Jumat, 17 Agustus 2012

CINTA?? Butuh ga sih?? Penting ga ya?? (Pricillia Debby)

 June 20, 2012 at 6:28pm ·
 
“Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own.” (Robert A. Heinlein)


Maslow dalam Feist & Feist, 2009, menyebutkan lima kebutuhan yang membentuk hierarki merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar. Kebutuhan yang lebih rendah tingkatannya harus dipuaskan atau minimal terpenuhi secara relatif sebelum kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya menjadi motivator tindakan (Feist & Feist, 2009).
  • Psychological Needs
Kebutuhan yang paling mendasar dari manusia adalah makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan sebagainya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh paling besar dari semua kebutuhan (Feist & Feist, 2009). Kebutuhan fisiologis memiliki dua hal penting, pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpuaskan sepenuhnya atau minimal dapat diatasi. Kedua, kebutuhan fisiologis memiliki hakikat pengulangan, dimana setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan begitu seterusnya (Feist & Feist, 2009).
  • Safety Needs
Yang termasuk di dalamnya adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam  (Feist & Feist, 2009). Berbeda dengan kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman tidak dapat terpenuhi secara total karena manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman yang tidak terduga (Feist & Feist, 2009). Jika seseorang tidak berhasil memenuhi rasa aman, mereka akan mengalami yang disebut Maslow kecemasan dasar (Feist & Feist, 2009).
  • Love and Belongingness Needs
Kebutuhan yang termasuk di dalamnya adalah dorongan untuk bersahabat; keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak; kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara (Feist & Feist, 2009). Kebutuhan ini juga mencakup sejumlah aspek hubungan seksual dan hubungan antarpribadi, seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta (Feist & Feist, 2009).
  • Esteem Needs
Kebutuhan untuk dihargai mencakup penghargaan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan bahwa orang lain memandang mereka dengan perasaan menghargai (Feist & Feist, 2009). Maslow, dalam Feist & Feist, 2009, menyebutkan dua tingkatan kebutuhan untuk dihargai adalah reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi tentang prestise, pengakuan, atau ketenaran yang yang berhasil dicapai seseorang di mata orang lain, sementara harga diri adalah perasaan seseorang terhadap keberhargaan dan keyakinan dirinya (Feist & Feist, 2009).  
  • Self-Actualization Needs
Kebutuhan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri (self-fulfillment), sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Feist & Feist, 2009). Orang yang telah mencapai level aktualisasi diri menjadi orang yang seutuhnya, sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang orang lain hanya lihat sekilas atau bahkan tidak pernah lihat sama sekali (Feist & Feist, 2009).

Dapat disimpulkan bahwa sebelum manusia dapat mengaktualisasikan diri, manusia harus memenuhi lebih dahulu kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki. Jadi dicintai dan mencintai merupakan kebutuhan semua orang
Sebenarnya cinta itu yang seperti apa ya?

John Alan Lee membagi cinta kedalam 6 tipe dasar: (Pawlik, Kienlen, 2008)

1.   Eros
Orang dengan cinta ini cenderung menekankan hubungan romantis, keindahan fisik, keinginan, dan daya tarik fisik (Pawlik, Kienlen, 2008). Hubungan berdasarkan cinta eros cenderung semakin melemah dengan cepat, karena gairah tidak dapat terus menerus tinggi. Sebuah pendekatan kekasih eros untuk hubungan romantis yang sehat melibatkan fokus yang intens pada aspek emosi cinta, termasuk menemukan cara yang berbeda untuk mengungkapkan cinta (Pawlik, Kienlen, 2008).

2.   Pragma
Orang dengan cinta ini rasional dan praktis. Mereka memutuskan untuk mencintai seseorang yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan memenuhi kebutuhan mereka (Pawlik, Kienlen, 2008). Penilaian pasangan yang potensial berdasarkan pada tingkat pendidikan, profesi, pendapatan, status sosial, kepentingan bersama, potensi orang tua, dan harta benda. Jadi pendekatan yang dilakukan orang dengan cinta pragma memang tidak memfokuskan pada aspek emosional dari cinta itu sendiri (Pawlik, Kienlen, 2008).

3.   Storge
Orang dengan cinta ini berfokus pada persahabatan untuk membangun hubungan yang sehat (Pawlik, Kienlen, 2008). Cinta yang biasanya dimulai dengan persahabatan yang kuat, akhirnya berkembang menjadi perasaan cinta romantis dan keintiman. Aspek seksual dari cinta storge cenderung kurang penting daripada aspek persahabatan. Pendekatan yang dilakukan orang dengan cinta ini adalah melalui kepedulian, kasih sayang, dan bicara dari hati ke hati (Pawlik, Kienlen, 2008).

4.   Agape
Orang dengan cinta ini dikenal sebagai orang yang mencintai tanpa pamrih atau penuh dengan kasih persaudaraan (Pawlik, Kienlen, 2008). Cinta agape juga seringkali disebut sebagai cinta ilahi karena itu sama saja artinya dengan mengorbankan diri atau altruistik. Pendekatan hubungan dengan cinta ini berfokus pada memberi tanpa berharap kembali atau pamrih (Pawlik, Kienlen, 2008).

5.   Ludus
Orang dengan jenis cinta ini cenderung bermain-main dengan perasaan dalam percintaan, atau sering kali dikenal sebagai playboy. Dalam Pawlik, Kienlien, 2008, orang-orang ini disebutkan seperti kecanduan untuk membentuk hubungan romantis dan tidak ingin membangun pernikahan jangka panjang yang sehat. Orang dengan cinta ini hanya melihat sensasi pengejaran dan getaran asmara baru dalam sebuah hubungan yang romantis, bukan sebagai orang yang membangun komitmen jangka panjang (Pawlik, Kienlen, 2008).

6.  Mania
Orang dengan cinta ini bersifat posesif, sangat tergantung pada pasangan, cemburuan, dan cenderung mengendalikan (Pawlik, Kienlen, 2008). Hal tersebut menunjukkan tanda hubungan yang adiktif, bukan cinta yang sehat! Akibat dari orang yang memiliki cinta jenis ini adalah ancaman, pengintaian, bahkan bisa lebih buruk karena mereka hanya berfokus pada reaksi ekstrim dan bahkan obsesi (Pawlik, Kienlen, 2008).


Sekarang coba bayangkan orang-orang yang Anda cintai!

Termasuk cinta apakah yang Anda berikan untuk keluarga Anda? Pasangan Anda? Sahabat Anda? Bahkan tetangga atau orang disekeliling Anda?

Nah untuk teman-teman yang selama ini masih mencintai dengan kasih pragma, ludus, mania, bahkan eros yang berlebihan, ini kesempatan kita untuk sama-sama belajar praktekan cinta storge dan agape. Semua ini bukan masalah bisa atau tidak bisa, tetapi apa kita mau atau tidak mau untuk belajar mencintai dengan benar.

Let spread the right love to everyone.....

SUMBER:
Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality (7th ed.). NY: Mc Graw Hill.
Pawlik, L., Kienlen (2008). Different types of love in relationship. Diunduh pada 20 Juni 2012 dari http://suite101.com/article/6-styles-of-love-a55524
We CAN do it because we WANT do it :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar