Jumat, 17 Agustus 2012

Mencegah Perilaku Seksual Menyimpang pada Anak (Reysien Wk)

May 29, 2012 at 10:14pm ·

Mencegah Perilaku Seksual Menyimpang pada Anak
Beberapa waktu yang lalu kita dikagetkan dengan mencuatnya kasus Riyan, pemuda berperilaku seksual menyimpang (homoseksual) yang dengan sadar telah membunuh secara sadis beberapa ”teman dekatnya”. Sampai sekarang kasus tersebut masih terus ditangani polisi. Perilaku seksual menyimpang semacam itu sejatinya bukan sesuatu yang baru.
Perilaku homoseksual sejatinya merupakan bentuk perilaku seksual yang bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Hubungan seksual terjadi tidak hanya sekadar untuk memuaskan hawa nafsu semata, tetapi memiliki tujuan penting seperti menyangkut kelangsungan kehidupan, yaitu untuk melanjutkan keturunan. Dengan begitu, maka hubungan seks sejenis jelas tidak dibenarkan karena tidak mungkin akan menghasilkan keturunan. Agar perilaku seksual menyimpang ini tidak berkembang, maka harus dilakukan pencegahan sedini mungkin.

  • Langkah-Langkah Pencegahan
1. Menjauhkan anak dari berbagai rangsangan
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Pada diri manusia terdapat potensi (dorongan) hidup yang senantiasa mendorong untuk melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Pertama yang disebut dengan kebutuhan jasmani seperti makan, minum, dan membuang hajat. Kebutuhan ini menuntut pemenuhan yang bersifat pasti. Kalau tidak terpenuhi, seseorang akan mati. Tidak ada orang yang kuat terus menerus menahan lapar dan haus, begitu pula buang hajat. Kedua, adalah naluri yang menuntut adanya pemenuhan saja. Jika tidak dipenuhi, manusia tidak akan mati, tapi akan merasa gelisah, hingga terpenuhinya kebutuhan tersebut. Salah satu bentuk naluri adalah naluri mempertahankan jenis yang manifestasinya bisa berupa dorongan seksual. Dari segi munculnya dorongan (tuntutan pemuasan), kebutuhan jasmani bersifat internal, yakni muncul dari dalam diri manusia sendiri. Orang ingin makan karena lapar, ingin minum karena haus, ada atau tidak ada makanan. Sementara naluri baru akan muncul kalau ada rangsangan-rangsangan dari luar. Dorongan seksual muncul misalnya setelah melihat atau membayangkan wanita yang cantik, membaca buku, nonton film dan sebagainya.

Demikian juga hasrat untuk melakukan homoseksual akan muncul bila terdapat rangsangan-rangsangan yang mendorong untuk mencoba atau melakukannya. Ada dua rangsangan yang umumnya merangsang manusia, yaitu pikiran dan realitas yang nampak. Pemikiran liberali telah mendorong orang untuk mencoba melakukan homoseks. Menurut paham ini, orang bebas melakukan apa saja termasuk dalam memenuhi dorongan seksualnya. Tolok ukurnya pun bersifat materialistik. Karenanya, aktivitas homoseksual ditempatkan sebatas sebagai cara memuaskan hasrat seksual. Selain itu, alasan hak asasi manusia (HAM) sering kali dijadikan sebagai dalih. Selama pemikiran-pemikiran ini terus dikembangkan di tengah masyarakat atas nama kebebasan pribadi dan berekspresi, maka penyimpangan seksual tersebut akan tetap ada.
Tuhan telah menganugerahkan potensi-potensi tersebut sekaligus cara-cara pemenuhannya. Aturan-aturan ini dibuat tidak lain adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.  Tuhan yang menciptakan manusia, Dia pula yang paling tahu apa yang terbaik bagi hambaNya. Karena dorongan seksual ini baru akan muncul jika ada rangsangan dari luar, maka agama telah memberi seperangkat pemahaman yang dapat mengatur kecenderungan seksual manusia secara positip, yaitu dengan seperangkat aturan dalam urusan pernikahan dan segala sesuatu yang terpancar darinya. Agama juga berusaha mencegah dan menjauhkan manusia dari segala hal yang bisa membangkitkan perasaan seksualnya.

2. Menguatkan identitas diri sebagai anak laki-laki atau perempuan
Telah ditentukan oleh Tuhan, bahwa segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan. Ia telah menciptakan malam, maka diiringi dengan siang. Begitu pula diciptakan laki-laki oleh Tuhan sebagai pasangan wanita.
Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Tuhan.
Dan Tuhan menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).

Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang kelak akan diperankannya. Mengingat perbedaan tersebut, maka agama telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang telah ada tetap terjaga. Agama menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan memiliki kepribadian feminin. Agama tidak menghendaki wanita menyerupai laki-laki, begitu juga sebaliknya. Pola asuh orang tua dan stimulasi yang diberikan, memiliki peran yang besar dalam memperkuat identitas anak sebagai laki-laki atau perempuan.

3. Membatasi pergaulan sejenis
Disamping telah memberikan aturan bagaimana bergaul dengan lawan jenis, agama juga memberikan atauran hubungan sejenis.
Laki-laki yang melihat aurat laki-laki ataupun perempuan yang melihat aurat sesama perempuan akan terangsang. Hal ini dapat menjadi pemicu penyimpangan seksual. Apalagi kalau tidur dalam satu selimut.

4. Secara sistemik menghilangkan berbagai hal di tengah masyarakat yang dapat merangsang orang untuk melakukan homoseksual.
Saat ini banyak beredar VCD terkait dengan homoseksual. Bahkan tayangan-tayangan di televisi juga seringkali menghadirkan sosok laki-laki yang menyerupai perempuan. Di dunia maya juga berkeliaran promosi tentang itu. Dalam hal ini diperlukan kebijakan yang tegas dari Pemerintah agar masyarakat terjaga, dan anak-anak tidak terdorong untuk mencoba.

Penutup
Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting. Baik pertumbuhan organ fisiknya, psikologis dan sosialisasi atau interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pada masa ini hendaklah para orang tua memberikan bimbingan dan pengarahan termasuk di dalamnya masalah seksual. Hendaknya para orang tua memberikan bimbingan dengan bijaksana. Dalam hal ini agama telah memberikan pedoman-pedomannya sebagai sistem ajaran yang lengkap telah memberikan tuntunan kepada para pemeluknya, termasuk masalah seksual. Pelanggaran dan ketidaktaatan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah akan menyebabkan kehancuran peradaban manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar