Jujur saja, pada awalnya, saya merasa pertemuan kedua, kelas perilaku seksual, akan membosankan. Saya pribadi merasa saya sudah memiliki cukup pemahaman tentang orientasi seksual (baiklah saya sok) pada manusia dan pembahasan tentang anatomi seksual tidaklah menarik bagi saya. Tetapi semua berubah. Ci Tasya ternyata dapat mengemas pembahasan tentang materi yang biasa saja menjadi menarik, meskipun memang penjelasan tentang orientasi seksual jauh lebih menarik di bandingkan dengan penjelasan tentang anatomi seksual.
Saya rasa, hampir semua orang sudah memiliki pemahaman tentang jenis-jenis orientasi seksual. Meskipun demikian, saya akan tetap menuliskan pembahasan singkat tentang orientasi seksual. Orientasi seksual dapat dibagi menjadi tiga macam. Homoseksual (gay and lesbian), heteroseksual (straight one), dan orang yang dengan lelaki bisa dan dengan perempuan juga bisa, atau yang kita kenal sebagai biseksual. Cukup banyak orang dan agama yang menentang tentang homoseksual ataupun biseksual, agama saya pribadipun menenantang hal ini. Terlepas dari pandangan agama, bagi saya pribadi, tidak ada yang salah jika seseorang menyukai sesama jenis atau kedua jenis, and i say it as a straight person, a very straight person. Tetapi tentu saja, hal ini kembali ke masing-masing individu bagaimana menyikapinya.
Ketika pembahasan materi mulai beralih kepada anatomi seksual, saya merasa saya akan mengantuk, dan memang saya merasa sedikit mengantuk (Saya sempat menguap beberapa kali, maaf ya Ci Tasya :). It’s not you, it’s me.). Meskipun merasa mengantuk, saya tetap merasa mendapatkan sesuatu ketika belajar anatomi seksual. Saya mendapatkan pemahaman bahwa Tuhan ternyata sudah begitu baik dan begitu pengertian terhadap semua orang (terutama kepada perempuan). Tuhan menciptakan anatomi seksual perempuan lebih rumit dibandingkan dengan lelaki, bukan karena Tuhan iseng atau kurang kerjaan, tetapi demi kepentingan perempuan itu sendiri.
Tuhan ternyata telah memberikan proteksi alami bagi perempuan (rambut-rambut halus, labia mayora, dan labia minora) demi kepentingan dan kebaikan kita sendiri. Kita seharusnya tidak menjadi individu yang terlalu cemas dengan kebersihan organ intim dan kemudian memutuskan untuk memakai semua perawatan kebersihan organ intim yang tersedia di pasaran. Ada baiknya kita menjaga kebersihan organ intim kita secukupnya, seperti rajin menganti celana dalam. Kita sebaiknya juga menghargai pemberian Tuhan, dengan tidak melakukan operasi plastik atau mencukur habis rambut di bagian kewanitaan hanya demi keindahan semata, karena sesungguhnya tidak akan ada yang melihat organ seksual kita, kecuali suami kita. Itupun kalau punya. :p
In this post, i inserted a video about sexual orientation. As you could see, this was a long post. I realized some people would just read a half of my post or didn't read my post at all. If you only read half of my post or skipped reading, well, no, you didn't hurt me at all... Okay, i lied. You hurt me. Hahaha. I was kidding, i'm totally fine with that. But, please just spare a time to watch this video. This is a very, very beautiful video, and totally gonna worth your time. I dedicated this video to everyone who read my blog, especially for people, who are against gay and lesbian. Imagine, if we, straight people, are the one that society doesn't accept. At all.
Quote of the day: Some people love blue, some people love green, and, yes, some people apparently love blue and green. But it doesn’t really matter, right? We just have different taste. That’s all.
21 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar