Jumat, 17 Agustus 2012

Seksualitas pada Lansia (Wanda Kiki)

 June 20, 2012 at 9:17am ·

Lansia adalah rentang usia yang tidak dapat dihindari oleh seseorang, proses menjadi tua adalah proses yang terjadi dari kelahiran hingga masa tua. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut WHO, batasan lansia meliputi: usia pertengahan (middle age), adalah usia antara 45-59 tahun , usia lanjut (elderly), adalah usia antara 60-74 tahun, usia lanjut tua (old), adalah usia antara 75-90 tahun, usia sangat tua (very old), adalah usia 90 tahun keatas (Suparyanto, 2010). Karena ada proses perubahan fisiologis karena proses menua, maka banyak pasangan lansia yang tidak dapat menikmati hubungan seksual. Walaupun eksistensi dalam berhubungan seksual tidak seperti orang yang masih muda, hubungan seksual tetap penting bagi para lansia. Masalah-masalah seksual yang biasa terjadi pada lansia adalah impotensi dan disfungsi ereksi.
Pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktifitas seksual pada usia lanjut biasanya berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari aspek vaskuler ,hormonal dan neurilogiknya. Berikut ini adalah pembagian tahapan seksual (Andriani, 2009):
  1. Fase Desire
Pada wanita: Terutama dipengaruhi oleh penyakit baik dirinya atau pasangan masalah hubungan antar keduanya ,harapan cultural dan hal-hal tentang harga diri .desire/hasrat padfa lansia wanita mungkin munurun dengan makin lanjutnya usia ,teta[I hal ini bisa bervariasi.
Pada pria: Interval untuk meningkatkan hasrat melakukan kontak seksual meningkat .hasrat dipengaruhi oleh penyakit,kecemasan akan melakukan seks dan masalah hubungan antara pasangan .mulai usia 55 tahun testosterone menurun bertahap yang akan mempengarihi libido.
  1. Fase Orousal (Penggairahan)
Pada wanita: Pembesaran payudara  berkurang ,semburat  panas dikulit menurun ;elastisitas dinding vagina menurun ,lubrikasi vagina menurun .iritasi uretra dan kandung kemih miningkat ,otot-otot yang menegang pada fase ini menurun.
Pada pria: Membutuhkan waktu lebih lama untuk ereksi ,ereksi kurang begitu kuat .testosteron menurun ,produksi sperma menurun bertahap mulai dari usia 40 tahun ‘elevasi testis ke perineum lebih lambat dan lebih sedikit ,penguasaan atas ejakulasi biasanya mulai sedikit.
  1. Fase Argasmik (Fase Muscular)
Pada wanita: Tanggapan orgasmic mungkin kurang intens disertai lebih sedikit kontraksi ;kemampuan untuk mendapatkan orgasme multiple berkurang dengan makin lanjut usia.
Pada pria: Kemampuan mengontrol ejakulasi membaik,kekuatan kontraksi otot dirasakan berkurang jumlah kontraksi /orgasme menurun ,volume ejakulat menurun.
  1. Fase Pasca Orgasmik
Pada wanita: Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah secara segera lebih sukar.
Pada pria: Periode refrakter memanjang secara fisiologik ,dimana ereksi dan orgasme berukutnya lebih sukar terjadi .
Hambatan  Ativitas Seksual Pada Usia Lanjut (Andriani, 2009): Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan sosial ,yang mengaggap bahwa aktivitas sosial tidak layak , seperti pada lansia yang yng berada diinstitusi ,misalnya di panti wreda hambatan tewrutama adalah karena peraturan dan ketiadaan privasi di institusi tersebut. Hambatan internal psikologik  seringkali sulit  dipisahkan secara jelas degan hambatan eksternal .seringkali seorang lansia  sudah merasa tidak bias dan tidak pantas berpenampilan untuk bisa menarik  lawan jenisnya, serta obat-obatan yang sering diberikan pada penderita usia lanjut dengan patologi multipel juga sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual pada usia lanjut ,seperti dapat dilihat dari pada tabel berikut ini.
Hubungan seksual pada lansia mempunyai manfaat:
  1. Dapat melepaskan dari stress. Hubungan seks dapat menekan tekanan darah dan dapat meringankan dari stress.
  2. Hubungan seks dapat memperkuat imunitas tubuh. Hubungan seks membuat fisik kita menjadi sehat, sehingga meningkatkan antibody immunoglobulin A.
  3. Hubungan seks membakar kalori. 30 menit melakukan hubungan seksual dapat membakar 85 kalori.
  4. Hubungan seks memperkuat salurah pembuluh darah kita. Lansia yang melakukan hubungan seksual secara rutin dapat menyelamatkan mereka dari resiko penyakit jantung.
  5. Hubungan seks membuat lebih percaya diri.
Kesimpulan
Lansia dengan perkembangan fisiologisnya yang terus menurun serta fungsi seksualitasnya yang ikut menurun juga tetap memerlukan hubungan seksual. Hubungan seksual pada lansia lebih diperuntukan untuk kesehatan, seperti menjaga imunitas dan meredam stress pada lansia, serta agar lansia lebih percaya diri akan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Judul : Seksualitas Pada Lansia
Posted by Andriani, Muda on September 30, 2009
Diambil 18 Juni 2012
Dari : http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/30/seksualitas-pada-lansia-3/

Judul : Konsep Lanjutan Usia (Lansia)
Posted by Suparyanto on july 10, 2010
Diambil 18 Juni 2012
Dari : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-lanjut-usia-lansia.html

Judul : Manfaat Hubungan Seksual Pada Lansia
Posted by admin
Diambil 19 June 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar