WAWANCARA: PENDAHULUAN (Padmavirya Shanti)

    Sebagai calon S. Psi, saya mempelajari teknik wawancara untuk dapat mengumpulkan data-data atau informasi yang diperlukan. Berbeda dengan percakapan sehari-hari, wawancara mempunyai tema yang jelas dan urutan-urutan dalam melakukan wawancara. Selain itu, pewawancara juga harus memiliki pengetahuan mengenai topik wawancara. Ivey, Ivey, & Zalaquet (2010) mendefinisikan wawancara sebagai proses paling dasar untuk mengumpulkan informasi, penyelesaian masalah, dan informasi psikososial. Wawancara, selain bertujuan untuk hal-hal yang disebutkan di atas, juga berguna untuk mendekatkan diri dengan klien, melengkapi atau memeriksa kembali hasil tes psikokogi, dan juga dapat meramalkan perilaku klien.

     Untuk mencapai tujuan wawancara, terdapat beberapa hal penting yang harus disadari oleh pewawancara, yaitu:

1. Awareness: Setiap pewawancara harus sadar akan adanya berbagai masalah kontekstual yang di luar kontrol dan dapat mempengaruhi cara seseorang.Selain itu, harus juga terdapat kesadaran bahwa setiap individu mempunyai asumsi dan nilai yang berbeda-beda sehingga dapat menyebabkan bias. Bias dapat terjadi baik pada pewawancara maupun pada klien.

2. Knowledge: Setiap wawancara, juga harus mempunyai dasar ilmu pengetahuan terhadap topik wawancaranya. Pada psikolog, ia harus mengetahui dasar psikopatologis dan klasifikasinya. Selain itu, pewawancara juga sebaiknya mempunyai dasar pengetahuan akan latar budaya dari klien agar dapat memahami pengaruh budaya dalam kehidupan klien.

3. Skill: Setiap pewawancara yang baik mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan klien, baik dalam kebudayaannya maupun bahasa yang digunakan dalam wawancara. Selain itu, pewawancara juga sebaiknya mempunyai ketrampilan untuk dapat berempati dengan orang lain. Ketrampilan sosial juga dibutuhkan oleh seorang pewawancara agar dapat berhubungan secara efektif dan juga membuat klien nyaman dalam melakukan wawancara yang ada.

21 Feb 2014