Senin, 24 Februari 2014

Adakah Hubungan Teknik Wawancara dalam Pemecahan Masalah Psikologis??? (Monica Teny)

Tanpa disadari, sebelum dan di saat berlangsungnya proses konseling antara klien dengan psikolog, psikolog melakukan teknik wawancara sebagai dasar untuk mencari tahu apa yang menjadi permasalahan yang membuat klien dateng untuk berkonsultasi. Dari pertanyaan dasar “Naik apa kemari? Lahir dimana? Tinggal dengan siapa? dan lain-lain” Yang nantinya dapat membantu psikolog untuk mengetahui inti permasalahan yang dialaminya, sehingga psikolog dapat memecahkan dan menyelesaikan masalah atau beban yang dialami.
Jadi, apa sih yang dimaksud dengan teknik wawancara dalam dunia psikologis???
Wawancara adalah sebuah kegiatan dasar dalam konteks konseling antara psikolog dengan klien berupa percakapan yang nantinya sumber-sumber informasi dari klien tersebut dapat psikolog jadikan sebagai data untuk mengetahui akar permasalahan yang sedang dialami klien.
Apakah teknik wawancara sungguh dapat menemukan
inti permasalahn yang dialami klien???
Dengan teknik wawancara yang digunakan psikolog dalam proses konseling, psikolog dapat mengetahui dan menggali secara lebih dalam dan bebas mengenai diri klien. Psikolog dapat memperoleh  informasi lebih banyak, sehingga dapat memudahkan mengetahui dan mendiagnosa inti permasalahan yang dialaminya. Dalam berlangsungnya konseling, dapat dimungkinkan klien menutupi informasi-informasi yang menjadi akar permasalahannya karena malu atau takut. Ataupun klien berbohong atau bersifat talkative. Maka melalui teknik wawancara ini, psikolog juga dapat melakukan crosscheck antara informasi data yang satu dengan informasi data yang lainnya dari beberapa sesi yang sudah dilakukan. Sehingga psikolog dapat mengetahui informasi data yang menjadi inti permasalahan yang klien alami.
Apakah teknik wawancara dapat selalu menguntungkan psikolog
 untuk mengetahui inti permasalahn yang klien alami???
Secara garis besar teknik wawancara menguntungkan psikolog untuk membantu menemukan akar permasalahn yang dialami klien, tetapi tidak tutup kemungkinan terdapatnya aspek-aspek yang merugikan psikolog. Disaat klien menutup diri, difensif, berbohong, dan lain-lain, psikolog sulit untuk menggali informasi data yang sebenarnya. Psikolog memerlukan waktu yang lama untuk menemukan inti masalah yang dialami. Memerlukan ketajaman untuk melihat dan mengetahui permasalahan yang terjadi, serta membutuhkan keterampilan yang tinggi dan kesabaran untuk menggali informasi dalam diri klien.
Bersabarlah dalam bertindak,
Tajam dalam menemukan sesuatu,
dan Teliti dalam mendiagnosa!!!
24 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar