Sabtu, 22 Februari 2014

Love And Intimacy (Dinda Nabila Sholihah)

Cinta...
Siapa yang tidak kenal cinta?
Atau bahkan tidak pernah menerima dan merasakan cinta selama hidupnya?
Uhm, saya rasa semua orang tahu dan pernah merasakan cinta. Entah cinta terhadap Tuhan, orang tua, keluarga, teman, lingkungan sekitar, dan yang tidak kalah umum adalah cinta terhadap pasangannya.

Hemm, bicara tentang cinta..
Kemarin, tepatnya pada tanggal 10 Februari, untuk pertama kalinya saya mengikuti kelas perilaku seksual. Seperti biasa, setiap di awal kuliah, para dosen biasanya menjelaskan tentang kompetensi yang diharapkan, tata tertib, rencana pembelajaran, dan yang paling tidak dilupakan, yaitu tugas.
Ya, kata terakhir itulah yang biasanya membuat para mahasiswa mulai menarik nafas dalam-dalam.
Tapiiii, satu hal yang membuat saya kembali tersenyum dan bersemangat pada saat itu adalah materi perkuliahan yang cukup menarik, Love And Intimacy. Membahas cinta di bulan Februari, bulan yang dianggap oleh sebagian besar orang sebagai bulan penuh cinta :D
Well, balik lagi ke cinta..

Selama ini, mungkin kita sering mendengar keluhan dari orang-orang di sekitar, sahabat, atau bahkan dari keluarga kita sendiri mengenai pasangannya, seperti pasangannya yang tidak romantis, cuek, lebih mengutamakan teman-temannya, egois, pencemburu, sampai yang posesif. Alhasil, teman kita yang bercerita pun bertanya-tanya "Sebenernya, dia tuh cinta ga sih sama gw?".
Nah, kalau sudah begini, bagaimana ya?
Okay, let's see!

John Alan Lee (1891-1982), yang merupakan seorang penulis dan juga aktivis, menjelaskan tentang enam tipe dasar cinta, antara lain eros (romantic lover), ludus (game-playing lover), storge (quiet, calm lover), mania (crazy lover), pragma (practical lover), dan agape (selfless lover).

Eros.
Eros merupakan salah satu tipe dasar cinta, dimana ketika seseorang mulai jatuh cinta terhadap orang lain, maka ia akan mewujudkan perasannya itu dengan cara-cara yang romantis, seperti menyiapkan acara makan malam bersama atau yang lebih tenarnya dikenal sebagai romantic dinner, memberikan bunga sebagai hadiah, memberikan kejutan, memuja pasangannya, dan melakukan serentetan hal-hal lain yang memang romantis.

Ludus.
Ludus ini bisa dikatakan sebagai salah satu tipe dasar cinta yang paling saya takuti. Sebab, pada tipe ludus, orang yang jatuh cinta tersebut belum tentu benar-benar jatuh cinta terhadap kita. Bagi pecinta tipe ludus ini, memiliki pasangan adalah hal yang menyenangkan, mereka tidak melihat cinta sebagai sesuatu yang serius, dan baginya kuantitas dari kebersamannya dengan pasangan itu jauh lebih penting dibandingkan dengan kualitas hubungannya. Berganti pasangan merupakan hal yang wajar bagi mereka. Ya, julukan yang paling umum bagi mereka adalah playboy atau playgirl.

Storge.
Tidak jarang bagi kita (terutama diri saya sendiri), melihat teman-teman saya yang semula hanya bersahabat (dengan lawan jenis), namun beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian terdengar kabar kalau mereka sudah memiliki hubungan yang lebih dari sekedar persahabatan. Berpacaran. Nah, sebenarnya kenapa hal ini bisa terjadi?
Ya, jadi tipe pecinta ini disebut sebagai tipe dasar storge. Dimana, perasaan cinta muncul karena adanya keakraban atau kedekatan yang berlangsung terus-menerus sampai akhirnya timbul perasaan lain. Pecinta dengan tipe storge ini biasanya tidak agresif, santai, tidak berusaha mengontrol pasangannya, dan bagi mereka komitmen antar pasangan merupakan hal yang paling penting. Namun, pecinta dengan tipe ini biasanya juga sering memendam perasaannya, tidak mengungkapkan rasa cintanya, dan lebih pasif.

Mania.
Sesuai dengan namanya, pecinta dengan tipe ini merupakan pecinta yang agresif, baik agresif untuk mencintai, maupun agresif dalam hal meminta untuk dicintai. Jika orang yang ia cintai sudah menjadi miliknya, maka ia akan cenderung posesif.

Pragma.
Beberapa wanita sering mengeluh kalau pasangannya tidak romatis, tapi pada kenyataannya, pasangannya selalu hadir untuk wanita tersebut. Baik pada saat sedih, senang, atau hanya sekedar pertemuan biasa. Ada kemungkinan, pria ini memiliki tipe dasar cinta pragma. Dimana, pada tipe ini pecinta tidak banyak berbicara tentang cinta atau mengungkapkan rasa cintanya, melainkan langsung mewujudkannya dalam bentuk perbuatan. Mereka juga tidak suka merayu dan membuat janji, mereka lebih banyak melakukan sesuatu yang nyata, seperti melindungi pasangannya dari bahaya, mengantar dan menjemput pasangannya.

Agape.
Hemm, bisa dikatakan agape merupakan tipe pecinta yang paling sempurna. Pada tipe ini, pecinta tidak memikirkan dirinya sendiri, ia selalu mengutamakan kesejahteraan pasangannya, memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pasangannya, dan hal yang paling penting bagi dirinya adalah memberikan cinta bukan diberikan cinta.

Nah, dari sekian banyak penjelasan tersebut, tiba-tiba terlintas dipikiran saya tentang 2 pasang pasangan yang saya kenal cukup dekat dan menurut saya hubungan mereka cukup unik dan menarik jika dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh John A. Lee.

Pasangan pertama.
Sudah menjadi hal yang lumrah jika seorang wanita mengharapkan diberikan rangkaian bunga oleh pasangannya. Tapi, bagaimana ya kalau ternyata pasangannya itu bukan merupakan tipe orang yang romantis (eros)?
 Jadi, suatu hari wanita ini sedang asik menonton TV bersama suaminya, tiba-tiba muncul adegan drama dimana seorang pemuda memberikan sebuket bunga untuk kekasihnya. Wanita yang sedang asik menonton acara televisi tersebut pun spontan mengatakan kepada suaminya "Tuh, harusnya kamu juga bisa dong kasih aku bunga.", dan apa yang terjadi?
Yang terjadi adalah sang suami pergi keluar rumah dan kembali masuk hanya dalam hitungan beberapa menit. Sang suami pun kembali duduk bersama istrinya sambil memberikan setangkai bunga melati yang ia petik (baru saja) di halaman rumahnya, tidak ada kata romantis, rayuan, atau pujian. 
Melihat tingkah suaminya, wanita tersebut langsung menekuk wajahnya sambil mengumpat.
Well, mungkin suaminya tersebut memang bukan tipe orang yang romantis yang harus menunjukkan rasa cintanya secara verbal, kejutan-kejutan, atau bermanja-manja. Tetapi, yang terjadi di sini adalah sang suami benar-benar mencintai wanitanya tersebut. Hal itu dapat dilihat dari kesehariannya, dimana suami selalu meluangkan waktu untuk istri dan keluarganya, membantu kegiatan rumah tangga istrinya ketika ia libur bekerja, melakukan olahraga bersama, dan kegiatan kebersamaan lainnya. Ada kemungkinan, ika suaminya tersebut merupakan salah satu orang dengan tipe dasar cinta pragma.

Berbeda dengan pasangan pertama, pasangan kedua ini juga cukup unik. Wanita dari pasangan ini adalah teman dekat saya sewaktu SMA. Saat itu dia sedang memiliki hubungan jarak jauh dengan seorang pria yang sedang menempuh pendidikan di luar Indonesia. Pria ini dikenal sangat romantis, tetapi si wanita terlalu polos sehingga tidak pernah tahu kejadian-kejadian romatis apalagi yang sudah disiapkan oleh pasangannya tersebut, bahkan sampai pada saat usia hubungan mereka memasuki tahun yang ke dua.
Pernah pada suatu malam, wanita ini menjadi sangat marah terhadap pasangannya. Pasangannya tersebut mengajak wanitanya untuk pergi makan malam dan memintanya menggunakan pakaian yang terbaik (gaun). Namun, yang terjadi adalah wanita ini sangat terkejut sewaktu melihat pakaian yang dikenakan oleh pasangan prianya ini. Hanya kaos dan celana denim sepanjang lutut. Ketika wanita ini meminta waktu untuk mengganti pakainnya menjadi lebih santai, pria tersebut melarangnya, dan akhirnya sepanjang perjalanan pun wanita ini hanya bisa mengumpat atau yang biasa dikenal dengan istilah "ngedumel".
Kemarahan wanita ini meningkat sewaktu tahu ia hanya diajak makan warung pinggir jalan. Ia berpikir "terus,untuk apa gw dandan kalo cuma mau makan di tempat ginian?".
Suka atau tidak suka, wanita ini pun harus turun dari mobilnya dan ikut makan bersama pasangannya itu, ya sekalipun harus menjadi pusat perhatian karena salah kostum.
Selesai makan, wanita tersebut sudah tidak mau berkata apa-apa lagi, da sampai akhirnya ia secara tidak sengaja tertidur dalam perjalanan pulang.
Apa yang terjadi?
Saat wanita itu terbangun, ia pun merasa bingung dengan tempat di sekelilingnya. Laut, meja makan, lilin, dan sekelompok pemain musik. Ternyata, sang pria sudah merencanakan kejutan ini untuk wanitanyasebagai acara perpisahan karena besok pagi ia harus kembali pergi meninggalkan wanitanya tersebut.
Tidak lama setelah kebingungan, wanita itu pun melihat pasangan prianya datang dengan setelan tuxedo.
Nah, kalau sudah begini, apa si wanita tersebut masih bisa marah?


So, ada banyak tipe dasar cinta yang kita bisa lihat dalam kehidupan sehari-hari dan setiap tipe tersebut memiliki keunikannya masing-masing. Semua kita kembalikan lagi kepada diri kita sendiri.
Siapapun pasangan kita, kenali dia. Menjalin hubungan bukan hanya sekedar untuk mengucapkan "I Love You" atau menyusun harapan dan angan-angan. Tetapi, bagaimana kita dan pasangan kita saling memberi satu sama lain, memahami siapa pasangannya, serta berupaya untuk menjalin hubungan tersebut ke arah yang lebih baik. :)

16 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar