelecehan seksual. Menurut kamus besar Indonesia (1990) pe ngertian pelecehan seksual adalah pelecehan yang merupakan bentuk pembendaan dari kata kerja melecehkan yang berarti menghinakan, memandang rendah, mengabaikan. Sedangkan seksual memiliki arti hal yang berkenan dengan seks atau jenis kelamin, hal yang berk enan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.
Dengan demikian, berdasarkan pengertian tersebut maka pelecehan seksual berarti suatu bentuk penghinaan atau memandang rendah seseorang karena hal -hal yang berkenan dengan seks, jenis kelamin atau aktivitas seksual antara laki -laki dan perempuan.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya pelecehan seksual terhadap anak. Diantaranya banyak orangtua sibuk dengan pekerjaan dan urusan kantor. Sibuknya aktivitas di luar rumah, membuat para orangtua tidak bisa mengawasi dan melindungi anaknya selama 24 jam. Dan juga banyak orangtua yang juga tidak mengikuti perkembangan zaman dan tekhnologi. Sehingga banyak orangtua yang ‘kecolongan” ketika anak mereka terjebak dalam pergaulan yang salah di dunia maya.

Faktor lain adalah anak kurang dibekali pengetahuan tentang pelaku kejahatan dan bentuk kejahatan seksual itu sendiri.  Sehingga anak tidak dapat memproteksi dirinya sendiri terhadap orang-orang yang berniat jahat.  Entah itu, dari orang asing, maupun orang terdekat. Masalahnya, sebagian besar kasus pelecehan seksual pada anak dilakukan orang yang dikenal oleh anak.
Pelakunya bisa jadi adalah guru, tetangga, atau kerabat dekat. Orang-orang yang biasanya menunjukkan minat pada anak, terkadang justru bisa menjadi pelaku pelecehan atau kekerasan seksual pada anak.

Seperti dikutip dari Docstoc, ada 7 alasan kenapa orang melakukan pelecehan seksual:

1. Lingkungan sosialnya.
Kondisi di mana seorang laki-laki dan perempuan dibesarkan akan mempengaruhi bagaimana perilakunya nanti. Berbagai sudut pandang bisa menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang untuk melakukan pelecehan seksual.

2. Suasana sekitar yang mendukung.
Biasanya pelecehan seksual lebih banyak terjadi di fasilitas umum terutama pada angkutan umum yang penuh, sehingga seseorang suka mencari-cari kesempatan.

3. Memiliki kekuasaan yang lebih tinggi.
Beberapa orang terkadang menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan pelecehan, umumnya pelaku berpikir korban adalah orang yang lemah atau takut kehilangan pekerjaannya.

4. Stres terhadap perkawinannya.
Mengalami stres terhadap kehidupan pernikahannya akan membuat seseorang berada dalam tekanan emosional sehingga rentan melakukan pelecehan seksual.

5. Mengalami penurunan moral.
Saat kondisi seseorang mengalami kelemahan moral, seringkali menganggap seks pranikah atau 'one night stand' adalah sesuatu yang wajar sehingga menganggap hal tersebut bukanlah pelecehan seksual.

6. Memiliki perilaku seks yang menyimpang.
Biasanya orang ini memiliki kelainan seperti suka memperlihatkan alat vitalnya, suka membahas masalah-masalah pornoaksi atau memiliki perilaku suka mengintip.

7. Kurangnya peraturan hukum yang ada.
Beberapa orang melakukan pelecehan seksual karena memang belum ada peraturan hukum yang bisa membuat seseorang merasa jera.

Korban pelecehan seksual ini akan merasa sangat malu, takut dan cenderung menunggu hingga hal tersebut tak tertahankan lagi baru akan melapor atau mengeluh.

Dampak yang bisa ditimbulkan akibat pelecehan seksual adalah menimbulkan stres atau depresi serta merasa dikucilkan. Dalam pelecehan seksual efek yang ditimbulkan meliputi fisik dan juga masalah psikolog

Untuk mengenali seorang pelaku pelecehan seksual memang tidak mudah. Namun, sebagai orangtua, Anda perlu mengajarkan anak soal pelaku kejahatan ini. Caranya, seperti Anda mengajarkan soal bahaya bermain api atau benda tajam, atau bermain di dekat kompor. Beri informasi pada anak, bahwa kejahatan ini bisa menimbulkan efek yang buruk.

Untuk mengantisipasi hal ini, sebaiknya orang tua memastikan keamanan anak-anak dari hal-hal yang dapat menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Dan mengambil langkah-langkah preventif guna melindungi anak-anak dari pelaku pelecehan seksual.

Bagi para orang tua ada beberapa yang perlu diwaspadai terkait proses pelaku pelecehan seksual mendekati si korban. Proses tersebut, menurut ahli tumbuh kembang anak, Donna L. Stewart, Ph.D seperti yang dikutip dari Republika Newsroom, umumnya mengandung beberapa langkah-langkah, diantaranya yakni :
  • Membangun kepercayaan dan meruntuhkan pertahan diri seorang anak
  • Berpura-pura berbagi ketertarikan, latar belakang, pengalaman dan lain hal yang serupa
  • Memberi hadiah sebagai cinderamata pertemanan
  • Mengajak bermain-main
  • Memberi tumpangan kendaraan
  • Memberi akses berharga, hal pribadi, keleluasaan atau melakukan aktivitas yang kerap tanpa batas.
  • Menjadi pendengar yang baik dan memberi simpati, contoh dengan ungkapan "Tidak ada seorang pun yang mengerti selain aku, "Saya di sini untukmu", atau "Aku tahu seperti apa itu rasanya"
  • Berusaha meyakinkan keluarga
  • Melakukan hubungan dekat dengan orang tua (orang tua tunggal atau keluarga berantakan adalah target utama)
  • Berupaya memperoleh kepercayaan atau mengambil keuntungan kepercayaan orang tua si anak atau pengasuh anak
  • Berperilaku sebaik dan sewajar mungkin untuk menghilangkan kemungkinan dicurigai
  • Secara bertahap mengikis batas-batas
  • Meningkatkan kontak fisik secara tidak wajar seperti memeluk, menyentuh area tubuh tidak berbahaya (tangan, menggosok punggung, menggaruk rambut dll)
  • Berpura-pura tidak sengaja menyentuh atau bertubrukan dengan si bocah
  • Memposisikan fisik berdekatan dengan calon korban (tidur di ranjang sama)
  • Melibatkan anak dalam perilaku non-seksual yang tidak tepat (merokok, minum alkohol dsb)
  • Menyentuh atau mengelus di bagian tubuh anak secara tak wajar
  • Melakukan hubungan diam-diam dengan anak
  • Menyusupkan pikiran ketakutan dalam anak bahwa ia akan mendapat masalah besar bila aktivitas mereka terungkap
  • Mengatakan pada anak bahwa sentuhan antara mereka adalah baik dan hubungan mereka spesial.
    Memberi tahu anak ada konsekuensi jika mereka melaporkan perilaku tersebut, contoh "Keluargamu akan membencimu"
  • Berupaya membuat si anak patuh
  • Meningkatkan intensitas perilaku seksual berkali-kali
  • Memanipulasi anak untuk melakukan atau membolehkan mereka melakukan aktivitas seksual yang anak-anak suka
  • Mengancam melukai korban atau seseorang yang dekat dengan korban jika mereka tidak menurut
Keterangan diatas bisa menjadi acuan bagi orangtua untuk mewaspadai tindakan-tindakan orang yang dapat diduga memiliki niat jahat terhadap anak.  Sehingga bisa melakukan pencegahan dan anak terhindar dari perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab.

Selain mengenali ciri-ciri pelaku kejahatan, anak pun perlu dibekali pengetahuan tentang apa saja yang seharusnya dia tahu, sehingga anak dapat mengerti dan membatasi diri apabila ada orang yang mencoba melakukan tindakan yang tidak seharusnya.

Cara terbaik untuk memberikan pendidikan seks kepada anak dengan dilihat dari tingkat usia anak Anda.
  • Balita (1-5 tahun)
Pada usia ini, Anda bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek.

Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis.

Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.
  • Usia 3-10 tahun
Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan yang umum seperti bagaimana asal-usul bayi. Jawaban-jawaban yang sederhana dan terus terang biasanya efektif.

Contoh #1: "Bayi berasal dari mana?" Anda bisa menjawab dari perut ibu. Atau Anda bisa tunjukkan seorang ibu yang sedang hamil dan menunjukkan lokasi bayi di perut ibu tersebut.

Contoh #2: "Bagaimana bayi keluar dari perut Ibu?" Anda bisa menjawab bayi keluar dari lubang vagina atau vulva supaya bisa keluar dari perut ibu.

Contoh #3: "Mengapa bayi bisa ada di perut?" Anda bisa menjawab bahwa bayi di perut ibu karena ada benih yang diberikan oleh ayah kepada ibu. Caranya adalah ayah memasukkan benih tersebut menggunakan penis dan melalui vagina dari ibu. Itu yang dinamakan hubungan seks, dan itu hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang telah menikah.
  • Usia Menjelang Remaja
Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.


  • Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi.
Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.

Hubungan orangtua dan anak pun menjadi salah satu faktor penentu. Keterbukaan atau tidak adanya rahasia diantara orangtua dan anak dapat membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dan orangtua seharusnya mengetahui dengan siapa anak bergaul, teman sebayanya, dan siapa guru nya, pelatih olahraga, dan orang dewasa lain yang ada dalam pergaulan anak Anda.  Jangan menggantungkan tanggung jawab anak anda ke orang lain tanpa menanyai, mempelajari karakter dan motivasi mereka.
Untuk langkah pencegahan, sangat direkomendasikan untuk selalu memperhatikan anak anda dan orang-orang disekitar kehidupan anak anda.

Selain itu perangkat hukum kita yang mengatur hal tersebut secara khusus dan rinci juga belum maksimal. Selama ini pelaku hanya bisa dijerat dengan beberapa pasal dalam KHUP: 1) pencabulan (pasal 289-296); 2) penghubungan pencabulan (pasal 295-298 dan pasal 506); persetubuhan dengan wanita dibawah umur (pasal 286-288). Padahal dalam kenyataan, apa yang dimaksud dengan pele-cehan seksual mungkin belum masuk dalam kategori yang dimaksud dalam pasal-pasal tersebut.
Jika kita memperbandingkan dengan aturan hukum tentang pelecehan seksual di USA yang ter-tuang dalam Title VII of the Federal Civil Rights Act tahun 1964 yang telah diamandemen oleh kongres pada tahun 1991, maka kita dapat melihat betapa hukum disana telah mengatur secara rinci tentang apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual berikut sanksi hukum yang berlaku bagi para pelakunya. Dengan aturan hukum yang jelas dan rinci tersebut maka akan sangat memudahkan korban untuk melaporkan hal-hal apa saja yang dianggap sebagai pelecehan seksual.
Pemahaman tentang pelecehan seksual sudah seharusnya diatur secara rinci. Hal ini amat berguna sebagai bahan pembuktian di pengadilan jika ada korban yang melaporkan. Oleh karena itu amatlah penting untuk membuat definisi tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pelecehan seksual tersebut.

Semua hal tersebut diatas akan sangat bermanfaat apabila diperhatikan oleh orangtua, sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari dan lebih baik aman saat ini daripada menyesal kemudian hari. Dan pemerintah hendaknya mengatur dan menetapkan hukuman yang seberat-beratnya bagi pelaku pelecehan seksual sehingga menimbulkan efek jera.

Daftar pustaka

Judul : Perlindungan dan Penegakan HAM terhadap Pelecehan Seksual
Sri Endah Kinasih Jurusan Antropologi, FISIP Universitas Airlangga
Dari : journal.unair.ac.id/filerPDF/Perlindungan%20dan%20Penegakan%20HAM.pdf

Judul : Lindungi anak dari pelecehan seksual
Dikutip dari Republika Newsroom
Terbit : Selasa, 29 September 2009 14:08,
Diambil 05 juni 2012
Dari http://www.menegpp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=53 )

Judul : Pendidikan Seks untuk anak
Terbit : Rabu, 20 Januari 2010
Diambil 05 Juni 2012
Dari http://kumpulan.info/keluarga/anak/40-anak/258-pendidikan-seks-anak.html

Judul ; Pelecehan seksual
Terbit : rabu 21 April 2010
Diambil 05 juni 2012-06-05 dari :
http://makalahcenter.blogspot.com/2010/04/pelecehan-seksual.html


Judul : 7 Alasan orang melakukan pelecehan
Terbit : Rabu, 14/07/2010 18:00 WIB
Diambil 06 juni 2012-06-06
Dari : http://health.detik.com/read/2010/07/14/180012/1399327/766/7-alasan-orang-melakukan-pelecehan-seksual?993306755

judul : Lima anak jadi korban cabul gurunya
Terbit : Jumat, 23 Juli 2010 | 20:51 WIB
Diakses 06 Juni 2012-06-06 dari : http://nasional.kompas.com/read/2010/07/23/20515470/Lima.Anak.Jadi.Korban.Cabul.Gurunya

Judul ; Pelaku pelecehan 50 anak ditangkap
Terbit : Rabu, 15 Desember 2010 | 14:16 WIB
Diakses : 06 Juni 2012
Dari :
http://nasional.kompas.com/read/2010/12/15/14162021/function.simplexml-load-file

Tidak ada komentar:

Posting Komentar