Senin, 16 Juni 2014

Praktikum wawancara: 30 minutes interview simulation (Nadia Agustiputri Astari)

                           image
     Hari Kamis kemarin bertepatan pada tanggal 22 Mei 2014, Akhirnya kami menyelesaikan praktikum teknik wawancara dengan tiga setting yaitu pendidikan, PIO, dan klinis. Praktikum tersebut merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan sekaligus edukatif bagi kami mahasiswa. Praktikum tersebut memberikan kami  gambaran bagaimana wawancara formal akan berlangsung dalam dunia nyata. Rasa gugup dan nervous untuk menghadapai orang pasti mendera kami saat melakukan pratikum wawancara, namun dengan melakukan praktikum tersebut secara berkali-kali membuat kami menjadi mampu beradaptasi dengan situasi wawancara. Kesulitan yang saya alami mungkin mengontrol ekspresi wajah saat melakukan wawancara. Ketika saya berhadapan dengan klien yang mengatakan pendapat yang bertentangan dengn nilai yang sama miliki, tanpa disadari saya akan menunjukkan beberapa kerutan dahi (judgemental face). Padahal hal tersebut sebenarnya adalah hal yang tidak boleh dilakukan karena melalui tindakan tersebut klien mungkin akan melihat pewawancara telah memberikan penilaian yang negatif terhadap dirinya dimana hal ini akan membuat klien menjadi enggan untuk berbicara lebih banyak. Melalui praktikum ini saya menjadi tahu kelemahan serta kelebihan saya saat melakukan wawancara.
    Pengalaman yang menyenangkan bagi saya adalah ketika menjadi klien wawancara. Pada kesempatan itu, saya boleh membuat rangkaian cerita sesuai dengan yang saya inginkan. Hal ini terkadang membuat saya tertawa karena cerita yang saya buat sendiri. Hal positif lain yan dapat diambil dari praktikum ini yaitu kami menjadi lebih mengenal satu sama lain dengan mahasiswa lain. Pewawancara dan klien wawancara mungkin pada awalnya tidak mengenal satu sama lain, namun karena praktikum ini mereka menjadi mengenal satu sama lain. Praktikum ini sudah jelas membantu kami untuk mengembangkan social network yang kami miliki. Praktikum ini juga membantu kami dalam keterampilan observasi. Peran menjadi observer juga merupakan hal yang menyenangkan bagi saya.
    Praktikum wawancara ini sangat bermanfaat bagi kami untuk meningkatkan keterampilan wawancara. Saya menjadi melatih kemampuan saya dalam melakukan probing dan bagaimana menjalin rapport yang baik dengan klien wawancara. Setelah melakukan praktikum wawancara, Bu Henny dan Kak Tasya pun memberikan feedback yang pastinya sangat penting untuk perkembangan kemampuan wawancara kami. Terima kasih untuk Bu Henny dan Ka Tasya yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk melakukan praktikum wawancara yang sangat bermanfaat ini :)
27 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar