Sabtu, 22 Februari 2014

Sexual Orientation and Sexual Anatomy (Melisa Mustika)

    Orientasi seksual mengacu pada ketertarikan emosional, fisik, seksual, dan romantik seseorang pada orang lain. Kebanyakan orang pada umumnya memiliki orientasi seksual terhadap lawan jenis, namun ada juga orang yang tertarik dengan sesama jenis yang biasa kita sebut dengan homo (untuk laki-laki) atau lesbi (untuk perempuan). Orang yang memiliki orientasi seksual terhadap sesama jenis memiliki anatomi seksual yang sama dengan orang yang tertarik dengan lawan jenis. Mereka juga bisa melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Bahkan ada orang yang menikah dan sudah memiliki anak, tetapi ternyata juga tertarik pada sesama jenis. Orang seperti ini sering disebut biseksual karena tertarik pada lawan jenis dan sesama jenis.

Homoseksual

Lesbian
     Organ tubuh terbesar yang sangat sensitif dan dapat menimbulkan gairah seksual adalah kulit. Kulit juga merupakan organ seks terbesar bagi laki-laki maupun perempuan. Bagian tubuh yang sensitif terhadap sentuhan sensual (entah itu merupakan bagian anatomi seks atau bukan) disebut dengan erogenous zone.Bagian-bagian seperti payudara, puting, anus, bagian belakang leher, bibir, mulut, lidah, jari-jari, ujung kaki, telapak tangan dan kaki, daun telinga, serta paha bagian dalam merupakan contoh erogenous zone bagi kebanyakan laki-laki maupun perempuan. Erogenous zone tiap orang berbeda-beda. Sentuhan terhadap telapak tangan untuk beberapa orang mungkin dapat menimbulkan gairah seksual tetapi untuk orang-orang tertentu hal itu tidak menimbulkan apa-apa. Hal ini sangat perlu untuk diketahui oleh pasangan yang sudah menikah dan ingin melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya. Pasangan perlu mengetahui erogenous zone pasangannya. Apabila pasangan melakukan hubungan seksual tanpa mengetahui erogenous zonepasangannya, maka tingkat kepuasan dari hubungan seksual tidak akan sama. Pasangan yang erogenous zonenya tidak disentuh cenderung memiliki kepuasan yang lebih rendah terhadap hubungan seksual dibandingkan dengan pasangan yangerogenous zonenya disentuh. Apabila hal ini terus menerus terjadi, maka akan berdampak pada kehidupan pernikahan dan tentunya akan memicu konflik dalam rumah tangga.

21 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar