Senin, 16 Juni 2014

Teknik Wawancara dalam Bidang Klinis Anak (Josephine Amelia)

Kira-kira dua minggu yang lalu, di kelas Teknik Wawancara ada kelompok yang membahas mengenai teknik wawancara pada bidang klinis, khususnya anak. Dari kelas ini saya dapat menyimpulkan bahwa, dalam berhadapan dengan anak-anak, seorang psikolog mungkin perlu menjadi seseorang yang bukan dirinya agar ia dapat masuk dalam dunia anak-anak. Karena pada kenyataannya anak kecil itu sulit diajak untuk ngobrol, terkadang ditanya apa tapi jawabnya apa. Butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi yang kita mau dari anak kecil. Setting ruangan juga perlu dibuat menarik agar anak merasa nyaman berada dalam ruangan tersebut.

 


Ini gambar ruangan khusus untuk anak-anak, saya ambil dari google.. Menarik kan ? Kelihatannya seru sih untuk saya.





Sebenarnya saya tertarik sekali pada bidang klinis anak, dan saya ingin nanti setelah lulus s1 saya melanjutkan s2 klinis anak. Tapi setelah mengikuti kelas hari itu, saya jadi agak ragu untuk belajar lebih dalam tentang klinis anak :( Sepertinya tantangannya lebih berat.

Tapi seru juga sih kalau saya pikir-pikir lagi, hehe... Seorang psikolog yang menangani anak-anak itukan tidak harus mencari semua informasi dari si anak, psikolog juga bisa bertanya kepada ibu atau ayahnya, atau orang terdekat lainnya. Nah kalau ternyata jawaban si orang tua berbeda dengan jawaban si anak, maka psikolog tersebut harus pintar melihat dimana perbedaannya dan menemukan jawaban mana yang benar. Setelah semua informasi yang dibutuhkan terkumpul baru lah psikolog dapat memberi penanganan yang lebih lanjut untuk si anak. 

Yahh... Kesimpulan untuk saya sendiri adalah : Menjadi psikolog klinis anak sepertinya menarik walaupun banyak tantangannya. Lebih menarik daripada klinis dewasa. (Kesimpulan sementara sih hehe..)

11 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar