Minggu, 23 Februari 2014

Love and Intimacy (Adelina William)

Topik mengenai "love" di setiap perbincangan atau perkuliahan sekalipun memang sangat menarik untuk didengar, termasuk dengan saya. Dalam pertemuan pertama mata kuliah perilaku seksual, kami membahas love and intimacy di dalam kelas dan saya berhasil menyimpulkan beberapa topik utamanya.


     Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, dari cinta masa kecil hingga seseorang tersebut mulai beranjak dewasa. Setiap orang yang baru-baru saja mulai mengenal cinta atau mulai berpacaran pasti akan merasakan romantic love dimana mereka mengalamai ketertarikan satu sama lain sampai tidak peduli dengan kata-kata maupun nasehat orang lain ya serasa dunia itu milik berdua. Mungkin seperti pepatah pula yang mengatakan bahwa " Love is blind". Bagi orang-orang yang pernah berpacaran pasti akan merasakan tahap romantic love ini, dan tahap ini merupakan tahap awal ketika dua orang yang mulai saling mencintai dan hal ini wajar sekali terjadi pada kita. Selain itu, beberapa orang diantara kita juga akan merasakan rasa memiliki satu sama lain atau perasaan ingin mendapatkan sesuatu dari pasangan kita, biasanya akan timbul sebuah hasrat seksual seperti ingin mendapatkan sebuah kecupan dari pasangan dan sebagainya, hal seperti ini biasa disebut dengan passionate love. Lalu, ketika seorang pasangan sudah mulai menjajaki hubungan yang lebih serius biasanya mereka akan mulai merencanakan hubungan ke depan yang lebih baik dengan memberikan adanya sebuah komitmen yang jelas dalam hubungan percintaan mereka, contohnya seperti salah seorang teman saya yang sudah berpacaran kurang lebih 4 tahun dan kemudian memutuskan untuk menikah. Dengan memutuskan untuk menikah tersebut berarti mereka itu sudah mempunyai komitmen yang jelas untuk tahap hubungan yang lebih serius lagi. Hal seperti ini biasanya dikenal sebagai companionate love.

     Sebuah hubungan dapat dikatakan berhasil apabila disana terdapat sebuah komunikasi yang baik diantara kedua pasangannya dan saling mengerti satu sama lain. Ketika di dalam kelas diceritakan bahwa wanita itu biasanya cenderung rapport talk dan laki-laki lebih cenderung untuk report talk. Nah, dalam hal seperti ini apabila dari kedua pasangan tidak ada yang mau saling mengerti terkadang dapat menyebabkan sebuah perselisihan kecil. Saya langsung senyum-senyum ketika dijelaskan seperti ini dan sambil berpikir "Oh bener juga ya emang kaya gitu ternyata". Karena saya juga senang untuk rapport talk. Disana dikatakan bahwa wanita itu cenderung tidak to the point terhadap apa yang diinginkannya dan lebih ingin memaksa pasangannya untuk mengerti dan tahu apa yang diinginkan oleh wanitanya, misalnya saja saya senang untuk menceritakan hal apapun dengan pasangan saya tetapi ya.. memang maksud keinginan dan cerita-cerita saya tidak saya ungkapkan langsung karena saya merupakan tipe yang senang untuk dimengerti oleh orang lain tanpa harus diberikan sebuah "kode" tersebut lebih dahulu. Namun kebalikan dengan pasangan saya, dia cenderung lebih cuek untuk hal-hal tersebut dan ketika maksud saya untuk menceritakan dengannya itu tidak dimengerti maka saya pun akan sangat kesal dan dari situ pula perselisihan kecil terjadi. Hal-hal seperti itu, saya yakin pasti juga banyak dialami oleh pasangan-pasangan lainnya.

     Saat melihat pasangan-pasangan yang sudah tua masih tetap mesra dan harmonis, saya sangat senang dan terkagum-kagum dengan mereka, kemudian saya juga berpikir bahwa ketika saya sudah tua nanti saya juga ingin seperti pasangan-pasangan tersebut. Pasangan tua tersebut pasti sudah memiliki komitmen yang baik yang sudah dikomunikasikan sejak awal. Dalam suatu masalah, apabila salah satu pasangan tidak ada yang mau mengalah dan mengerti maka hubungan tersebut tidak akan baik pada akhirnya, namun sebaliknya apabila salah satu pasangan saling pengertian, menjalin komunikasi yang baik, dan peka terhadap lingkungan maka hubungan yang dijalankan akan baik. 
Mengapa dalam suatu hubungan sering terjadi sebuah konflik? Terkadang pasangan cenderung tidak peduli akan sebuah hal-hal kecil padahal dari hal-hal kecil tersebut sebenarnya apabila tidak diselesaikan dapat menjadi masalah besar untuk hubungan tersebut. Oleh sebab itu, sangat penting dalam sebuah hubungan itu membicarakan hal-hal yang penting sama yang tidak penting sekalipun, karena dari situlah sesungguhnya kita dapat mengerti akan perasaan pasangan kita. Selain itu kita juga harus mengurangi ekspektasi berlebihan terhadap pasangan kita, misalnya kita ingin sifat buruk dari pasangan kita untuk berubah namun effort dari pasangan kita saja tidak ada untuk berubah dan sebaiknya akan lebih apabila kita cenderung lebih mengarahkan dan terus membimbingnya ke sesuatu yang lebih baik tersebut.

Sebuah hubungan dikatakan harmonis bukan dari seberapa lama mereka sudah berpacaran atau menjalin cinta tetapi bagaimana cara pasangan tersebut mempertahankan hubungannya. Karena hubungan yang harmonis adalah bentuk keteguhan dan kepercayaan yang sudah terjalin dari masing-masing pasangannya untuk membina hubungan dengan lebih baik lagi.
 

Quote of the day: 

 "Learn To Appreciate What You HAVE Before Time Makes You Appreciate What You HAD"

15 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar