Minggu, 23 Februari 2014

LOVE AND INTIMACY (Melisa Chandra)


     Ada beberapa tipe cinta yang pernah saya temui.Yang pertama adalah cinta yang biasanya terjadi saat masa sekolah. Dimana seseorang bisa tertarik dengan lawan jenis karena fisiknya. Seperti sodara saya yang laki-laki yang masih duduk di kelas SMP sedang dekat dengan teman ceweknya. hal ini seringkali disebut dengan "cinta monyet".waktu saya tanya "kenapa kok bisa suka", jawabannya "cantik ci, trus kurus orangnya". hal ini dinamakan romantic love yang berarti orang bisa menyukai seseorang karena kertertarikan fisik dan hasrat seksual. yang biasanya terjadi saat awal pacaran.
     Tipe kedua adalah cinta yang terjadi saat kedua orang mulai ada kedekatan kepada satu sama lain. seperti jika ada pasangan menjadi lebih nyaman, bisa lebih terbuka. Tipe kedua ini dinamakan passionate love, dimana cinta satu sama lain mulai ada new attachment. 
     Tipe cinta yang terakhir adalah cinta yang melibatkan perasaan saling menyayangi, kedekatan terhadap pasangannya. Tipe cinta terkahir adalah companiote love. Biasanya pasangan yang memiliki companionate love bisa berkahir ke pelaminan dan bahagia.
    
Pada dasarnya cinta harus dibuat menurut 3 element (menurut Robert Sternberg), antara lain:
a. passion, dimana passion membuat pasangan menjadi bergairah dan melakukan seks dengan pasangannya. Jika tidak ada passion/gairah, maka hubungan pasangan akan menjadi garing.
b. intimacy, dimana pasangan harus memiliki keintiman, kedekatan, dan merasa nyaman terhadap pasangannya,
c. decision/commitmen, hal ini sangat penting, karena jika tidak ada komitmen terhadap pasangan. Bisa terjadi selingkuh, atau hal buruk lainnya.

     Ada beberapa pendekatan teoriyang menjelaskan terbentuknya cinta. Yang pertama menurut teori behavioral reinforcement. Misalnya saya bisa suka sama seseorang, karena orang tersebut memberikan penguatan positif terhadap saya. Seperti ia memotivasi saya untuk menjadi orang lebih baik, suka beliin saya makanan, baik terhadap saya, dan hal-hal baik lainnya. Sehingga saya menjadi sayang sama dia.
     Sedangkan menurut teori kognitif. Saya bisa suka sama seseorang karena saya berpikir saya menyukai dia. Jadi menurut pikiran saya, kalau saya menyukai dia, maka saya menyukai dia, kalau saya tidak berpikir saya tidak menyukai dia, maka saya tidak suka. Lain halnya menurut teori physiologi arousal. Cinta bisa terjadi jika saya secara fisik tertarik dengan orang tersebut dengan berbagai alasan.
     Menurut teori prespektif evolusi, cinta bisa terjadi karena ada kebutuhan kita untuk dilindungi dari hal luar, untuk melindungi anak kita, dan kebutuhan seksual. Maka banyak pria-pria sekarang ingin berbadan besar/ berotot, karena ingin melindungi wanitanya. Teori terakhir adalah teori biologi, dimana dikatakan orang bisa suka sma seseorang karena ada pheromones. Jadi misalnya saya suka seseorang, karena saya suka baunya dia (bukan parfurm).
   
     Waktu SMP atau SMA, banyak dari teman saya memilih pasangan berdasarkan fisik, seperti dia ganteng/cantik, dia tinggi. dia kurus, seperti itu. Sekarang ini, pada masa kuliah dan kerja, orang cenderung memilih pasangan bukan berdasarkan fisik lagi, tapi ke komitmen terhadap pasangannya.
     Cinta ada juga sisi negatifnya. Saat saya sedang pergi orlahraga sama pacar saya, saya pernah ngambek, karena pacar saya sedang treadmill di sebelah cewek yang seksi dan cantik, Hal ini dinamakan jeaolus, dimana saya berusaha mengendalikan pasangan saya supaya tidak melirik cewek lain. Tapi ada juga yang sampai pacarnya dilarang ini itu, lalu harus selalu mau tau keadaan pacarnya, kemana pacarnya pergi harus ikut. Hal ini dinamakan posesif, dimana orang tersebut memiliki masalah terhadap self esteem dan pribadinya.

     Dalam berpasangan, hal yang seringkali diremehkan dan bisa menyebabkan seseorang bertengkar adalah komunikasi. Biasanya laki-laki hanya berkomunikasi intinya saja. Seperti pacar saya, biasanya telepon kasih tau untuk fitnes, kasih tau mau kuliah, dan lain sebagainya. Hal ini dinamakan report-talk. 
     Sedangkan saya suka bercerita tentang kejadian-kejadian dari penting sampai gak penting. Lalu jika saya mau sesuatu, biasanya saya suka memberikan kode, tapi tidak mau berkata  secara terus terang. Hal ini dinamakan rapport talk. Kedua tipe komunikasi ini yang membuat saya sering beradu pendapat. Seperti saya suka cerita apa aja, tapi pacar saya respondnya hanya sedikit. Saat saya mau pergi, saya kasih kode", pacar saya suka gak peka. Hahahaha. Bersyukurnya masih bisa diselesaikan, karena biasanya salah satu pihak ada yang mengalah, dan mencoba untuk memperbaikinya.
 
     Good lovers adalah pasangan yang saling sensitif terhadap kebutuhan dan keinginan pasangan mereka  dan dapat mengkomunikasikan dengan baik keinginan mereka sendiri. Jadi kita semua tau bahwa komunikasi adalah salah satu yang terpenting supaya hubungan bisa sehat dan terpuaskan. 
15 Feb 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar